KOMPAS.com - Homonimi, polisemi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi merupakan wujud dari relasi makna.
Relasi makna adalah hubungan antara makna dari satu kata dengan kata lainnya dalam suatu bahasa.
Apa sajakah pengertian dan contoh dari relasi makna itu? Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik (2009) karya Kushartanti, dkk:
Homonimi
Menurut Kridalaksana dalam buku Kamus Linguistik (2008), homonimi adalah hubungan antara kata yang ditulis dan/atau dilafalkan sama seperti kata lain, tetapi maknanya berbeda. Homonimi mencakup homograf dan homofon.
Jika dua kata memiliki penulisan sama, tetapi maknanya berbeda, disebut homograf.
Contoh homograf, yaitu kata “tahu” yang berarti makanan berbahan dasar kedelai, dan kata “tahu” yang bermakna paham.
Contoh lainnya kata “buku” yang bermakna kitab, dengan kata “buku” yang bermakna tempat pertemuan dua ruas.
Baca juga: Perbedaan Sinonim dan Antonim
HomofonJika dua kata memiliki pelafalan sama, tetapi maknanya berbeda, disebut homofon.
Contoh homofon, yaitu “ke ranjang” yang menunjukkan perpindahan ke tempat tidur, dan “keranjang” yang berarti sebuah alat.
Polisemi
Merupakan hubungan antara kata atau frasa yang memiliki makna berbeda. Jika dicari dalam kamus, kata yang berpolisemi berada dalam satu entri yang sama, dengan beberapa penjelasan.
Contoh polisemi, yaitu kata “sumber” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti: 1) tempat keluar (air atau zat cair); sumur, 2) asal, 3) tempat sesuatu yang banyak.
Contoh lainnya adalah frasa “kambing hitam”, yang berarti kambing berwarna hitam, dan orang yang dipersalahkan.
Sinonimi
Adalah pasangan kata yang memiliki makna sama atau mirip.
Sinonimi dikenal juga sebagai persamaan kata. Contoh sinonimi, yakni kata “bini” dengan “istri”, “bohong” dengan “dusta”, serta “angka” dengan “nomor”.
Baca juga: Cara Penulisan Huruf Kapital Bahasa Indonesia
Antonimi
Berbeda dengan sinonimi, antonimi adalah pasangan kata yang memiliki makna bertentangan atau berkebalikan. Antonimi sering juga disebut lawan kata.
Contoh antonimi adalah kata “panas” dengan “dingin”, “jantan” dengan “betina”, dan “suami” dengan “istri”.
Hiponimi
Hiponim adalah hubungan dalam semantik antara makna spesifik dan makna generik. Sebuah kelompok kata disebut berhiponimi dengan suatu kata, apabila maknanya tercakup dalam kata tersebut.
Sebaliknya, kata bersifat umum yang maknanya mencakup kata lebih spesifik disebut hiperonim.
Contoh hiponim adalah anggrek dengan bunga. Anggrek merupakan jenis bunga, sehingga makna kata “anggrek” tercakup dalam makna kata “bunga”.
Contoh lainnya, kata “kucing”, “sapi”, dan “kambing” yang merupakan hiponim dari kata “binatang”.
Sementara, “bunga” yang memiliki makna umum merupakan hiperonim dari “anggrek”, “tulip”, “teratai”, dan lain-lain. Hubungan kata “anggrek”, “tulip”, dan “teratai” disebut sebagai kohiponim dari kata “bunga”.
Baca juga: Pentingnya Sistem Ejaan pada Bahasa Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.