Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur-Unsur Pembangun dalam Puisi “Hujan Bulan Juni"

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi unsur pembangun puisi
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Era Madani Idil, Guru SMPN 1 Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Riau

 

KOMPAS.com - Berpuisi adalah cara kita mengungkapkan rasa lewat kata-kata yang indah penuh makna.

Puisi adalah ungkapan dari pikirin, perasaan, dan imajinasi seseorang. Dengan pembelajaran menulis puisi, bisa melatih emosional seseorang dalam bentuk sebuah kreatifitas yang positif, sehingga melahirkan sebuah karya yang bisa dinikmati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.

Baca juga: Contoh Rima dalam Puisi

Pengertian puisi menurut para ahli

Berikut beberapa pengertian puisi menurut para ahli, yakni: 

Pengertian puisi menurut Herman J. Waluyo adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya.

Pengertian puisi menurut Tarigan yaitu pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran.

Pengertian puisi menurut Rahmat Joko Pradopo ialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana  yang berirama.

Dikutip dari buku Apresiasi Sastra Indonesia (Puisi, Prosa, Drama) (2000), puisi yaitu kesatuan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahaan kata-kata.

Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengaagungan kepada Sang Khalik yang diungkapkan dalam bahasa yang indah. 

Baca juga: Puisi Kontemporer, Puisi Unik Zaman Kini

Unsur-unsur pembangun puisi

Unsur-unsur pembangun puisi berfungsi sebagai unsur fisikpuisi, yakni unsur yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena sifatnya tersurat.

Di samping itu, ada pula unsur batin yakni unsur yang tersembunyi di balik unsur-unsur fisik. Untuk menemukannya, kamu harus memahami puisi itu dengan baik.

Dengan cara demikian, akan tersingkap unsur batin, yang di dalamnya meliputi tema, amanat, perasaaan penyair, dan nada atau sikap penyair terhadap pembaca.

Unsur-unsur pembagun puisi meliputi: 

Majas

Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.

Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.

Majas merupakan penggunaan jenis kata tertentu agar mendapatkan efek dalam sebuah karya sastra sehingga menjadi lebih hidup.

Dapat diartikan juga sebagai keragaman ciri bahasa yang berkelompok dan cara khusus dalam menyampaikan perasaan dan pikiran dalam bentuk lisan ataupun tulisan.

Baca juga: Puisi Lama: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Irama ( musikalitas)

Irama dalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

Kata- kata konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik berdasasrkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.

Kata-kata berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. 

Contoh unsur-unsur pembangun dalam puisi 

Berikut unsur-unsur pembangun dalam puisi “Hujan Bulan Juni" Karya Sapardi Djoko Damono, yaitu: 

Hujan Bulan Juni

tak ada  yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hijan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Baca juga: Unsur Bahasa dalam Puisi

Unsur-unsur pembangun puisinya, yaitu: 

Majas dalam puisi “Hujan Bulan Juni"

Terdapat dua majas dominan dalam puisi Hujan Bulan Juni, yakni: 

Irama dalam puisi "Hujan Bulan Juni"

Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada  kata–kata pujian yang ditujukan pada “Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.

Kata-kata konotasi

Perhatikan kata – kata bermakna konotasi dalam puisi “Hujan Bulan Juni”, berikut: 

Kata Makna dasar  Tambahan
Hujan

Air yang turun dari langit

Perbuatan Baik

Rintik

 Titik percik air

Sesuatu yang kecil, tetapi banyak

Pohon berbunga 

Pohon yang memiliki bunga

Kehidupan yang baik,yang menjanjikan      

Jejak-jejak kaki

Tapak

Pengalan hidup

Jalan

Tempat untuk melintas

Alur Kehidupan

Diserap

Masuk kedalam liang kecil

Dimanfaatkan

Akar

Bagian terbawah dari pohon

Awal kehidupan

Kata-kata berlambang

Kata-kata berlambang yang tampak pada puisi "Hujan Bulan Juni" dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambang bagi kebaikan atupun kesuburan. Sementara itu, bunga bermakna keindahan.

Baca juga: Puisi: Definisi dan Ciri-cirinya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi