KOMPAS.com - Zoonosis adalah penyakit-penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia maupun sebaliknya.
Menurut Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No 18/2009 sebagai pengganti UU Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 6/1976, penyakit zoonotik yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau vice versa (sebaliknya).
Dilansir dari situs World Health Organization (WHO) definisi zoonosis sebagai penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan antara hewan vertebrata dan manusia.
Lebih dari 10 tahun ke belakang, 75 persen penyakit pada manusia disebabkan oleh patogen yang berasal dari hewan dan produknya.
Kebanyakan penyakit tersebut berpotensi menyebar ke berbagai pulau atau benua dan berkembang menjadi masalah global.
Baca juga: Ciri Khas Virus yang Tidak Terdapat pada Organisme Lain
Kerugian yang diakibatkan zoonosis meliputi peningkatan morbiditas dan mortalitas pada hewan maupun manusia, kerugian ekonomi akibat kehilangan pekerja yang sakit, penurunan turis di area pariwisata yang terserang wabah, penurunan produksi ternak dan hasil ternak, pengeluaran biaya pengobatan dan penurunan ekspor.
Penyakit zoonosis
Dikutip dari Buku Ajar Zoonosis (2015) oleh I Wayan Suardana, pengetahuan dan pemahaman penyakit-penyakit zoonosis tidak hanya terbatas pada penyakit klasik seperti rabies, anthrax, brucellosis, dan lai-lain.
Seiring perjalanan zaman, penyakit zoonosis juga terus berkembang. Beberapa penyakit zoonosis yang tergolong baru di antaranya:
- BSE (Bovine Spongiform Encephalitis) atau sapi gila
Salah satu penyakit pada otak sapi yang tergolong dalam kelompok penyakit Transmissible Spongiform Encephalopathy. Penyakit ini disebabkan oleh suatu jenis protein bersifat infeksius yaitu PRION yang merupakan suatu molekul protein tanpa asam inti.
Prion diketahui memiliki sifat tahan terhadap panas dan beberapa bahan yang lazim digunakan sebagai desinfektan.
Baca juga: Struktur Virus
- AI (Avian Influenza) atau flu burung
Penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh virus AI tipe A dari berbagai galur mulai dari yang kurang ganas sampai yang sangat ganas.
Virus AI galur tertentu dapat menular dari unggas kepada mamalia (kuda, babi, anjing laut), bahkan menular ke manusia.
Di dalam virus AI dilestarikan oleh hewan reservoir terutama itik liar, berbagai jenis burung liar, ayam, dan itik piaraan.
- Pantogenih Escherichia coli
Sebagai kuman patogen, E.coli menjadi sangat dikenal karena menyebabkan penyakit pada saluran cerna manusia. Jalur transmisi yang paling umum dari infeksi E. coli adalah melalui jalur konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi.
Namun, transmisi dapat juga disebarkan secara langsung dari orang ke orang terutama anak-anak dan dari hewan ke manusia.
Penggolongan zoonosis
Dikutip dari jurnal Zoonoses (2009) oleh K.T Jafri dan teman-teman, zoonosis dapat digolongkan menjadi:
Menurut cara penularannyaBerdasarkan cara penularannya, zoonosis terbagi menjadi empat, yakni:
- Zoonosis langsung
Zoonosis berlangsung di alam hanya dengan satu jenis vertebrata saja dan agen penyebab penyakit hanya sedikit berubah atau malah tidak mengalami perubahan sama sekali selama penularan.
Penyebab penyakit ditularkan dari satu induk semang vertebrata ke induk semang vertebrata lainnya yang peka melalui kontak, wahana, atau vektor mekanik.
Rabies, brucellosis, leptospirosis, dan lain-lain termasuk dalam golongan penyakit ini.
Baca juga: Jenis-Jenis Virus DNA: Untai Tunggal dan Ganda
- Siklozoonosis
Siklus penularan lebih dari satu jenis vertebrata, tetapi tidak melibatkan invertebrata, untuk menyempurnakan siklus hidup agen penyebab penyakit.
Contohnya adalah penularan beberapa zoonosis parasiter seperti hidatidosis dan taeniasis.
- Metazoonosis
Siklus penularannya memerlukan baik vertebrata atau invertebrata. Di dalam invertebrata, agen penyebab dapat berkembang biak atau bisa berkembang jadi phase lain.
Metazoonosis ini memerlukan periode ekstrinsik di dalam invertebrata sebelum berpisah ke induk semang vertebrata. Dalam golongan ini dimasukkan antara lain infeksi arbovirus atau arthropod-borne virus dan tripanosomiasis.
- Saprozoonosis
Siklus penularan golongan tergantung pada benda-benda bukan hewan, seperti zat organik (termasuk pangan), tanah, tumbuhan, sampah, dan lain-lain, sebagai reservoir atau tempat penting untuk perkembangannya.
Menurut reservoir utamanyaBerdasarkan reservoir utamanya, zoonosis terbagi menjadi:
- Anthropozoonosis
Jika penyakit dapat secara bebas berkembang di antara hewan-hewan liar maupun piaraan. Manusia hanyalah terinfeksi dan merupakan titik akhir dari infeksi tersebut karena manusia tidak dapat menularkan kepada manusia atau hewan lain.
Baca juga: Perbedaan Virus RNA dan Virus RNA Transkripsi Balik
- Zooanthroponosis
Penyakit yang tergolong pada kelompok ini bila penyakit berlangsung secara bebas pada manusia atau merupakan penyakit manusia dan terkadang saja menyerang hewan sebagai cul de sac.
- Amphixenosis
Manusia dan hewan sama-sama merupakan reservoir yang cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi tetap berjalan secara bebas tanpa adanya campur tangan atau keterlibatan kelompok lain (manusia atau hewan).
Menurut agen penyebabMenurut agen penyebabnya, berikut penggolongan zoonosis, yaitu:
- Virus: Viral zoonosis
- Banteri: Bacterial zoonosis
- Jamur: Mycal zoonosis
- Chlamydia dan Rickettsia: Chlamydial dan Rickettsial zoonoses
- Parasit: Parasitic zoonosis
- Protozoa: Protozoan zoonosis
- Helmin: Helminth zoonosis
- Arthropoda: Arthpodal zoonosis