KOMPAS.com - Sindiran sudah menjadi hal umum dalam menyampaikan ketidaksetujuan dalam suatu masalah atau pendapat. Namun, tidak semua sindiran bisa disampaikan secara terang-terangan karena bisa menimbulkan kontroversi.
Dalam literatur, ada dua majas yang digunakan untuk menyampaikan sindiran seseorang pada orang lain, yaitu satire dan sarkasme. Dua majas ini mungkin terdengar sama, tetapi mereka memiliki beberapa perbedaan yang mencolok.
Pengertian satire dan sarkasme
Dikutip dari buku Catatan Ringkas Stilistika (2014) oleh Andri Wicaksono, satire merupakan majas yang digunakan untuk penolakan, kritik, atau sindirian terhadap suatu gagasan, kebiasaan, atau ideologi dalam balutan komedi atau sebagau bahan tawaan.
Sedangkan, sarkasme adalah majas yang digunakan untuk menyampaikan kritik maupun penolakan dengan cara lebih keras dan kasar. Dalam sarkasme, penolakan maupun kritik disampaikan melalui celaan atau ejekan.
Baca juga: Mengapa Bahasa Merupakan Alat Komunikasi yang Penting?
Perbedaan satire dan sarkasme
Dari pengertian antara satire dan sarkasme, memang terlihat sama, tetapi sebenarnya, ada beberapa perbedaan dari berbagai sisi. Berikut perbedaan antara satire dan sarkasme:
Satire | Sarkasme |
Kata-kata sindiran disampaikan secara halus | Kata-kata sindiran disampaikan secara kasar atau tidak sopan |
Biasanya, sindiran satire dibalut dengan komedik | Sindiran sarkasme disampaikan secara serius serta penuh emosi |
Satire lebih teratur dan memiliki ketentuan bait tersendiri seperti puisi | Sarkasme biasanya diungkapkan melalui bentuk dialog |
Satire hanya berisi sindiran halus | Sarkasme terdapat kata-kata ejekan di dalamnya |
Satire memiliki tujuan untuk menarik orang-orang dalam mencari kebenaran | Sarkasme memiliki tujuan untuk menyampaikan ketidaksukaannya terhadap suatu hal |
Contoh satire dan sarkasme
Agar lebih tahu lebih jelas di mana letak perbedaan antara satire dan sarkasme, kita memerlukan beberapa contoh:
Contoh satireContoh dari penggunaan majas satire:
- Kau terlalu panas sampai memerlukan air es untuk disiram ke kepala kau.
- Kamu kebanyakan makan cabai, ya? Mulutmu pedas sekali.
- Badanmu tidak bisa diam seperti cacing kepanasan. Apa segugup itu kah kamu?
- Kurang banyak makanan kau ambil, selapar itu kah?
Baca juga: Cara Penulisan Huruf Kapital Bahasa Indonesia
Contoh sarkasmeSedangkan, contoh dari penggunaan majas sarkasme:
- Dasar tidak tahu diri! Masih saja mau utang, padahal utangmu yang lama belum dibayar.
- Apa kamu tidak punya mulut? Apa susah untuk menyampaikan opinimu?
- Setiap melihat kelakuanmu, kadang aku ingin mual.
- Gunakan kepalamu untuk berpikir, bukan mulut untuk komentar tidak jelas.
Dari beberapa contoh di atas, sudah jelas perbedaan antara satire dan sarkasme. Meskipun, dua majas ini memiliki inti yang sama, tetapi memiliki cara penyampaian yang berbeda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.