Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Gubang dari Suku Melayu Asahan 

Baca di App
Lihat Foto
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
Tari Gubang, Sumatera Utara
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Tari Gubang merupakan tari tradisional Melayu berasal dari suku Melayu Asahan, Provinsi Sumatera Utara. 

Dikutip dari jurnal Alam Melayu: Dari Ingatan ke Kenyataan, Esai Foto Revitalisasi Budaya Melayu III Tahun 2012 (2012) oleh Nizamoel Akhyar, tari Gubang brkaitan dengan penyajian unsur tari, musik, syair, dan tata rupa pentas. 

Tiap elemen penyajian pada dasarnya memiliki porsi yang setara. Di mana yang satu menguatkan elemen yang lain sehingga disebut tari Gubang. 

Menurut legenda, Gubang merupakan tarian makhluk bunian atau makhluk halus penghuni hutan yang ditemukan oleh seorang nelayan yang tersesat di hutan. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya, tari Gubang dilakukan di atas perahu sebagai saran ekspresi nelayan yang gembira dengan menari bersama di atas perahu. 

Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, tari Gubang berfungsi sebagai saan pemanggil angin. Tarian ini pun cukup kental unsur magisnya. Tarian ini menjadi ritual memanggil angin untuk kelancaran aktivitas nelayan. 

Baca juga: Tari-Tarian Tradisional Aceh 

Setelah masuknya agama Islam di Sumatera Utara, Gubang mendapatkan pengaruhnya dan sampai saat ini menjadi tarian hiburan. Khususnya masyarakat pesisir dan nelayan yang akan berlayar. 

Selain itu, tarian Gubang sebagai tarian penyambutan tamu dalam upacara adat bagi masyarakat seperti pesta perkawinan, penyambutan tamu kehormatan, dan proses pengobatan. 

Gerakan tari Gubang 

Dikutip dari buku Tari Gubang Asahan (2016) karya Fariani, gerakan tari Gubang dapat dibagi sebagai berikut: 

Tarian diawali dengan penari wanita yang gerakan tarinya menggambarkan datangnya angin dan burung sambil menari berputar-putar. Sedangkan penari pria yang masuk menggambarkan aktivitas nelayan yang melempar jala dan mendayung perahu. 

Menggambarkan penghormatan kepada para tamu atau penonton yang dilakukan oleh penari perempuan dan pria secara bersamaan. 

Pada saat ini, gerakan kepala penari menunduk sebagai tanda hormat, kemudian kembali tegak lurus sembari kedua tangan saling bertemu di dada sebagai ucapan salam. 

Setelah melakukan gerakan menghormati tamu, penari wanita dan pria memutar ke kanan dan ke kiri dengan lenggok penari yang riang dan lincah. 

Baca juga: Ciri-ciri Tari sebagai Upacara

Menggambarkan membawa jambar atau talam yang berisi hidangan untuk disuguhkan kepada tamu undangan. 

Gerakan yang menggambarkan membagi-bagikan jambar kepada tamu undangan. Dalam gerakan ini, penari berputar mengelilingi penari lainnya. 

  • Gerakan san tabik 

Gerakan mempersilakan tamu undangan untuk menyantap hidangan yang sudah disediakan. 

  • Gerakan merajut jala dan mencabut pedang 

Penari perempuan melakukan gerakan merajut jala untuk menggambarkan keuletan dan kelembutan perempuan. 

Sedangkan mencabut pedang yang dilakukan oleh penari laki-laki menggambarkan kegagahan pria dalam kehidupan. 

  • Gerakan angka delapan 

Menggambarkan hilir mudik dan kesibukan dalam melayani tamu undangan mulai dari menyajikan makanan hingga tamu selesai menyantap. 

Penari melakukan gerakan berputar dengan sesama penari, untuk menggambarkan sedang melayani tamu undangan. 

Baca juga: Tari Seudati, Tarian Pengikat Tali Persaudaraan di Aceh

  • Gerakan maju dan mundur kedua 

Menggambarkan bahwa penari memeriksa kembali para tamu apakah semua sudah menyantap hidangan yang telah disajikan. 

  • Sembah 

Gerakan penutup yang dilakukan penari dengan memberikan salah penghirmatan kepada para tamu undangan dan ucapan terima kasih. Kemudian semua penari meninggalkan tempat. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi