Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari-Tarian Tradisional Aceh 

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Tari Saman menggunakan pola lantai garis lurus
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Tari menjadi seni pertunjukan dari gerakan-gerakan yang selaras dengan musik pengiringnya. 

Dilansir dari Authentic Indonesia, tradi tradisional merupakan tarian perwujudan budaya di suatu daerah. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 300 jenis tari tradisional di berbagai daerah. Salah satunya Aceh. 

Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan ibu kota Banda Aceh. Menjadi salah satu provinsi yang diberi status sebagai daerah istimewa dan kewenangan otonomi khusus. 

Sama seperti daerah di Indonesia yang lainnya, Aceh memiliki kekhasan tersendiri dalam hal budaya, rumah adat, pakaian adat, upacara adat, alat musik, lagu, hingga senjata tradisional. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut beberapa tari-tarian tradisional Ace, yaitu: 

Baca juga: 3 Peninggalan Kerajaan Aceh

Tari Saman 

Tarian dari Aceh yang diciptakan oleh seorang ulama Gayo yang bernama Syekh Saman adalah tari Saman. 

Dikutip dari buku Mengenal Kesenian Nasional 11: Tari Saman (2010) karya N. Fardhilah, suku Gayo terkenal dengan kekayaan dan keragaman budayanya.

Suku Gayo juga memiliki berbagai seni dan budaya yang tidak kalah menariknya. Suku Gayo terkenal dengan tari Samannya. Tari Saman merupakan salah satu tarian dari Aceh yang mampu menyedot perhatian yang sangat besar dari para pencinta seni tari.

Tari Saman merupakan pengembangan dari permainan rakyat yaitu tari Tepuk Abe. Tari Saman digunakan sebagai media dakwah agama Islam pada zaman itu. 

Pada tari Saman menggunakan dua unsur gerak dasar, yakni tepuk tangan dan tepuk dada. 

Tari saman termasuk tarian yang cukup unik karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerpuk, kirep, lingang, dan surang-saring.

Baca juga: Flora Khas dari Provinsi Aceh

Lihat Foto
Antarafoto.com (Irwansyah Putra/Inasgoc/Asian Games 2018)
Penari dari Sanggar Cit Ka Geunta menampilkan gerakan lani atau lagu pada tarian tradisional Seudati di Festival Budaya Daerah di Taman Bustanul Salatin, Banda Aceh, Aceh, Selasa (17/4/2018).
Tari Seudati 

Tari Seudati awalnya digunakan sebagai tari pengikat tali persaudaraan antarwarga dengan berbalas pantun. 

Tari Seudati berasal dari Desa Gigieng, Kecamatan Sigil, Kabupaten Pidie. 

Tari Seudati bermakna syahadati atau syahadatain yang artinya pengakuan Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. 

Dalam buku Deskripsi Tari Seudati (1991) oleh Asli Kesuma, ciri khas tarian Seudati adalah heroik, gembira, dan kebersamaan. 

Gerakan-gerakan pokok pada tari Seudati yaitu: 

  • meloncat 
  • melangkah 
  • pukul dada (dhiet) 
  • petik jari (ketrep jaroe) 
  • menghentakkan kaki ke lantai (geddam kaki)

Baca juga: Lagu Daerah di Aceh

Lihat Foto
ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ilustrasi tarian Tarek Pukat dari Aceh
Tari Tarek Pukat 

Wilayah Aceh dikelilingi oleh perairan laut dan menjadi sumber penghasilan masyarakat. Hal ini melahirkan kesenian di Aceh, salah satunya tarian Tarek Pukat. 

Tarian ini dibawakan sekelompok penari wanita yang menari menggunakan properti tali. Tari Tarek Pukat menggambarkan tentang aktivitas para nelayan Aceh saat menangkap ikan di laut. 

Tarian ini biasanya ditampilkan dalam berbagai acara seperti upacara penyambutan, acara adat, dan acara budaya.

Tari Tarek Pukat terinspirasi dari tradisi menarek pukat atau menarik jala yang dilakukan masyarakat Aceh, khususnya di daerah pesisir. 

Dalam sejarahnya, kegiatan menarik pukat sudah dilakukan masyarakat pesisir Aceh sejak lama. Saat menangkap ikan, mereka melepas dan menarik jala secara gotong-royong. 

Ketika ikan ditangkap, hasilnya akan dibagi-bagi kepada warga yang ikut serta saat menarik pukat tadi. 

Tarian tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya dan tradisi masyarakat Aceh pesisir, khususnya saat menangkap ikan di laut.

Baca juga: 3 Senjata Tradisional Aceh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi