Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik.com/Freepik
Ilustrasi komunikasi yang dinamis
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Teori Fundamental Interpersonal Relations Orientation (FIRO) dicetuskan oleh William C. Schultz pada sekitar tahun 1960. Teori FIRO menjelaskan hal yang mendasari perilaku komunikasi seseorang dalam kelompok kecil.

Inti dari teori FIRO adalah setiap orang mengorientasikan dirinya kepada orang lain dengan cara tertentu yang akan memengaruhi perilakunya dengan orang lain dalam sebuah kelompok.

Kebutuhan dasar Teori FIRO

Teori ini memaparkan tiga kebutuhan dasar yang mendorong individu masuk ke sebuah kelompok. Berikut tiga kebutuhan dasar tersebut:

Inklusi

Rasa ingin ikut serta dan saling memilliki seseorang pada sebuah kelompok dengan hal yang berkaitan seperti kedekatan antar anggota ataupun interaksi yang intensif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadar kebutuhan setiap anggota pun berbeda-beda. Kadar kebutuhan yang berbeda tersebut akan membentuk berbagai macam perilaku.

Baca juga: Apa Itu Teori Pengurangan Ketidakpastian dalam Ilmu Komunikasi?

Dalam bukunya yang berjudul Teori-Teori Psikologi Sosial (1984), Sarlinto Wirawan memaparkan tiga tipe perilaku pada kebutuhan inklusi seseorang. Berikut tiga tipe perilaku pada kebutuhan inklusi tersebut:

Kebutuhan inklusi yang kurang terpenuhi yang dikarenakan diacuhkan atau dikucilkan dalam sebuah kelompok.

Seseorang yang mendapat inklusi ini akan cenderung menghindari hubungan dengan orang lain, tidak mau ikut serta dalam sebuah kegiatan, acuh tak acuh.

Kebutuhan inklusi yang berlebihan dikarenakan suka mamerkan atau membanggakan diri sendiri.

Seseorang dengan inklusi ini cenderung berbicara keras, suka menarik perhatian orang, sering menyebut dirinya dalam berbicara.

Kebutuhan inklusi yang cukup, tidak kurang dan tidak berlebih.

Seseorang dengan inklusi ini bisa memosisikan diri sekiranya ia dibutuhkan dalam kelompok ataupun bila sedang tidak dibutuhkan.

Baca juga: 4 Periode Perkembangan Ilmu Komunikasi

Kontrol

Rasa ingin menjaga, mempertahankan, bahkan mengontrol orang lain di dalam kelompok dalam kaitannya dengan wewenang dan kekuasaan.

Kadar kontrol sangat bervariasi, mulai dari yang sangat disiplin dengan banyak aturan hingga yang sangat bebas dengan tidak adanya aturan yang berarti. Kontrol tersebut bervariasi sesuai dengan tipe kelompoknya ataupun petinggi dari kelompok tersebut.

Sarlinto Wirawan memaparkan empat tipe perilaku pada kebutuhan kontrol seseorang. Berikut empat tipe perilaku pada kebutuhan kontrol tersebut:

  • Tipe perilaku abdikrat

Yakni orang yang berperilaku tipe ini merasa dirinya tidak mampu dalam membuat keputusan dan bahwa orang lain pun mengetahui akan hal tersebut.

Seseorang dengan tipe perilaku ini juga lebih cenderung menghindari keputusan dalam hubungan antarpribadi dan lebih suka dipimpin daripada memimpin.

  • Tipe perilaku otokrat

Yakni orang yang berperilaku tipe ini ingin selalu menduduki posisi jabatan atasan, ingin membuat keputusan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Seseorang dengan tipe perilaku ini juga cenderung mencoba untuk membuktikan bahwa ia mampu dan bisa membuat keputusan.

  • Tipe perilaku demokrat

Yakni orang yang berperilaku tipe ini yang ideal yang dapat memosisikan diri dalam sebuah kelompok dan menerima setiap keputusan yang ada.

Seseorang dengan tipe ini juga merasa mampu membuat keputusan dan memimpin, namun kemampuannya ini tidak perluk dibuktikannya kepada orang lain.

  • Tipe perilaku patologik

Yakni orang yang berperilaku tipe ini yang tidak mampu atau tidak dapat menerima kontrol dalam bentuk apa pun dari orang lain.

Seseorang dengan tipe ini juga tidak dapat menerima tanggung jawab yang diberikan orang lain dan sulit untuk diperintah oleh pemimpinnya.

Baca juga: Apa itu Jurusan Ilmu Komunikasi dan Bagaimana Prospek Kerjanya?

Afektif

Rasa ingin mendapat kedekatan secara emosional seperti keakraban atau sejauh mana seseorang disukai dalam sebuah kelompok.

Kadar afeksi ini juga bervariasi tergantung seberapa butuh seseorang untuk dicintai, dikasihi, atau afeksi lainnya dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok juga berbeda caranya dalam memberi afeksi tersebut.

Terdapat tiga tipe perilaku pada kebutuhan afektif seseorang. Berikut empat tipe perilaku pada kebutuhan afektif tersebut:

  • Tipe afeksi kurang

Yakni tipe yang berperilaku cenderung menghindari hubungan pribadi yang terlalu dekat, bila ramah hanya dibuatnya saja.

  • Tipe afeksi terlalu

Yakni tipe yang berperilaku cenderung ingin mempunyai hubungan sangat erat bahkan sangat intim. Terkadang dapat menuduh temannya tidak setia bila temannya berteman dengan orang lain.

  • Tipe afeksi ideal

Yakni tipe yang berperilaku atau bertindak tepat dalam sebuah kelompok maupun hubungan antarpribadi.

Seseorang merasa senang dalam hubungan emosional yang dekat maupun renggang karena tidak mempunyai kecemasan dengan hubungan emosional yang dekat maupun renggang.

Baca juga: Apa Saja Jenis Komunikasi Nonverbal?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi