Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bahan Bakar Fosil Sulit dihentikan?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi bahan bakar fosil
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Bahan bakar fosil masih menjadi sumber utama manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi bahan bakar fosil oleh manusia lama-kelamaan mendatangkan malapetaka pad aekosistem jika tidak diimbangi dengan sikap bijaksana.

Bahan bakar fosil menghasikan polusi lokal di daerah produksinya, serta penggunaan yang berkelanjutan dapat merusak iklim planet. 

Mengganti bahan bokir fosil dengan sumber energi terbarukan menjadi pilihan yang terbaik, meskpun hal tersebut masih menjadi tantangan sampai saat ini.  

Baca juga: Mengapa Penggunaan Bahan Bakar Fosil Menyebabkan Pemanasan Global?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan dan manfaat bahan bakar fosil 

Bahan bakar fosil memiliki 3 kategori, yaitu gas alam, minyak dan batubara. Mereka menguasai 64,2 persen pada 2019 untuk pembangkit listrik dunia.

Kayu dan arang yang dibuat menjadi batubara merupakan bahan energi utama pada zaman industri besi.

Pada 1900, batubara menjadi bahan bakar industri utama, mengambil alih dari biomassa dan mengambil setengah dari penggunaan bahan bakar dunia.

Batubara memiliki kepadatan energi tiga kali lipat dari berat kayu kering maka digunakan dan didistribusikan ke seluruh dunia.

Setelah batu bara, minyak menjadi sumber energi selanjutnya. Minyak memasuki pasar sebagai pengganti minyak ikan paus untuk penerangan dengan bensin yang diproduksi sebagai produk sampingan dari produksi minyak tanah.

Minyak menjadi sumber energi terbesar di dunia menyalip batu bara pada 1964. Walau minyak memiliki keunggulan penting tetapi, tidak didistribusikan secara luas di dunia seperti batubara.

Bahan bakar dari minyak, ideal untuk transportasi, karena lebih padat energi dan menurut beratnya memiliki 2 kali kandungan energi dari batubara.

Bentuk minyak juga cair yang memungkinkan pengembangan mesin pembakaran internal yang menggerakan transportasi saat ini.

Selanjutnya ada gas alam merupakan bahan bakar fosil yang terjadi dalam bentuk gas, dapat ditemukan didalam bumi.

Gas alam saat ini digunakan lebih sering karena bersih dan pembakarannya dapat menjadi bahan baku untuk proses industri.

Baca juga: Dampak Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Mengapa bahan bakar fosil sulit dihentikan?

Berikut beberapa alasan mengapa bahan bakar fosil masih sulit dihentikan, yaitu: 

Kualitas bahan bakar fosil sulit ditiru 

Kualitas tertentu daru bahan bakar fosil sulit untuk ditiru, seperti kepadatan energi dan kemampuannya untuk menyediakan energi panas yang tinggi. 

Misalnya untuk aliran listrik, bisa saja menggunakan tenaga angin atau matahari, tetapi tidak semua daerah atau tempat mudah dialiri listri. 

Untuk saat ini, bahan bakar fosil yang bisa menjangkau semua daerah atau kondisi untuk terus mengaliri energi listri. Untuk mendekarbonisasi proses yang sama , diperlukan bahan bakar rendah karbon yang meniru kualitas bahan bakar fosil. 

Bahan bakar ringan bagi kendaraan 

Kepadatan bahan bakar fosil sangat penting disektor transportasi. Sebuah kendaraan memerlukan bahan bakar agar dapat berjalan. 

Salah satu alternatif yang saat ini bisa digunakan adalah kendaraan listrik, karena bisa mengganti oli dan bahan bakar minyak. 

Di sisi lain, kendaraan listrik jauh lebih efisien daripada mesin pembakaran internal dan kendaraan listrik lebih sederhana secara mekanis, dengan lebih sedikit bagian yang bergerak. 

Namun kendaraan listrik masih akan lebih berat dibandingkan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil, khususnya untuk kendaraan yang membawa beban berat. Seperti penerbangan, pelayaran laut, truk, atau kendaraan besar yang harus membaca beban berat untuk jarak jauh. 

Penggunaan baterai menjadi tantangan besar bagi kendaraan-kendaraan berat supaya tidak menambah beban kendaraan itu sendiri. 

Baca juga: Bahan Bakar Fosil yang Paling Banyak di Dunia

 

Referensi: 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Forbes, Brookings
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi