KOMPAS.com - Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia dan menjadi identitas jati diri setiap warganya.
Semboyan yang diusulkan oleh Mohammad Yamin ini menjadi prinsip persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Sudah seharusnya prinsip Bhinneka Tunggal Ika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkannya, maka persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia tetap terjaga.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, arti dari Bhinneka Tunggal Ika yakni berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Makna yang terkandung dalam semboyan bhinneka tunggal ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan.
Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras maupun antargolongan.
Baca juga: Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam Konteks NKRI
Negara Republik Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas dan berbentuk pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke.
Banyaknya pulau tersebut tentu memunculkan keragaman budaya, bahasa, maupun tradisi. Sehingga diperlukan wadah yang dapat merangkul semua perbedaan yang ada.
Salah satu wadah tersebut adalah Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga sebagai anak bangsa, harus menjaga dan merawat semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Dikutip dari jurnal Persepsi Bhinneka Tunggal Ika pada Mahasiswa PPKn Angkatan 2008/2009 Universitas Ahmad Dahlan (2013) karya Citra Hepatica Muslimah dan Triwahyuningsih, berikut prinsip-prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yaitu:
Common denominatorIndonesia memiliki keberagaman agama dan aliran kepercayaan. Common denominator artinya mencari prinsip yang sama atau bersifat umum dalam setiap agama dan aliran kepercayaan.
Prinsip ini dijadikan pegangan untuk menyatukan Bangsa Indonesia.
Tidak bersifat sektarian dan eksklusifTidak ada suatu hal yang dianggap paling benar atau memiliki martabat yang lebih tinggi. Paham sektarian dan eksklusif hanya menimbulkan rasa cemburu curiga, dan persaingan tidak sehat. Serta dapat memecah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Baca juga: Bhinneka Tunggal Ika: Sejarah, Arti, Fungsi dan Prinsip
Sifatnya universal dan menyeluruhPenerapan prinsip Bhinneka Tunggal Ika antarmasyarakat harus saling menghormati, mencintai, menjaga toleransi, menjaga kerukunan dan saling mempercayai. Sifat universal dan menyeluruh ini dapat menjaga persatuan dan keanekaragaman.
Bersifat konvergenPerbedaan di masyarakat seharusnya tidak menjadi masalah yang dibesar-besarkan. Perbedaan yang ada, harus dicari titik temunya dan dibuat kesepakatan bersama.
Pluralistik dan multikulturalTerdapat nilai di dalam Bhinneka Tunggal Ika, seperti inklusif, toleransi, damai, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini tidak bersifat tertutup, sehingga dapat mengakomodasi keanekaragaman budaya bangsa dalam menghadapi arus globalisasi.
Contoh sikap penerapan Bhinneka Tunggal Ika
Berikut beberapa contoh sikap penerapan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam sehari-hari, yaitu:
- Jika ada teman yang memiliki perbedaan pendapat, tidak boleh memaksa kehendaknya harus sama dengan pendapat kita.
- Bersikap baik dengan sesama, tidak saling mengejek jika terdapat perbedaan.
- Saling menghormati dan menghargai agama atau kepercayaan orang lain.
- Memberikan kesempatan orang lain untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Saling membantu antarsesama tanpa memandang perbedaan satu sama lain.
- Bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Baca juga: Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.