KOMPAS.com - Teori pengaturan agenda merupakan teori yang mengakui bahwa media memberi pengaruh terhadap khalayak dalam isu tertentu.
Media menyampaikan kepada khalayak mengenai hal-hal penting dalam jangka waktu tertentu. Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media akan memengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
Dikutip dari buku Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, teori agenda setting atau pengaturan agenda yakni kemampuan media massa untuk memilih dan menekankan pada isu-isu tertentu, karena isu itu dipandang penting oleh publik.
Teori pengaturan agenda merupakan teori mengenai dampak langsung dari media massa pada publik.
Terdapat hubungan antara apa yang dikatakan publik dengan isu yang dianggap penting oleh media. Hal ini menunjukkan bahwa media mengatur hal yang dipikirkan dan dibicarakan publik.
Baca juga: Apa Itu Teori Pengurangan Ketidakpastian dalam Ilmu Komunikasi?
Dilansir dari buku Mass Media Research: An Introduction (2003) oleh Roger D. Wimmer dan Joseph R. Dominick, Larson menyatakan bahwa pengaturan media yakni segala hal yang dibahas, dipikirkan, dan dikhawatirkan oleh publik sangat kuat dibentuk dan diarahkan oleh yang ingin dipublikasikan media.
Sehingga pengaturan agenda dalam media massa memiliki kemampuan untuk memilih, mengangkat, dan menekankan pada isu-isu tertentu, karena isu dipandangan penting oleh publik.
Dapat disimpulkan, media merancang agenda terhadap isu yang sedang dibicarakan atau didiskusikan dalam publik.
Penelitian pengaturan agenda
Teori pengaturan agenda atau agenda setting theory diperkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw pada 1968.
Mereka berdua sedang melakukan penelitian terkait kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat.
Penelitian tersebut berhasil menemukan hubungan penekanan berita dengan bagaimana berita dinilai dari tingkatan pemilih.
Hasil penelitian Maxwell dan Donald menjadi hipotesis teori pengaturan agenda hingga sekarang.
Sejarah terhadap penelitian pengaturan agenda dapat dikonseptualisasi dalam dua tahap, di antaranya:
Baca juga: Komunikasi Daring: Pengertian dan Jenisnya
Konseptualisasi prateoriKonseptualisasi dari beberapa akademisi dalam berbagai bidang yang mulai berpikir dan menulis mengenai relasi antarmedia, audiens, dan pengambil kebijakan.
Harold D. Lasswell menjelaskan dua fungsi penting dari media massa, yaitu:
- Pengawasan (surveillance), proses pemilik berita untuk menyaring informasi yang ada di dalam lingkungan dan memutuskan kejadian mana yang dapat diperhatikan dalam berita yang diterbitkan.
- Korelasi (correlation), cara media mengarahkan perhatian kita kepada masalah tertentu dengan mengomunikasikannya kepada publik dan pengambil keputusan.
Media massa menciptakan agenda melalui seleksi yang mereka lakukan mengenai materi yang tercakup dalam berita dan agenda ini memengaruhi persepsi publik mengenai hal yang dianggap penting.
Asumsi-asumsi teori pengaturan agenda
Teori pengaturan agenda didasarkan pada tiga asumsi, sebagai berikut:
- Media menetapkan agenda dan dalam melakukannya tidak hanya merefleksikan realitas, namun juga membentuk dan menyaring realita untuk publik.
- Konsentrasi media pada masalah yang mengisi agenda akan memengaruhi agenda publik dan secara bersamaan memengaruhi agenda pengambil kebijakan.
- Publik dan pengambil kebijakan memiliki kemungkinan untuk memengaruhi agenda media juga.
Ketiga asumsi ini termasuk ke dalam teori pengaturan agenda dan mengenai interaksi yang dibahas secara spesifik di antara media, publik, dan pengambil kebijakan.
Baca juga: Apa Tujuan Psikologi Komunikasi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.