Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
Inflasi Perspektif Ekonomi Islam dan Jenisnya
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri


KOMPAS.com- Inflasi menjadi salah satu permasalahan ekonomi, di mana terjadi kenaikan barang secara umum dan menyeluruh.

Tingkat inflasi menjadi salah satu tolok ukur, guna mengetahui baik buruknya kondisi ekonomi suatu negara.

Salah satu masalah terbesar dalam bidang ekonomi yang hampir tidak terselesaikan hingga sekarang ialah pergolakan ekonomi serta perubahan nilai mata uang.

Dalam sejarah moneter, awal kemunculan inflasi dimulai saat pemberlakuan dan peredaran mata uang dinar, dirham campuran, serta fulus sebagai mata uang pokok.

Dinar adalah nama satuan moneter yang hingga saat ini masih digunakan beberapa negara Arab, seperti Tunisia, Aljazair, Irak, Yordania, Kuwait, Bahrain, dan Libya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara dirham merupakan mata uang yang terbuat dari emas. Namun, untuk perniagaan kecil, nilai mata uang ini terlalu besar. Karena itu, dibuatlah mata uang fulus yang lebih kecil nilainya dan praktis digunakan.

Baca juga: Pengertian Inflasi: Indikator, dan Pengelompokan

Dikutip dari buku Ekonomi Islam (2017) karangan Rozalinda, berikut pengertian dan penyebab inflasi:

Pengertian inflasi

Inflasi adalah gejala yang memperlihatkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus-menerus.

Kenaikan harga tersebut tidak terjadi sesaat. Karena apabila hanya sementara, tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.

Misalnya kenaikan harga barang menjelang lebaran atau hari libur lainnya. Ketika lebaran usai, harga akan normal kembali. Kenaikan harga tersebut tidak dapat disebut inflasi, karena hanya terjadi sementara.

Inflasi terjadi ketika harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Pada saat itu, persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan. Jadi konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa tersebut.

Pada masa sekarang, fenomena inflasi makin bertambah dengan diterapkannya mata uang kertas. Sebetulnya hal ini telah diperingatkan oleh ulama, seperti imam Syafi'i yang melarang mencetak dirham tidak murni.

Baca juga: Jenis-jenis Inflasi yang Bisa Terjadi

Dirham yang tidak murni akan merusak nilai mata uang dan menyebabkan naiknya harga, di mana hal itu merugikan banyak orang.

Penyebab inflasi

Seperti yang dikemukakan al-Maqrizi, secara umum, dalam ekonomi Islam, ada beberapa penyebab terjadinya inflasi. Berikut penjelasannya:

Natural inflation

Adalah inflasi yang terjadi karena penyebab alamiah, seperti bencana alam. Inflasi ini diakibatkan turunnya penawaran agregatif, atau naiknya permintaan agregatif.

Misalnya, saat bencana alam terjadi, berbagai bahan makanan, dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen. Sehingga persediaan barang kebutuhan mengalami penurunan dan terjadi kelangkaan.

Karena barang kebutuhan sangat signifikan dalam kehidupan, permintaan terhadap barang tersebut mengalami peningkatan. Harga-harga melambung tinggi, jauh melebihi daya beli masyarakat.

Akibatnya, kegiatan ekonomi macet bahkan berhenti sama sekali, yang pada akhirnya menimbulkan bencana kelaparan, wabah penyakit, dan kematian.

Baca juga: Penyebab Inflasi: Permintaan Barang atau Jasa Tinggi

Keadaan ini memaksa rakyat untuk menekan pemerintah agar lebih memperhatikan mereka. Untuk mengatasinya, pemerintah mengeluarkan dana besar, yang dapat mengakibatkan perbendaharaan negara berkurang.

Human error inflation

Terjadi karena kesalahan manusia, seperti korupsi, buruknya administrasi, pajak yang tinggi, serta pencetakan uang berlebihan.

Korupsi akan mengganggu tingkat harga, karena produsen akan menaikkan harga jual barangnya untuk menutupi biaya kotor yang dikeluarkan.

Keadaan seperti inilah yang sebetulnya membuat perekonomian Indonesia makin terpuruk. Virus korupsi dan buruknya administrasi ini mewabah mulai dari pejabat tinggi sampai ke tingkat lurah atau desa.

Akibatnya, pengeluaran negara meningkat sangat drastis, sebagai kompensasi penerapan sistem pajak yang tinggi.

Efek yang ditimbulkan pajak pun berlebihan pada perekonomian, hampir seperti efek yang ditimbulkan korupsi dan buruknya administrasi, yaitu efficiency loss atau deadweight loss.

Sebagai konsekuensinya, biaya produksi meningkat dan berimplikasi pada kenaikan harga barang produksi.

Baca juga: Dampak Inflasi Terhadap Negara

Jenis-jenis inflasi

Dikutip dari jurnal Inflasi di Indonesia: Sumber-sumber Penyebab dan Pengendaliannya (1999) karangan Adwin S. Atmadja, jenis-jenis inflasi dibedakan berdasarkan penyebab dan asalnya, yakni:

Berdasarkan penyebabnya
  • Demand pull inflation

Adalah inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan aggregate demand masyarakat terhadap komoditas hasil produksi di pasar barang.

Dalam hal ini, kenaikan harga dikarenakan tingginya permintaan, sementara barangnya tidak tersedia.

  • Cost push inflation

Disebabkan oleh pergeseran aggregate supply curve ke arah kiri atas. Pergeseran ini terjadi karena peningkatan harga faktor produksi di pasar.

Jadi, inflasi ini terjadi karena biaya atau harga faktor produksi, seperti upah buruh, meningkat sehingga produsen harus menaikkan harga, agar mendapat laba dan produksinya bisa berlangsung terus.

Berdasarkan asalnya
  • Domestic inflation

Terjadi karena kesalahan pengelolaan perekonomian, baik di sektor riil maupun moneter dalam negeri, oleh pelaku ekonomi serta masyarakat.

Misalnya, permintaan barang tertentu meningkat, terjadilah demand pull inflation yang berasal dari dalam negeri.

Baca juga: Upaya Pengendalian Inflasi dan Kebijakan di Indonesia

  • Imported inflation

Disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di luar negeri (di negara asing yang memiliki hubungan perdagangan dengan negara bersangkutan).

Contohnya terjadi lonjakan permintaan ekspor secara terus-menerus, sehingga muncul cost pull inflation dari luar negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi