Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tari Pakarena, Tarian Tradisional dari Sulawesi Selatan

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org/commons
Tari Pakarena, Tarian Sulawesi Selatan
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Tari Pakarena berasal dari Sulwesi Selatan. Tarian ini menjadi salah satu ikon kebudayaan provinsi yang sangat populer.

Pementasannya dilakukan oleh empat orang penari dengan diiringi alat musik, berupa gandrang (kepala drum) serta puik-puik (alat musik sejenis seruling).

Tak diketahui dengan pasti kapan tarian ini mulai ditampilkan dan siapa penciptanya. Namun yang pasti, tari pakarena sempat menjadi tarian resmi istana pada masa Kerajaan Gowa.

Properti utama tari pakarena

Menurut Rizky Utami dalam buku Ensiklopedia Tari-Tarian Nusantara (2014), nama 'pakarena' berasal dari bahasa Makassar, karena berarti main dan pa artinya pelaku.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Properti utama tari pakarena adalah kipas yang terkadang dilengkapi selendang.

Awalnya kipas yang digunakan berasal dari anyaman daun enau atau lontar. Namun, kipas ini sudah sangat jarang dijumpai, sehingga digantikan dengan kipas berbahan kayu, kertas, dan kain.

Baca juga: Tari Seudati, Tarian Pengikat Tali Persaudaraan di Aceh

Gerakan tari pakarena

Dikutip dari buku Antropologi Sosial Budaya (2020) oleh Sriyana, pada zaman dahulu, tarian tradisional asal Sulawesi Selatan ini hanya ditampilkan di istana kerajaan oleh putri bangsawan.

Namun seiring berjalannya waktu, tari pakarena kian sering dipertunjukkan di kalangan rakyat.

Gerakan tarian ini diawali dengan sikap duduk serta memutar searah jarum jam. Gerakan memutar ini melambangkan siklus kehidupan manusia.

Selain itu, ada gerakan naik turun, yang mencerminkan bahwa kehidupan manusia terkadang bisa di bawah dan kadang di atas.

Tarian ini memberi kesan kelembutan. Karena menggambarkan watak perempuan yang lembut, sopan, patuh, dan hormat.

Baca juga: Tari Piring, Tarian Tradisional Khas Minangkabau

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), salah satu aturan dalam tari pakarena adalah penari tidak boleh membuka matanya terlalu lebar.

Para penari juga tidak boleh mengangkat kakinya terlalu tinggi. Kedua aturan ini berlaku selama tarian berlangsung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi