Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toxic Positivity: Pengertian, Tanda-Tanda, Dampak, dan Contoh

Baca di App
Lihat Foto
thepsychologygroup.com
toxic positivity
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Toxic Positivity adalah suasana atau kondisi yang memaksakan selalu berprasangka positif hingga menjadi penyakit mental untuk diri sendiri.

Dilansir dari positivepsychology.com, toxic positivity adalah mempertahankan bahwa seseorang harus memiliki pola pikir positif dan hanya memancarkan emosi dan pikiran positif setiap saat, terutama ketika hal-hal sulit.

Pendekatan ini merusak karena mengabaikan dan mendiskreditkan emosi yang tidak positif. Hal ini dapat digambarkan sebagai penolakan, penyangkalan, atau pengusiran “pengakuan stres, kenegatifan, dan kemungkinan fitur trauma yang melumpuhkan”.

Baca juga: Komunikasi Terapeutik: Pengertian, Karakteristik, Tujuan, dan Tahapnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda toxic positivity

Terdapat tanda-tanda bila seseorang mempunyai sikap toxic positivity. Dikutip dari verywellmind.com, berikut tanda-tandanya:

Dampak toxic positivity

Dilansir dari Medicalnewstoday.com memaparkan beberapa dampak atau resiko dari toxic positivity, yaitu:

Toxic positivity dapat menyebabkan orang yang mengalami pelecehan meremehkan tingkat keparahannya dan tetap berada dalam hubungan yang kasar.

Optimisme, harapan, dan pengampunan meningkatkn resiko orang-orang tetap bersama pelaku kekerasan dan menjadi sasaran pelecehan yang meningkat.

Kesedihan dan kesedihan adalah hal yang normal dalam menghadapi kehilangan. Seseorang yang berulang kali mendengar pesan untuk move on atau bahagia mungkina merasa seolah-olah orang lain tidak peduli dengan kehilangannya.

Orang tua yang kehilangan anak, misalnya, mungkin merasa bahwa anak mereka tidak penting bagi orang lain, sehingga menambah kesedihan mereka.

Baca juga: Bagaimana Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi?

Orang yang merasakan tekanan untuk tersenyum dalam menghadapi kesulitan mungkin cenderung tidak mencari dukungan. Mereka mungkin merasa terisolasi atau malu dengan perasaan mereka, menghalangi mereka untuk mencari bantuan.

Setiap hubungan memiliki tantangan. Toxic positivity mendorong orang untuk mengabaikan tantangan ini dan fokus pada hal positif. Pendekatan ini dapat menghancurkan komunikasi dan kemampuan untuk memecahkan masalah hubungan.

Setiap orang terkadang mengalami emosi negatif. Toxic positivity mendorong orang untuk mengabaikan emosi negatif mereka, meskipun menahannya dapat membuat mereka merasa lebih kuat.

Ketika seseorang tidak dapat merasa positif, mereka mungkin merasa seolah-olah mereka gagal.

Baca juga: Apa Tujuan Psikologi Komunikasi?

Contoh toxic positivity

Disadur dari Verywellmind.com menjelaskan beberapa contoh atau bentuk dari toxic positivity, yaitu:

Baca juga: 4 Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi Menurut Fisher

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi