Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Banjir akibat Perilaku Masyarakat

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Ilustrasi terjadinya banjir dikala hujan lebat
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Banjir adalah bencana alam yang dapat terjadi karena berbagai penyebab, salah satunya adalah ulah manusia. Berikut adalah penyebab banjir akibat perilaku manusia atau masyarakat!

Penebangan hutan

Penyebab banjir akibat perilaku masyarakat adalah penebangan hutan atau deforestasi. Deforestasi dilakukan manusia untuk membuka hutan dan menjadi lahan baru bagi permukiman, industri, dan kegiatan manusia lainnya.

Dilansir dari Massachusetts Institute of Technology, sistem akar pohon menyerap air saat musim hujan dan menahan yanah untuk memperlambat laju banjir.

Penebangan hutan akan menghilangkan pohon, menyebabkan daerah resapan air hilang. Akibatnya, ketika musim hujan air yang tidak terserap akan meluap dan mengakibatkan banjir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penyebab Banjir di Indonesia

Membuang sampah sembarangan

Penyebab banjir akibat perilaku masyarakat selanjutnya adalah membuang sampah sembarangan.

Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai, danau, atau ke jalanan dapat berakhir ke sungai atau aliran air lainnya.

Sampah organik mungkin akan membusuk, namun sampah anorganik dan sampah besar akan menumpuk dan menyumbal saluran air.

Penyumbatan tersebut akan mengganggu aliran air dan mengakibatkan banjir.

Baca juga: Dampak Membuang Sampah Sembarangan di Sungai

Permukiman di sisi sungai

Penyebab banjir akibat perilaku masyarakat adalah pembangunan permukiman di sisi sungai.

Pembangunan permukiman manusia di sisi sungai dapat mempersempit aliran sungai, membuatnya hanya dapat menampung lebih sedikit air.

Belum lagi, masyarakat permukiman sisi sungai kerap membuang sampah ke sungai yang juga dapat menyebabkan banjir.

Pemanasan global

Ulah manusia menyebabkan pemanasan global di mana suhu bumi lebih tinggi.

Dilansir dari U.S. Environmental Protection Agency, suhu yang lebih tinggi menyebabkan lebih banyak air menguap dari daratan dan lautan dan mengakibatkan perubahan ukuran dan frekuensi hujan lebat.

Baca juga: Mengapa Pemanasan Global dapat Menyebabkan Kepunahan Spesies?

Adapun, naiknya frekuensi hujan lebat menyebabkan jumlah air yang turun dapat lebih banyak daripada yang dapat diresap dan dialirkan permukaan.

Hal tersebut kemudian akan menyebabkan banjir.

Selain itu, pemanasan global akibat ulah manusia juga mengakibatkan melelehnya es kutub. Es yang meleleh berubah menjadi air dan menaikkan ketinggian air laut.

Dilansir dari National Geographic, permukaan laut rata-rata naik sekitar 3,2 milimeter per tahunnya.

Kenaikan tersebut mengakibatkan banjir yang menggenangi daerah pesisir dan membuat daerah tersebut tidak dapat ditinggali.

Baca juga: Benarkah Jakarta akan Tenggelam?

Permukaan anti air

Manusia membangun jalan, lapangan, rumah, gedung, dan berbagai infrastruktur yang terbuat dari bahan anti air.

Akibatnya, air hujan atau air limpasan tidak dapat diserap oleh permukaan tersebut. Saat musim hujan, banyaknya permukaan anti air dan kurangnya daerah resapan air dapat mengakibatkan banjir.

Drainase yang tidak memadai

Penyebab banjir akibat ulah manusia selajutnya adalah pembuatan drainase yang tidak memdai. Kerap kali suatu permukiman atau kawasan industri tidak memiliki drainase yang baik.

Akibatnya, air tidak dapat mengalir dengan baik sehingga meluap dan mengakibatkan banjir.

Baca juga: Jenis-jenis Banjir

Malas membersihkan lingkungan

Perilaku masyarakat yang dapat mengakibatkan banjir selanjutnya adalah malas membersihkan lingkungan.

Drainase yang baik tetap harus dijaga dan dibersihkan agar dapat terus mengalirkan air dengan lancar. Sehingga, diperlukan gotong royong antar warga

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi