Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pavlovian Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Pavlovian Model menegaskan bahwa untuk melakukan tindakan pembelian, seseorang harus merasa terdesak terlebih dahulu.
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Teori perilaku konsumen adalah studi yang mempelajari bagaimana konsumen mencari, memilih, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi barang atau jasa.

Dalam mengkajinya, diperlukan model perilaku konsumen. Salah satunya yang sering digunakan ialah Pavlovian Model.

Apa itu Pavlovian Model?

Pada 1906, Ivan Petrovich Pavlov merancang suatu model sebagai pola pembelajaran tentang perilaku konsumen.

Dikutip dari buku Perilaku Konsumen (Teori dan Impelementasi) (2020) karya Aditya Wardhana dkk, Pavlov merancang model ini dengan menentukan perubahan perilaku berdasarkan pembelajaran dari pengalaman sebelumnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia melakukan eksperimen dengan bantuan anjingnya. Pavlov ingin melihat bagaimana reaksi anjing itu tiap kali dering bel dibunyikan dan sepotong daging disajikan.

Pavlov mengondisikan pikiran anjingnya untuk mendapatkan potongan daging tiap kali bel berbunyi. Ketika bel dibunyikan dan tidak ada daging yang disajikan, air liur anjing itu meningkat. Sebab anjingnya mengharapkan sepotong daging.

Baca juga: Teori Perilaku Konsumen: Pengertian dan Faktor yang Memengaruhinya

Lewat eksperimen ini, Pavlov membuktikan bahwa obyek atau peristiwa mampu mengaktifkan respons terkondisi.

Pavlovian Model dalam perilaku konsumen

Dilansir dari buku School of Marketing Thought Volume 2 (2018) oleh Sri Rahayu dkk, dalam kaitanya dengan perilaku konsumen, Pavlovian Model menekankan perlunya pengulangan iklan.

Pengulangan ini merupakan bentuk kecenderungan konsumen untuk belajar dan menguatkan pikirannya mengenai suatu produk atau jasa.

Iklan harus mampu membangkitkan dorongan yang kuat dalam diri seseorang, supaya efektivitasnya meningkat.

Misal, iklan makanan harus menampilkan dorongan, seperti rasa lapar.

Contoh lainnya, iklan sabuk pengaman harus menyuguhkan kebutuhan akan rasa aman dan perasaan takut kecelakaan.

Baca juga: Disonansi Kognitif dalam Perilaku Konsumen

Dalam kehidupan nyata, Pavlovian Model bisa dilihat dari respons seseorang ketika dihadapkan pada promosi berbentuk Sale atau Discount.

Secara langsung maupun tidak, model promosi ini akan membangkitkan keinginan seseorang untuk berbelanja meski sebenarnya ia tidak membutuhkan barang yang didiskon.

3 indikator dalam Pavlovian Model

Dilansir dari situs Wisdom Jobs, ada tiga indikator penting dalam Pavlovian Model, yakni drive, drives, dan reinforcement.

Drive

Adalah rangsangan internal yang mampu mendorong tindakan. Karena dorongan inilah, seseorang didesak untuk bertindak memenuhi keinginannya.

Drives 

Dorongan bisa bersifat bawaan, misalnya rasa lapar, haus, dan sakit. Dorongan juga bisa berasal dari sesuatu yang dipelajari, contohnya berjuang untuk mendapatkan status.

Reinforcement

Ketika seseorang memiliki kebutuhan, mereka akan terdorong dan bertindak dengan membeli barang atau menggunakan jasa.

Baca juga: Keputusan Pembelian dalam Perilaku Konsumen

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Wisdom Jobs
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi