Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sel Ferrel: Pengertian dan Proses Terjadinya di Atmosfer Bumi

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org
Sel Ferrel atau sel mid-latitude adalah salah satu dari tiga jenis sel sirkulasi atmosfer bumi.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Sirkulasi atmosfer udara di bumi secara garis besar dibedakan menjadi tiga, salah satunya adalah sel Ferrel. Apa yang dimaksud dengan sel ferrel? Berikut adalah pembahasannya!

Pengertian sel ferrel

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, sel ferrel adalah model segmen lintang tengah dari sirkulasi angin bumi yang diusulkan William Ferrel pada tahun 1856.

Sel Ferrel terbentuk di daerah bagian tengah bumi yaitu lintang 30° hingga 60°. Sel Ferrel memisahkan sel Hadley di daerah khatulistiwa yang bertekanan rendah dan sel Kutub yang bertekanan tinggi.

Baca juga: Sirkulasi Hadley: Pengertian dan Proses Terjadinya di Atmosfer Bumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses terjadinya sel Ferrel

Dilansir dari Met Office: Weather and Climate Change, sel Ferrel bergerak berlawanan arah dengan dua sel lainnya (sel Hadley dan sel Kutub) sehingga terlihat bertindak sebagai roda gigi.

Hal tersebut dikarenakan perbedaan suhu sirkulasi udara dari kedua sel tersebut. Sel Ferrel yang berada di tengah-tengah merupakan tempat pertemuan udara panas dari sel Hadley di khatulistiwa dan udara dingin dari sel Kutub di kutub utara dan selatan.

Udara panas atau lebih hangat dari sel Hadley memiliki kerapatan yang lebih rendah, sehingga naik ke atas. Adapun, udara dingin dari sel Kutub memiliki kerapatan yang lebih tinggi sehingga turun dan berada di bagian bawah.

Hal tersebut membuat aliran udara pada sel Ferrel bergerak berlawanan dengan sel lainnya. Di mana udara dialirkan menuju kutub, namun sempat dibelokkan oleh efek coriolis.

Baca juga: Efek Coriolis: Pengertian dan Penyebabnya

Adapun, udara kering yang datang dari sel Hadley setelah hujan turun ke khatulistiwa akan bertabrakan dengan sel Ferrel.

Dilansir dari GeoScience LibreTexts, udara kering tersebut kemudian tenggelam di lintang 30° dan menciptakan sabuk bertekanan tinggi yang disebut “garis lintang kuda”.

Sabuk bertekanan tinggi ini menciptakan banyak gurun di daratan, kurangnya curah hujan (kondisi kering), cuaca tidak stabil, dan lebih sedikit angin di lautan.

Kondisi tersebut kerap menyebabkan pelaut zaman dahulu kesulitan berlayar akibat kurangnya angin.

Sel Ferrel menyumbang dampak besar pada transportasi panas di bumi dan penentuan cuaca di daerah lintang tengah bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi