Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Frans Mendur
Foto karya Frans Mendur yang mengabadikan Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur, Nomor 56, Cikini, Jakarta.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Jambi 

 

KOMPAS.com - 17 Agustus 1945 menandai kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Diperlukan perjuangan panjang dalam mencapai Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Berikut perjalanan atau peristiwa detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu: 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang menyerah pada Sekutu 

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu setelah sebelumnya 2 kota penting di bom oleh Sekutu, yaitu Kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

Berita kekalahan Jepang tersebut akhirnya sampai pada telinga pemuda Indonesia, Sutan Syahrir, melalui siaran radio Amerika. Selanjutnya, Subadio Sastrosatomo dan Subianto menemui Mohammad Hatta.

Mereka meminta Hatta agar mencegah PPKI mengumumkan kemerdekaan. Karena menurut golongan muda, kemerdekaan Indonesia harus diperoleh dengan kekuatan Bangsa Indonesia sendiri tanpa campur tangan negara lain.

Baca juga: Tokoh Perumusan Teks Proklamasi

Malamnya, sekitar pukul 20.00 WIB, golongan muda mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur. Rapat tersebut dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono, Armansyah, dan Kusnandar.

Dalam rapat tersebut, golongan muda menuntut agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan sesegera mungkin.

Mereka meminta Soekarno membacakan proklamasi esok hari, yaitu tanggal 16 Agustus 1945. Namun, Soekarno menolak usulan tersebut karena menganggap golongan muda terlalu tergesa-gesa.

Golongan muda mengancam akan terjadi pertumpahan darah apabila proklamasi tidak segera dilaksanakan.  Peristiwa menegangkan ini juga disaksikan oleh golongan tua, yaitu  Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Buntaran, Sanusi, dan Iwa Kusumasumantri.

Pengasingan Soekarno ke Rengasdengklok

Karena merasa keinginannya tidak terpenuhi, keesokan paginya, tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda mengasingkan Soekarno dan Mohammad Hatta ke sebuah daerah di Jawa Barat, yaitu Rengasdengklok. 

Tujuan pengasingan tersebut adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh Jepang. Sementara itu, di Jakarta, golongan tua yang diwakili oleh Mr. Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili oleh Wikana, sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilakukan di Jakarta. 

Pada pukul 16.00 WIB, Ahmad Soebardjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi ke tempat pengasingan di Rengasdengklok.

Ahmad Soebardjo memberikan jaminan kepada golongan muda bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Makna Proklamasi bagi Kehidupan Bangsa Indonesia Saat Ini

Perumusan Teks Proklamasi

Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Nomor 1. Dalam penyusunan naskah proklamasi, Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikiran secara lisan pada kalimat pertama yang berbunyi pernyataan Bangsa Indonesia untuk mengubah nasibnya sendiri.

Drs. M. Hatta menambahkan kalimat kedua sebagai pernyataan pengalihan kekuasaan. Soekarno menulis konsep proklamasi pada secarik kertas. Selanjutnya kertas yang ditulis oleh Soekarno diberikan kepada Sayuti Melik untuk diketik. 

Detik-Detik Proklamasi

Hasil rapat disepakati bahwa proklamasi akan dibacakan di halaman rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 1945 tepat pukul 10.00 WIB. 

Para pemuda bergegas menyiapkan peralatan upacara dan mengumpulkan masyarakat di halaman rumah Soekarno.

Komandan Latief Hendraningrat dan Arifin Abdurrahman berjaga-jaga dan menyiapkan pasukan. Barisan pelopor yang dipimpin S. Suhud menyiapkan tiang bendera.

Bendera yang digunakan pada upacara tersebut adalah bendera merah putih yang dijahit sendiri oleh istri Soekarno, yaitu Ibu Fatmawati.

Bendera tersebut dikenal dengan nama Bendera Pusaka. Namun sejak tahun 1969, Bendera Pusaka tidak lagi digunakan dan disimpan di Istana Merdeka, digantikan dengan bendera duplikat.

Tepat pukul 10.00 WIB, Soekarno didampingi Mohammad Hatta membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud dengan diiringi Lagu “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman.

Semua masyarakat yang menyaksikan upacara pagi itu menangis terharu dan bersyukur atas dibacakannya proklamasi kemerdekaan. Dengan cepat, berita tentang kemerdekaan Indonesia menyebar ke seluruh penjuru negeri. 

Baca juga: Cara Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi