KOMPAS.com – Propaganda dalam komunikasi persuasif, biasanya digunakan untuk mencapai tujuan, seperti memengaruhi ide atau keputusan khalayak.
Dilansir dari buku Komunikasi Propaganda: Suatu Pengantar (2017) karya Muhajir Affandi, ada beberapa teknik propaganda, yaitu:
Name calling
Dalam teknik ini, propagandis (orang yang berpropaganda) menanamkan stereotip terhadap sesuatu, khususnya lawan. Caranya dengan memberi label pada hal tersebut.
Bertujuan supaya khalayak memercayai propagandis, tanpa harus mencari tahu kebenarannya.
Contohnya, Donald Trump mengeklaim bahwa virus Covid-19 berasal dari Cina, sehingga dia menyebutnya virus Cina.
Walau begitu, propagandis juga bisa menerapkan name calling bermakna positif, kepada dirinya sendiri atau kelompoknya.
Misalnya, sekutu Jepang menyebut dirinya “Saudara Tua” yang akan membantu Indonesia melawan penjajah dan mendapatkan kemerdekaan.
Baca juga: Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai
Glittering generalities
Merupakan teknik propaganda yang berkebalikan dengan name calling. Apabila name calling bermakna negatif, teknik ini justru mengandung makna positif.
Teknik ini mengasosiasikan sesuatu dengan kata bijak, tanpa memeriksa kebenarannya. Bertujuan membuat kesan baik dan mengikat perasaan khalayak.
Contohnya, “pakai aplikasi x untuk perjalanan menyenangkan!”
Testimonial
Adalah teknik propaganda yang cara kerjanya dengan memberi kesaksian baik atau buruknya sesuatu, agar khalayak mengikuti atau melaksanakan yang propagandis lakukan.
Contohnya, testimoni penilaian produk oleh selebritas atau brand ambassador produk tersebut.
Plain folks
Dilakukan dengan mendekatkan diri pada nilai dan gaya hidup suatu kelompok masyarakat. Tujuannya agar khalayak yakin bahwa propagandis merupakan bagian dari mereka.
Contohnya, kunjungan atau blusukan oleh calon gubernur di kawasan permukiman warga.
Baca juga: Propaganda: Definisi dan Tujuannya
Bandwagon
Digunakan dengan meyakinkan khalayak bahwa semua anggota dalam kelompoknya menerima dan melakukan program yang diadakan propagandis. Contohnya, pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pencegahan Covid-19.
Transfer
Teknik propaganda ini memanfaatkan pengaruh dan wibawa seorang tokoh di lingkungan tertentu. Supaya memperkuat penerimaan masyarakat terkait propaganda.
Misalnya, penggunaan Pancasila sebagai master symbol pada masa pemerintahan Soeharto. Pancasila merupakan ideologi negara. Sehingga ketika ada paham yang bertentangan, akan dianggap musuh.
Card Stacking
Diterapkan dengan memilih argumen atau bukti pendukung sesuai tujuannya. Argumen yang dipilih bisa benar atau salah.
Misalnya, promosi produk kecantikan yang hanya menyebutkan keunggulan produk, tanpa menjelaskan efek sampingnya.
Argumentum Ad Nauseam
Dilakukan dengan menyebarkan suatu gagasan secara berulang kali hingga dianggap sebagai sebuah kebenaran.
Contohnya suatu isu yang awalnya dianggap sebagai berita palsu atau hoaks. Namun, karena banyak media membicarakannya, isu tersebut kemudian dianggap sebagai suatu hal yang benar-benar terjadi.
Baca juga: 3 Konsep Utama dalam Pendekatan Ekonomi Politik Komunikasi
Black and white fallacy
Merupakan teknik propaganda yang diterapkan dengan memperkenalkan dua pilihan, di mana pilihan tersebut merupakan yang terbaik. Misalnya, pilih mesin yang tidak sehat atau gunakan oli merek x.
Obtain disapproval atau memperoleh penolakan
Bertujuan membujuk target untuk menolak suatu gagasan, dengan mengatakan bahwa gagasan tersebut adalah yang terburuk, menakutkan, atau tidak disukai.
Teknik ini cenderung mengajak suatu kelompok untuk mendukung suatu kebijakan tertentu. Misalnya gerakan penolakan pernikahan dini.
Falsifying information atau kesalahan informasi
Merupakan pemusnahan atau penciptaan informasi dari arsip publik. Tujuannya membuat suatu rekaman atau catatan palsu mengenai sebuah peristiwa.
Misalnya menghapus rekaman CCTV dalam gedung perusahaan untuk menghilangkan jejak kriminal oknum pegawainya.
Untuk menutupinya, pegawai itu membuat surat keterangan bahwa dirinya tidak ada di dalam gedung pada hari terjadinya peristiwa tersebut.
Unstated assumption atau asumsi yang tidak dinyatakan
Digunakan ketika propagandis (orang yang berpropaganda) ingin menyebarkan suatu gagasan atau informasi, namun akan tampak kurang bisa dipercaya, apabila dinyatakan secara terus terang.
Misalnya, gagasan mengenai strategi keamanan negara.
Baca juga: Jenis-jenis Propaganda dan Contohnya
Reputable mounthpiece
Dilaksanakan dengan mengemukakan suatu hal yang tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, presiden memuji kinerja menteri, walau sebenarnya kurang bagus. Hal ini dilakukan karena presiden hanya ingin menyampaikan hal yang baik saja.
Using all form of persuasion
Teknik propaganda ini dilakukan dengan menjanjikan suatu hal kepada target.
Contohnya, partai politik berjanji akan meningkatkan kualitas pendidikan di negaranya, jika terpilih sebagai pemimpin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.