Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Perubahan Iklim?

Baca di App
Lihat Foto
Marti Bug Catcher/ Shutterstock
Ilustrasi krisis iklim.
|
Editor: Serafica Gischa


KOMPAS.com – Perubahan iklim atau climate change diartikan sebagai pergeseran jangka panjang pola suhu dan cuaca di Bumi. Pergeseran ini dapat terjadi karena sebab alami seperti variasi siklus matahari.

Namun sejak tahun 1800-an, seperti dikutip dari situs United Nations, penyebab utama perubahan iklim bukan lagi siklus matahari, tetapi akibat aktivitas manusia yang sebagian besar berasal dari penggunaan bahan bakar fosil.

Hasil pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, gas dan minyak) menghasilkan gas rumah kaca yang berperan sebagai selimut Bumi. Tetapi seiring berjalannya waktu, gas rumah kaca menjadi perangkap panas matahari dan menaikkan suhu Bumi selama bertahun-tahun.

Baca juga: Pengaruh Iklim terhadap Keragaman Sosial Budaya di Indonesia

Efek rumah kaca

Gas rumah kaca terdiri atas karbondioksida (CO2), metana, dinitrogen oksida (N2O), dan uap air. Gas tersebut berperan sebagai selimut di atmosfer, yang menyimpan energi panas matahari di Bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah gas rumah kaca yang berlebihan di atmosfer, menyebabkan terjadinya pemanasan global. Hal ini disebut dengan efek rumah kaca.

Proses terjadinya efek rumah kaca yaitu:

Dikutip dari situs climate.nasa.gov, perubahan lapisan rumah kaca alami di atmosfer memberikan pengaruh, sebagai berikut:

Baca juga: 10 Perbedaan Cuaca dan Iklim

Dampak perubahan iklim

Istilah “perubahan Iklim”, mendeskripsikan perubahan kompleks yang berdampak pada sistem iklim dan cuaca di planet kita.

Perubahan iklim mencakup kenaikan suhu rata-rata Bumi, peristiwa cuaca ekstrem, pergeseran populasi dan habitat satwa liar, dan naiknya permukaan air laut.

Beberapa dampak perubahan iklim, yaitu: 

Cuaca Ekstrem

Naiknya suhu rata-rata Bumi, memperburuk dan meningkatkan frekuensi terjadinya bencana, seperti badai, banjir, gelombang panas dan kekeringan.

Penguapan di Bumi meningkat, karena suhu rata-rata Bumi yang meningkat. Hal ini menyebabkan frekuensi dan curah hujan meningkat di sebagian daerah dan menyebabkan banjir, sedangkan di daerah yang sulit air akan mengalami kekeringan yang lebih parah.

Kekeringan yang terjadi akan berdampak pada pertanian, akibat kurangnya air untuk pengairan sehingga tanaman kering dan mati. Penduduk juga akan mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Naiknya suhu Bumi, juga memicu naiknya suhu rata-rata air laut. Kekuatan, frekuensi dan luas wilayah badai dipengaruhi oleh suhu air laut. Suhu air laut yang naik, menyebabkan frekuensi, kekuatan dan wilayah badai ikut meningkat.

Baca juga: Iklim di Benua Eropa

Tinggi permukaan air laut naik 

Permukaan air laut naik dapat disebabkan oleh es yang mencair. Suhu Bumi yang semakin panas membuat es mencair di daerah Kutub Selatan dan Kutub Utara. Selain itu, es juga mencair di Gletser.

Rata-rata, permukaan air laut di Bumi mengalami kenaikan sebsar 3,2 milieter per tahunnya. Hal ini mengancam keberadaan penduduk di pulau-pulau kecil dan daerah pesisir karena tempat tinggalnya dapat tenggelam.

Ekosistem

Kenaikan suhu Bumi berdampak pada hewan liar dan habitatnya. Beberapa hewan hidup di daerah dengan suhu dingin.

Naiknya suhu Bumi menyebabkan kerusakan pada tempat hidupnya seperti es yang mencair. Suhu Bumi yang panas juga membuat beberapa hewan yang habitatnya di tempat dingin menjadi susah beradaptasi. 

Hewan yang melakukan migrasi ke tempat yang dingin saat musim panas, harus bermigrasi ke daerah yang lebih jauh untuk mendapatkan suhu lingkungan yang sesuai.

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi