Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hukum Kekekalan Massa pada Peristiwa Pembakaran Kayuma

Baca di App
Lihat Foto
chem.libretexts.org
Pembakaran kayu mengubah massa kayu menjadi abu, arang, dan juga asap
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Hukum kekekalan massa berlaku secara universal. Artinya, semua peristiwa mematuhi hukum kekekalan massa. Namun, mengapa hukum kekekalan massa tidak berlaku pada peristiwa pembakaran kayu?

Pembakaran kayu disebut tidak memenuhi hukum kekekalan massa karena pembakarannya menghasilkan arang dan abu yang ringan. Massa arang dan abu hasil pembakaran jauh lebih sedikit daripada massa kayu yang dibakar.

Namun, sebenarnya pembakaran kayu hingga menjadi arang dan abu mematuhi hukum kekekalan massa. Mengapa hukum kekekalan massa seolah-olah tidak berlaku pada peristiwa pembakaran kayu?

Hasil pembakaran kayu

Hal tersebut dikarenakan, pembakaran kayu merupakan perubahan kimia yang mengubah materi ke dalam bentuk lain. Sehingga, seolah-olah massa kayu dihancurkan dan yang tersisa hanya arang juga abu yang ringan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, sebenarnya massa kayu tidak dihancurkan, melainkan diubah ke dalam bentuk lain.

Baca juga: Hukum Kekekalan Massa

Pembakaran kayu menghasilkan uap air

Massa kayu yang dibakar juga berubah bentuk menjadi uap air. Dilansir dari Sciencing, uap air adalah zat yang paling umum dikeluarkan kayu ketika dibakar, terutama kayu muda yang masih memiliki banyak air di dalam seratnya.

Air dalam kayu menguap karena panas pembakaran dan terlepas menjadi uap air yang tercampur dalam asap pembakaran.

Pembakaran kayu menghasilkan karbon dioksida

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, ketika kayu dibakar karbon dalam kayu bereaksi dengan oksigen dan membentuk gas karbon dioksida. Gas karbon dioksida meninggalkan pembakaran kayu dalam bentuk asap dan meninggalkan arang juga abu.

Selain karbon dioksida, pembakaran kayu juga menghasilkan gas oksida nitrogen juga senyawa organik volatil.

Baca juga: Mengapa Api Sangat Penting dalam Kehidupan Manusia?

Pembakaran kayu menghasilkan panas dan cahaya

Peristiwa pembakaran kayu menghasilkan api. Dilansir dari Scientific American, api adalah konversi energi kimia menadi energi panas dan elektromagnetik dari molekul kayu juga oksigen di udara.

Artinya, sebagian massa dari kayu berubah bentuk manjadi api yang menghasilkan panas dan juga cahaya. Tidak seperti abu dan arang, panas dan cahaya yang dihasilkan pembakaran sulit untung diketahui massanya.

Pembakaran kayu menghasilkan partikel kecil

Pembakaran kayu menghasilkan asap yang terbentuk dari karbon dioksida, uap air, dan juga partikel-partikel kecil abu.

Massa abu hasil pembakaran jauh berbeda dengan massa kayu karena banyak abu yang menjadi partikel asap. Abu yang berukuran sangat kecil menyatu dengan asap dan terbawa oleh angin.

Baca juga: Mengapa Muncul Asap Saat Kita Membakar Kayu?

Artinya, arang dan abu hanyalah sebagaian dari hasil pembakaran kayu. Sehingga, massanya jauh lebih ringan dari kayu dan membuat seolah-olah pembakaran kayu tidak memenuhi hukum kekekalan materi.

Padahal materi kayu yang terbakar diubah juga menjadi asap yang berisi gas karbon dioksida, uap air, partikel kecil, gas oksida nitrogen dan juga senyawa organik volatile.

Jika semua zat hasil pembakaran ditotalkan, maka massanya akan sama dengan massa kayu juga oksigen yang digunakan selama pembakaran. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pembakaran kayu mematuhi hukum kekekalan massa.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi