KOMPAS.com- Realisme merupakan salah satu grand theory dalam ilmu politik untuk menjelaskan hubungan politik internasional.
Teori realisme merupakan salah satu pendekatan yang paling berpengaruh dalam hubungan internasional, terutama sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Dikutip dalam buku Dasar-Dasar Hubungan Internasional (2017) oleh Umar Suryadi Bakry, teori realis dianggap oleh mayoritas ahli sebagai tradisi definitif dalam bidang hubungan internasional.
Teori realisme dalam hubungan internasional menempatkan konsep power sebagai pusat dari semua perilaku negara-bangsa.
Teori ini berasumsi bahwa negara-negara bertindak untuk memaksimalkan power mereka, sehingga dapat mencapai tujuan mereka sendiri dengan lebih baik.
Baca juga: Model Webster dan Wind dalam Teori Perilaku Konsumen
Asumsi teori realisme
Beberapa asumsi teori realisme dalam hubungan internasional, sebagai berikut:
- Negara-negara berada dalam sebuah dunia di mana tidak ada otoritas tertinggi yang dapat menegakkan aturan dan ketertiban. Artinya, negara-negara hidup dalam dunia yang anarki.
- Negara merupakan akor utama dalam hubungan internasional. Meski aktor-aktor lain dalam hubungan internasional terus berkembang, posisi dan peran mereka tetap sekunder dalam politik dunia.
- Negara merupakan aktor yang cukup rasional yang dapat mengenali situasi internasional di mana mereka menentukan diri mereka sendiri dengan segala risiko dan peluang yang ada dalam ranah internasional.
- Sebagai akibat dari realitas anarki, keamanan merupakan masalah utama dalam politik internasional. Negara-negara hidup dalam sebuah sistem internasional di mana perang dan kekerasan selalu mengintai.
- Upaya menciptakan keamanan merupakan upaya yang sangat kompetitif, karena kompetisi dan konflik melekat dalam politik dunia dan hubungan antarnegara.
Baca juga: Contoh Teori Kekayaan Media
Cabang-cabang teori realisme
Disadur dari The Oxford Handbook of International Relations (2010) oleh Robert E Goodin, berikut cabang teori realisme, di antaranya:
- Realisme klasik
Realisme klasik menungkapkan bahwa sifat manusia untuk memaksa negara dan indivudu mengutamakan kepentingan di atas ideologi sudah ada dari dulu.
Selain realisme klasik ada juga realisme modern yang bermula sebagai bidang penelitian mendalam di Amerika Serikat sepanjang Perang Dunia II.
- Realisme liberal
Realisme liberal percaya bahwa sistem internasional meski strukturnya anarkis, membentuk perkumpulan negara yang norma dan kepentingan bersamanya memungkinkan adanya keteratiran dan stabilitas yang lebih baik daripada yang diberikan oleh realisme ketat.
- Nonrealisme
Nonrealisme berfous pada struktur anarkis sistem internasional. Negara adalah aktor utama karena tidak ada monopoli politik pada kekuatan di atas negara berdaulat manapun.
Sistem internasional dilihat sebagai struktur yang bertindak terhadap negara, sedangkan individu di bawa negara bertindak sebagai agen terhadap negara secara keseluruhan.
Baca juga: Industrial Buying Model dalam Teori Perilaku Konsumen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.