KOMPAS.com - Salah satu metode untuk mengidentifikasi secara sistematis suatu relasi sebuah wacana dalam berbagai dokumen sehingga membentuk sebuah jaringan yang kompleks adalah discourse networking analysis.
Dikutip dari jurnal Discourse Networking Analysis sebagai Metode Penelitian Alternatif dalam Kajian Ilmu Komunikasi (2017) oleh Bayu Indra Pratama, discourse networking analysis merupakan teknik untuk memvisualkan wacana baik itu wacana politik atau sosial budaya ke dalam sebuah jaringan.
Discourse networking analysis merupakan bentuk kombinasi antara analisis isi kualitatif serta analisis jaringan sosial.
Pendekatan tersebut memungkinkan kita untuk mengidentifikasi secara sistematis suatu struktur wacana dalam berbagai dokumen tekstual seperti koran atau media cetak.
Baca juga: Manfaat Statistik dalam Penelitian Sosial
Bagian dari social networking analysis
Dilansir dari buku Analisis Jaringan Komunikasi (2014) oleh Eriyanto, social networking analysis dan discourse networking analysis memiliki dasar yang sama, yaitu berasal dari istilah jaringan.
Discourse networking analysis menjadi salah satu bagian dari social networking analysis yang bersifat multidisiplin. Discourse networking analysis sebagai bentuk pengembangan metode jaringan untuk melengkapi keberagaman fungsi dan manfaat dari studi jaringan.
Di sisi lain, keduanya memiliki dua kata kunci yang sama, yakni:
- AKtor yang melihat sebuah fenomena atau peristiwa dari sisi mikro (aktor) bukan makro.
- Relasi yang melihat bagaimana aktor-aktor tersebut berinteraksi satu sama lain.
Discourse networking analysis menjadi metode penelitian yang bersifat terbuka bila digunakan dalam penelitian lain, seperti kajian ilmu komunikasi.
Baca juga: Metode Penelitian Sosiologi Menurut Soerjono Soekanto
Penelitian Philip Leifeld
Discourse networking analysis cenderung digunakan untuk meneliti kajian kebijakan pemerintahan serta konflik yang berhubungan dengan sebuah negara.
Salah satu penelitian terdahulu yang dikembangkan oleh ilmu politik dengan menggunakan metode ini adalah Philip Leifeld.
Philip Leifeld seorang profesor dari University of Essex, sekaligus penemu metode discourse networking analysis, meneliti rekonseptualisasi major policy change dalam koalisi advokasi.
Di mana Leifeld berusaha untuk mengidentifikasi kelemahan dalam rekonseptualisasi kebijakan utama dengan menggunakan studi kasus German pension politics.
Analisis jaringan sosial dapat memberikan pengukuran tingkat kepercayaan kebijakan dalam subsistem ketika proses koalisi advokasi yang berlangsung.
Baca juga: Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian Lifeile dan HaunssLiefeld dan Haunss meneliti kasus terkait hak paten penemuan yang terjadi di parlemen Eropa pada tahun 2005.
Liefeld dan Haunss mengembangkan sebuah penjelasan bahwa dua koalisi wacana yang stabil dan berbeda dapat diidentifikasi dan diukur dari waktu ke waktu.
Liefeld dan Haunss menerapkan gagasan koalisi wacana dan fitur struktural terkait wacana dengan memanfaatkan analisis jaringan sosial.
Secara khusus, mereka mengenalkan analisis jaringan wacana sebagai metodologi baru untuk studi debat kebijakan.
Pendekatan tersebut digunakan untuk mengukur wacana empiris baik secara statis maupun longitudinal yang sesuai dengan pendekatan kebijakan jaringan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.