KOMPAS.com - Retorika berasal dari bahasa Inggris, rhetoric yang artinya ilmu berbicara.
Dikutip dari buku Ilmu, Teori, Filsafat Komunikasi (2003) oleh Onong Uchjana, retorika didefinisikan sebagai seni penggunaan bahasa secara efektif dalam proses komunikasi antarmanusia.
Retorika adalah seni persuasi, suatu uraian harus singkat, jelas, dan meyakinkan, dengan keindahan bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki, memerintah, mendorong, dan mempertahankan.
Asumsi teori retorika
Dilansir dari buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application (2008) oleh Richard West dan Lynn H. Turner, berikut dua asumsi dari teori retorika Aristoteles, yaitu:
Aristoteles menjelaskan bahwa hubungan antara pembicara dan audiens harus diperhatikan. Artinya, pembicara tidak boleh mengarang atau menyampaikan pidato tanpa mempertimbangkan audiens.
Asumsi ini menjelaskan bahwa pembicara harus diarahkan kepada audiens. Pembicara harus memikirkan audiens sebagai sekelompok orang dengan motif, pilihan, dan keputusan, bukan sebagai sekelompok individu yang homogen dan serupa.
Baca juga: Apa Itu Teori Pengurangan Ketidakpastian dalam Ilmu Komunikasi?
Pembicara yang efektif harus menggunakan sejumlah bukti dalam presentasinyaTeori retorika Aristoteles menjelaskan bahwa retorika sebagai sarana persuasi harus didasarkan pada ethos, pathos, dan logis.
Teori ini juga menjelaskan bahwa pembicara harus mempertimbangkan pendengarnya semaksimal mungkin.
Bukti-bukti tersebut dijabarkan sebagai berikut:
- Ethos mengacu pada kepribadian, kecerdasan, dan niat baik yang dirasakan pembicara saat memberikan pidato.
- Pathos brkaitan dengan emosi yang terjadi pada pendengar atau khalayak. Phatos menjadi bukti emosional.
- Logos adalah bukti logis yang digunakan oleh pembicara. Menurut Aristoteles, logos melibatkan penggunaan beberapa praktik, seperti membuat klaim logis dan menggunakan kata-kaya yang jelas.
Baca juga: Apa Saja Jenis Komunikasi Nonverbal?
Prinsip-prinsip retorika
Beberapa prinsip dalam retorika, sebagai berikut:
Penemuan: Integrasi cara berpikir dan argumen di dalam pidatoMenggunakan logika dan bukti di dalam pidato membuat sebuah pidato menjadi lebih kuat dan persuasif.
Pengaturan: Organisasi dari pidatoMempertahankan struktur-struktur pidato seperti pengantar, batang tubuh, hingga kesimpulan.
Struktur tersebut untuk mendukung kredibilitas pembicara, menambah tingkat persuasi dan mengurangi rasa frustrasi pada pendengar.
Gaya: Penggunaan bahasa di dalam pidatoPenggunaan gaya memastikan bahwa suatu pidato dapat diingat dan bahwa ide-ide dari pembicara diperjelas.
Penyampaian: Presentasi dari pidatoPenyampaian yang efektif mendukung kata-kata pembicara dan membantu mengurangi ketegangan pembicara.
Ingatan: Penyimpanan informasi di dalam benak pembicaraMengetahui apa yang akan dikatakan dan kapan mengatakannya meredakan ketegangan pembicara dan memungkinkan pembicara untuk merespons hak-hal yang tidak terduga.
Baca juga: Mengapa Bahasa Merupakan Alat Komunikasi yang Penting?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.