Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Lautan Terbentuk?

Baca di App
Lihat Foto
pixabay.com
Air laut
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Sekitar 71 persen daratan di bumi ditutupi oleh lautan. Menjadikan sebagian besar bumi diisi oleh air laut yang asin. Namun, tahukah kamu bagaimana lautan terbentuk? Untuk mengetahui jawabannya, simaklah penjelasan di bawah ini!

Topografi bumi yang tidak rata

Lautan terbentuk karena topografi bumi yang tidak rata akibat aktivitas lempeng tektonik. Lempeng tektonik bergerak secara terus-menerus dari awal pembentukan bumi.

Pergerakan tersebut menciptakan topografi bumi yang tidak merata. Ada bagian bumi yang tinggi ada juga yang rendah. Topografi rendah inilah yang kemudian akan menjadi dasar laut.

Baca juga: Mengapa Warna Air Laut Berbeda-beda?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal mula air di bumi

Jika dasar laut telah terbentuk, lantai bagaimana daerah tersebut terisi oleh air dan berubah menjadi lautan?

Untuk mengetahuinya, kita harus mundur ke 4,6 miliar tahun yang lalu saat bumi baru saja terbentuk.

Dilansir dari National Geographic, pada saat itu bumi terbagi menjadi batuan ringan dan batuan berat. Batuan ringan akan naik dan membentuk kerak atau permukaan bumi.

Sedangkan, batuan berat akan turun dan tenggelam ke dalam inti juga mantel bumi. Turunnya batuan ke mantel menghasilkan magma yang kemudian naik ke permukaan bumi dan menciptakan aktivitas vulkanik.

Baca juga: Pangea: Superbenua Kuno Bumi

Dilansir dari Geoscience Libretexts, aktivitas vulkanik kemudian melepaskan uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, karbon monoksida, hidrogen sulfida, nitrogen, hidrogen, dan metana ke atmosfer bumi yang kekurangan oksigen.

Selama jutaan tahun, uap air dan gas-gas tersebut terakumulasi di atmosfer. Pada saat itu, bumi memiliki suhu sangat tinggi sehingga uap air tertahan dalam bentuk gas di udara.

Lalu kemudian, bumi mengalami pendinginan hingga suhu di bawah titik didih air.

Hal tersebut mengakibatkan uap air di atmosfer mengalami kondensasi, membentuk awan, dan menurunkan hujan untuk pertama kalinya ke bumi.

Dilansir dari NOAA's National Ocean Service, hujan turun secara terus-menerus selama berabad-abad dan gravitasi menarik air tersebut agar tetap di permukaan bumi.

Baca juga: Siklus Hidrologi: Jenis dan Komponen Pembentuknya

Hutan yang turun terus-menerus tersebut akhirnya membentuk genangan besar di bumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu.

Genangan air tersebut mengisi dataran rendah di bumi dan dikenal sebagai lautan purba.

Sejak keberadaan lautan purba, bumi mengembangkan siklus hidrologinya sendiri. Di mana air laut tersebut menguap, terkumpul di atmosfer, dan turun menjadi hujan.

Air hujan yang turun kemudian mengalir, masuk ke dalam tanah, membentuk sungai, dan danau, juga terus-menerus mengisi lautan. Sehingga, lautan di bumi menjad seperti sekarang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi