Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adaptasi Perilaku yang Dilakukan oleh Paus

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Paus sering naik ke permukaan laut untuk bernapas
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Paus merupakan hewan mamalia yang hidup di air dan memiliki alat pernapasan berupa paru-paru. Agar dapat bernapas dan menghirup oksigen di udara paus beradaptasi dengan cara naik ke permukaan laut untuk bernapas. 

Sebagai mamalia, paus tidak bisa bernapas di dalam air karena tidak memiliki insang seperti ikan. Pernapasan paus tidak hanya didukung adaptasi perilaku, tetapi juga morfologi dan fisiologi. 

Namun, kali ini kita hanya akan membahas adaptasi perilaku saja. Berikut adalah adaptasi perilaku pada paus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya!

Naik ke permukaan untuk bernapas

Adaptasi perilaku paus yang pertama adalah naik ke permukaan untuk bernapas. Paus bernapas melalui lubang di bagian atas kepalanya. Setelah mengambil napas, paus dapat menyelam dan menahan napasnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengapa Paus Menyemburkan Air ke Udara?

Berapa lama paus dapat menahan napas bergantung pada jenis spesiesnya. Dilansir dari National Geographic, paus minke dapat menahan napas sekitar 15 menit, paus sperma hingga 90 menit, dan paus berparuh cuvier dapat menahan lebih dari dua jam.

Tidur mengambang di air

Kebutuhannya akan oksigen dari udara, membuat paus mengembangkan adaptasi perilaku berupa tidur mengambang di dekat permukaan air.

Hal tersebut dilakukan agar paus mudah untuk mengambil napas. Sehingga, tidak kehabisan oksigen dan tenggelam saat tidur.

Artinya, paus tidak sepenuhnya tidur seperti mamalia darat. Setengah otak mereka tetap aktif dan waspada sembari tetap mengontrol pernapasannya.

Baca juga: Hewan-Hewan yang Tidur dengan Cara Unik

Kripsis akustik

Adaptasi perilaku selanjutnya yang dilakukan oleh paus adalah kripsis akustik. Seperti yang kita ketahui, paus berkomunikasi dengan satu sama lain lewat gelombang bunyi atau akustik.

Namun, gelombang tersebut tidak hanya didengar paus. Beberapa predator lautan juga dapat mendengar gelombang akustik tersebut.

Kripsis akustik dilakukan oleh induk paus dan anaknya yang masih kecil. Dilansir dari The Gall Lab, kripsis akustik dilakukan dengan mengurangi jumlah panggilan amplitude yang lebih tinggi untuk meminimalkan risiko penyadapan dan deteksi oleh pemangasa.

Sehingga, anak dan induk paus tetap dapat berkomunikasi. Namun, tidak banyak yang didengar oleh predator yang membahayakan anak paus.

Baca juga: Benarkah Paus Beluga Bisa Berbicara Bahasa Manusia?

Membuka mulut lebar-lebar saat makan

Paus adalah makhluk hidup terbesar di bumi. Ukurannya bahkan lebih besar dari dinosaurus. Dengan tubuh yang sangat besar, paus juga memerlukan asupan makanan yang sangat banyak.

Sehingga, paus mengembangkan adaptasi perilaku saat makan. Yaitu, dengan membuka mulutnya lebar-lebar saat makan. Sehingga, lebih banyak mangsa yang masuk ke dalam mulutnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi