Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vincent van Gogh, Sang Pelukis Legendaris

Baca di App
Lihat Foto
wikipedia.org/mwF3N6F_RfJ4_w at Google Cultural Institute
Potret diri Vincent van Gogh, 1887
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Cukup banyak aliran seni lukis di dunia, salah satunya aliran Post-Impressionism. Post impressionism atau pascaimpresionisme adalah gerakan seni Perancis yang berkembang antara 1886 dan 1905. 

Aliran post impresionisme muncul sebagai reaksi perlawanan perhatian para impresionisme untuk penggambaran naturalistik dari cahaya dan warna. 

Salah satu tokoh aliran post-impressionism yaitu Vincent Van Gogh. Berikut biografi singkat dari Vincent Van Gogh. 

Pelukis kelahiran Belanda

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2020), Vincent Van Gogh lahir di Zundert, Belanda pada 30 Maret 1853. 

Vincent Van Gogh merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Ayahnya, Theodorus Van Gogh adalah seorang pendeta dan ibunya Anna Cornelia Carbentus merupakan putri dari seorang penjual buku. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak kecil, Vincent Van Gogh memiliki suasana hati yang tidak stabil. Bahkan ketika masa kanak-kanak, dia tidak menunjukkan bakat seninya. 

Di masa mudanya, Ia adalah seorang pemuda yang tenang, mandiri dan suka menghabiskan waktu luangnya berkeliaran di pedesaan untuk mengamati alam.

Baca juga: Aliran Naturalisme: Pengertian, Ciri-ciri, dan Tokohnya

Karir Vincent Van Gogh 

Ketertarikan Van Gogh pada seni tumbuh ketika Ia bekerja di dealer seni Goupil and Co cabang Den Haag bersama pamannya. 

Di dealer tersebut Vincent Van Gogh bekerja sebagai art dealer dan bekerja hampir delapan tahun.

Selama bekerja, Vincent sering berkirim surat kepada adiknya, Theo Van Gogh. Di dalam surat tersebut, Vincent Van Gogh mencurahkan segala isi hati dan harapannya. Bahkan dari surat tersebut, Teho akhirnya mengikuti jejak kakaknya sebagai penjual barang-barang seni. 

Setelah bekerja di cabang Den Haag, Vincent Van Gogh dipindah tugaskan ke cabang London. Pada saat itu, Vincent mengalami depresi dan menjadi pribadi yang religius. 

Kemudian pada tahun 1879 Vincent Van Gogh memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dan tinggal serta bekerja di Gereja, menjadi misionaris Protestan. 

Namun kehidupannya sebagai pastor tidak bertahan lama. gereja memecatnya karena dianggap terlalu obsesif terhadap imannya. 

Pada 1880, Vincent memutuskan mencoba menjadi seniman dan menjadi pelayan Tuhan melalui profesi tersebut. 

Baca juga: 12 Aliran Seni Lukis dan Tokohnya

Secara finansial, Vincent selalu mengalami kesulitan karena tidak berhasil menghasilkan uang dari lukisannya. Namun, Theo selalu ada membantunya dengan mengirimi sejumlah uang agar Vincent bisa bertahan hidup. 

Theo terus mendukung kakaknya dengan menyewakan Vincent sebuah studio di Den Haag untuk Vincent. Di situ Vincent terus mengasah kemampuan melukisnya di bawah arahan Anton Mauve, seorang seniman terkemuka dari Aliran Seni Den Haag. 

Pengaruh aliran impresionisme

Dikutip dari vincentvangogh.org, keahlian Vincent Van Gogh semakin terasah, namun ekonominya masih saja belum membaik. Hal ini diperparah karena lukisan yang dia buat kalah dengan aliran impresionisme. 

Akhirnya Ia dan Theo pindah ke Montmartre, Paris dan belajar di bawah tuntutan Fernand Cormon yang memperkenalkan Vincent dengan seniman Impresionis. 

Pada 1888 karya-karyanya mulai menarik perhatian dan berhasil dipamerkan bersama dengan para tokoh neo-impresionisme seperti Georges Seurat dan Paul Signac. 

Selama musim gugur di tahun 1888, Vincent Van Gough dan Paul Gauguin tinggal dan bekerja bersama di Ales Perancis untuk studio mereka yang bernama The Yellow House. 

Studi tersebut sebagai rencana untuk membangun komunitas seniman baru di Arles untuk alternatif Paris. 

Vincent dan Gauguin mengembangkan konsep warna simbolis sebagai ekspresi emosi dan batin agar tidak bergantung ke alam seperti aliran seni sebelumnya. 

Baca juga: Aliran-aliran dalam Dunia Sastra

Mengalami gangguan mental 

Seiring berjalannya waktu, Vincent Van Gogh menderita ketidakstabilan mental, termasuk epilepsi, delusi, dan bipolar. Bahkan dia sempat bertengkar dengan Gauguin dengan menodongkan pisau cukur. 

Pisau tersebut kemudian digunakannya untuk memotong telinga kanannya sendiri. 

Pada 1889, Vincent Van Gogh dengan sukarela menyerahkan diri ke institusi psikiatri di Saint-Remy, Arles. 

Karena kesehatannya yang semakin stabil, Vincent dibolehkan untuk melanjutkan melukis. Pada masa yang paling produktif, Vincent menciptakan lebih dari 100 karya di Saint-Remy termasuk The Starry Night yang menjadi lukisan paling terkenal hingga saat ini. 

Akhir hayat Vincent Van Gogh 

Dengan banyaknya karya yang Ia ciptakan, Vincent akhirnya diperbolehkan pulang karena kondisi mental yang semakin membaik. 

Meski sudah keluar dari klinik, Vincent tetap diawasi di bawah perawatan Dr. Gachet yang juga seorang seniman amatir. 

Gachet memotivasi Vincent untuk terus melukis sebagai bagian dari terapi kesembuhan mentalnya. Namun, depresi Vincent kembali kambuh ketika Theo memberi kabar bahwa bantuan finansialnya akan menipis untuk sementara waktu. 

Pada 27 Juli 1890, Vincent menembakkan dirinya di ladang gandum. Meski masih bisa berjalan untuk kembali ke kamarnya.

Baca juga: Tokoh Pelukis Aliran Surealisme di Dunia

Theo bergegas untuk berada di sisi kakaknya di jam-jam terakhir. Theo kemudian juga menyusul kematian Vincent akibat kelumpuhan progresif dini yang dideritanya. 

Selama hidupnya Vincent Van Gogh mengalami depresi berat karena tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya. Bahkan hanya satu lukisan yang berhasil terjual selama hidupnya. 

Hal ini terungkap dari surat-surat antara Vincent dan Theo yang ditemukan dan menjadi salah satu dokumentasi terpenting bagi mereka berdua. 

Kini setelah kepergian sang pelukis, banyak hasil karya Vincent Van Gogh mulai terkenal dan berkali-keli menjadi salah satu karya seni termahal di dunia. 

Sebagian besar lukisan Van Gogh berupa gambaran pemandangan kota, alam, potret diri, interior dan eksterior rumah, dan bunga.

Karya-karya Vincent Van Gogh, di antaranya The Potato Eaters (1885), Sunflowers (1887), Bedroom in Aries (1888), The Starry Night (1889), Portrait of Dr. Gachet (1890), Wheatfield with Crows (1890), The Siesta (1890) dan Church at Auvers (1890).

Van Gogh dianggap sebagai salah satu pelukis Belanda terbesar sepanjang masa. Karyanya memberi pengaruh yang kuat pada perkembangan banyak lukisan modern, khususnya pada karya-karya pelukis Fauve, Chaim Soutine dan Ekspresionisme Jerman.

Baca juga: Aliran Surealisme: Pengertian, Jenis, dan Unsurnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Britannica
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi