KOMPAS.com - Metode pengukuran kembali adalah metode yang menjabarkan laporan keuangan dari mata uang asing ke mata uang fungsional.
Dikutip dari buku Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (2021) oleh Dwi Martani, dalam penjabaran metode pengukuran kembali ini kurs yang digunakan tidak sama pada masing-masing posnya.
Hasil yang timbul adalah selisih atas laporan keuangan hasil translasi. Selisih yang timbul akan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada laporan laba rugi hasil penjabaran.
Baca juga: Laporan Keuangan dan Mata Uang Pelaporan
Berikut adalah kurs metode pengukuran kembali pos laporan posisi keuangan, yaitu:
Pos-pos Laporan Posisi Keuangan | Metode Pengkuran Kembali |
Aset dan Liabilitas Moneter | Kurs penutup |
Aset dan Liabilitas Non Moneter | Kurs pada tanggal transaksi (Jika diperoleh sebelum akuisisi kurs: kurs akuisisi) |
Pos non moneter dalam nilai wajar | Kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan |
Modal saham dan saldo laba pra akuisisi | kurs akuisisi |
Saldo laba pasca akuisisi | Dijabarkan dengan beberapa kurs |
Selisih Penjabaran | Diakui di laporan laba rugi (diakui di ekuitas jika selisih nilai wajar juga diakui di ekuitas) |
Kurs yang digunakan tersebut berbeda dengan kurs yang digunakan dalam neraca. Aset dan liabilitas moneternya menggunakan kurs penutup. Sedangkan, aset dan liabilitas non meneter menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Kurs metode pengukuran kembali pos laba rugi
Pos-pos Laba Rugi | Metode Pengukuran Kembali |
Penjualan, pembelian, beban, dan pos laba rugi yang menghasilkan arus masuk/kelua pos moneter | Kurs aktual/rata-rata |
Beban pokok penjualan | Kurs pada tanggal transaksi (perolehan persediaan) |
Depresiasi, amortiasi, dan alokasi atas pos non moneter lainnya | Kurs pada tanggal transaksi (jika diperoleh sebelum akusisi: kurs akuisisi) |
Dividen dan pembagian laba lainnya | Kurs aktual |
Pada kurs ini, pos yang digunakan juga berbeda-beda. Pendapatan dan beban moneter yang digunakan adalah pada kurs aktual atau rata-rata.
Sedangkan, pendapatan dan beban non moneter yang digunakan adalah pada kurs kurs tanggal transaksi.
Baca juga: 4 Tahap-tahap Audit atas Laporan Keuangan
Kertas Kerja
Tidak berbeda dengan metode translasi sebelumnya, pada metode pengukuran kembali ini juga menggunakan kertas kerja untuk penjabaran dan perhitungannya yang kompleks. Formatnya pun sama seperti metode translasi sebelumnya.
Contoh metode pengukuran kembali
Berikut ini adalah contoh soal penjabaran metode pengukuran kembali, yaitu:
PT Induk mengakusisi 80% kepemilikan atas saham PT Anak yang beroperasi di Singapura pada tanggal 2 Januari 2015 senilai S$60.000.
Mata uang fungsonal dan penyajian PT Induk adalah rupiah (Rp). Mata uang fungsional PT Anak adalah rupiah (Rp) namun mata uang penyajian Pt Anak adalah dolar Singapura (S$).
Berdasarkan laporan keuangan PT Anak, komposisi ekuitas saat akuisisi terdiri dari saham biasa dan saldo laba masing-masing sebesar S$50.000 dan S$20.000.
Pada saat akuisisi, seluruh nilai tercatat aset dan liabilitas PT Anak sama dengan nilai wajarnya. Nilai wajar kepentingan non pengendali (KNP) saat akusisi adalah S$15.000.
PT Anak mengumumkan laba dan dividen (1 April 2015) untuk tahun 2015 masing-masing senilai $5000 dan S$3000.
Baca juga: Analisis Laporan Keuangan: Tujuan, Manfaat, dan Metodenya
Berikut kurs yang relevan (Rp/S$):
Tanggal | Kurs |
20 April 2014 | 9.800 |
20 Agustus 2014 | 9.900 |
2 Januari 2015 | 10.000 |
1 April 2015 | 10.050 |
1 Juli 2015 | 10.060 |
20 Desember 2015 | 10.120 |
31 Desember 2015 | 10.150 |
rata-rata 2015 | 10.100 |
PT Anak harus dijabarkan ke dalam mata uang laporan keuangan PT Induk. PT Induk harus menghitung nilai akuisisi dalam rupiah karena investasi harus dilakukan pada mata uang fungsional dan pelaporan PT Induk.
Hasil atas akusisi yaitu goodwill senilai Rp 50.000.000. Pada tanggal akuisisi, semua pos laporan posisi keuangan PT Anak dijabarkan dari S$ ke Rp menggunakan kurs tanggal akuisisi.
- Translasi 2 Januari 2015
S$ | Kurs | Rp | |
Kas | 5.000 | 10.000 | 50.000.000 |
Piutang | 8.000 | 10.000 | 80.000.000 |
Persediaan | 12.000 | 10.000 | 120.000.000 |
Tanah | 30.000 | 10.000 | 300.000.000 |
Mesin | 50.000 | 10.000 | 500.000.000 |
Jumlah Debit | 105.000 | 10.000 | 1.050.000.000 |
Akumulasi Penyusutan | 10.000 | 10.000 | 100.000.000 |
Utang Usaha | 5.000 | 10.000 | 50.000.000 |
Utang Bank | 20.000 | 10.000 | 200.000.000 |
Saham Biasa | 50.000 | 10.000 | 500.000.000 |
Saldo Laba | 20.000 | 10.000 | 200.000.000 |
Jumlah Kredit | 105.000 | 1.050.000.000 |
Terdapat perbedaan pada metode translasi, aset dan liabilitas non moneter dijabarkan dengan kurs aktual perolehan. Aset pada PT Anak adalah persediaan, tanah, dan mesin. Sedangkan, liabilitasnya adalah semua hal yang bersifat moneter.
Baca juga: Unsur-unsur Laporan Keuangan dan Lama Penyimpanan Dokumen Keuangan
- Tabel kurs aktual perolehan aset non moneter
Persediaan | S$ | Kurs |
20 Des 2015 | 19.000 | 10.120 |
Tanah | S$ | Kurs |
20 April 2014 | 30.000 | 9.800 |
Mesin | S$ | Kurs |
20 Agustus 2014 | 50.000 | 9.900 |
1 Juli 2015 | 20.000 | 10.000 |
70.000 |
Dalam aset non moneter didapatkan tahun 2014 dann harusnya dijabarkan dengan kurs tanggal perolehannya tersebut.
Sebab akuisisi PT Induk terjadi pada tanggal 2 Januari 2015 jadi kurs perolehannya sebelum tanggal tersebut diabaikan diganti kurs tanggal akusisi.
- Tabel penjabaran aset non moneter PT Anak per 31 Desember 2015
Perhitungan A | S$ | Kurs | Rp |
Mesin 1 (Sebelum 2015) | 50.000 | 10.000 | 500.000.000 |
Mesin 2 9Setelah 2015) | 20.000 | 10.000 | 201.200.000 |
70.000 | 701.200.000 | ||
Perhitungan B | S$ | Kurs | Rp |
Persediaan Awal | 12.000 | 10.000 | 120.000.000 |
Pembelian | 17.000 | 10.050 | 170.850.000 |
Persediaan Akhir | (19.000) | 10.120 | (192.280.000) |
Beban pokok Penjualan | 10.000 | 98.570.000 | |
Perhitungan C | S$ | Kurs | Rp |
Beban Penyusutan Mesin 1 | 3.000 | 10.000 | 30.000.000 |
Beban Penyusutan Mesin 2 | 2.000 | 10.000 | 20.120.000 |
5.000 | 50.120.000 | ||
Perhitungan C | S$ | Kurs | Rp |
Akumulasi penyusutan mesin 1 | 13.000 | 10.000 | 130.000.000 |
Akumulasi penyusutan mesin 2 | 2.000 | 10.060 | 20.120.000 |
15.000 | 150.120.000 |
- Pengukuran kembali pada 31 Desember 2015
Berikut pengukuran kembali pada 31 Desember 2015
S$ | Kurs | Rp | |
Kas | 6.000 | 10.150 | 60.900.000 |
Piutang | 7.000 | 10.150 | 71.050.000 |
Persediaan | 19.000 | 10.120 | 192.280.000 |
Tanah | 30.000 | 9.800 | 294.000.000 |
Mesin | 70.000 | A | 701.200.000 |
Beban Pokok Penjualan | 10.000 | B | 98.570.000 |
beban penyusutan | 5.000 | C | 50.120.000 |
beban operasi | 3.000 | 10.100 | 50.500.000 |
dividen | 3.000 | 10.150 | 30.150.000 |
Rugi pengukuran kembali | 10.600.000 | ||
Jumlah debit | 155.000 | 1.559.370.000 | |
Akumulasi penyusutan | 15.000 | D | 150.120.000 |
utang usaha | 5.000 | 10.150 | 50.750.000 |
utang bank | 40.000 | 10.150 | 406.750.000 |
saham biasa | 50.000 | 10.000 | 500.000.000 |
saldo laba | 20.000 | 10.000 | 200.000.000 |
pendapatan | 25.000 | 10.100 | 252.500.000 |
jumlah kredit | 155.000 | 1.559.370.000 |
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.