KOMPAS.com - Unggah-ungguh basa lazim disebut sebagai tutur bahasa. Suatu kekayaan budaya yang dimiliki oleh beberapa suku di Indonesia, terutama Jawa, Sunda, dan Bali.
Dalam buku Mikul Dhuwur Mendhem Jero: Nilai-nilai Prinsip Hidup Orang Jawa (2021) oleh Sigit Sapto Nugroho, unggah-ungguh bahasa Jawa adalah adat, sopan santun, etika, tata susila, dan tata krama dalam berbahasa Jawa.
Unggah-ungguh bahasa Jawa tidak hanya terbatas pada tingkat kesopanan bertutur saja, melainkan juga konsep sopan santun bertingkah laku atau bersikap.
Unggah-ungguh bahasa Jawa dikelompokkan menjadi dua, yakni:
Baca juga: Unsur Bahasa dalam Puisi
Bahasa Jawa Ngoko
Bahasa Jawa ngoko merupakan jenis bahasa Jawa yang digunakan untuk berbicara dengan orang setara atau seumuran.
Dapat juga digunakan oleh seseorang dengan kasta yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah. Misalnya seorang raja atau bangsawan kepada masyarakat umum atau biasa.
Bahasa Jawa ngoko terbagi menjadi dua, yakni:
Bahasa Jawa ngoko luguFungsinya untuk berbicara atau berdialog antara orangtua dengan anak dan cucunya, masyarakat pada umumnya, seorang anak dengan temannya, bangsawan dengan pelayanannya.
Contoh kalimatnya:
Bapak: Le kapan anggonmu teka?
Anak: Pangestunipun Bapak, wilujeng. Kala wau enjang jam 10 dumugi ngriki.
Ngoko alus biasanya digunakan antara orang tua dengan anak muda, saudara tua kepada saudara muda, pimpinan terhadap pimpinan yang sudah lama kenal, atau pimpinan dengan karyawannya.
Baca juga: Singkatan dan Akronim Populer dalam Bahasa Inggris
Bahasa Jawa krama
Bahasa Jawa krama terbagi menjadi dua, yakni:
Bahasa Jawa krama luguBahasa yang menggunakan kata-kata krama semuanya. Krama lugu digunakan dalam dialog antara bangsawan dengan satu dan lainnya yang sudah lebih akrab atau antarorang yang memiliki jabatan tinggi yang sudah akrab namun masih saling menghormati satu sama lain.
Dapat juga dilakukan untuk berdialog antara seseorang yang memiliki kasta tinggi kepada orang lain yang juga memiliki kasta tinggi tetapi belum akrab.
Contoh kalimat:
Ngoko lugu: aku lunga menyang Jakarta karo adhiku.
Krama lugu: kula badhe kesah dhateng Jakarta kaliyan rayi kula.
Krama alus atau inggil adalah percakapan antara anak muda dengan orang yang lebih tua, pelayan dengan bangsawan, murid kepada gurunya, atau bawahan dengan pimpinannya.
Contoh kalimat:
Ngoko lugu: Kowe uwes mangan?
Krama alus: Panjenengan sampun dahar?
Baca juga: Bahasa: Definisi, Karakteristik, dan Fungsi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.