KOMPAS.com – Jamur umumnya berukuran mikroskopis dan makroskopis. Reproduksinya dapat terjadi secara seksual atau aseksual.
Dalam biologi, jamur dikenal sebagai fungi. Ilmu yang mempelajarinya dinamakan mikologi. Berasal dari bahasa Yunani mykes (jamur) dan logos (ilmu).
Berikut penjelasan karakteristik jamur beserta struktur tubuh dan reproduksinya:
Karakteristik jamur
Dilansir dari buku Biology Modern (2006) karangan John H. Postlewait dan Janet L. Hopson, jamur adalah organisme eukariotik, nonfotosintetik, dan sebagian besar heterotrof multiseluler.
Mayoritas jenisnya merupakan jamur mikroskopis atau ragi. Adalah jamur yang koloninya menyerupai koloni bakteri. Ragi sering digunakan untuk mengembangkan roti.
Cara jamur mendapatkan nutrisi
Jamur mendapatkan nutrisi dengan menyerap molekul organik dari lingkungan sekitar. Sama seperti hewan, jamur menyimpan energi dalam bentuk glikogen.
Baca juga: Menjelajahi Keanekaragaman Fungi (Jamur)
Sebagian besar jamur adalah saprofit yang hidup dengan menyerap senyawa organik dari organisme yang telah mati.
Karakteristik ini membuat jamur berperan sebagai pendaur ulang bahan organik yang sangat penting di alam.
Struktur tubuh jamur
Menurut Reece, dkk dalam buku Campbell Biology (2008), struktur umum tubuh jamur, yakni tersusun atas filamen atau benang multisesluler. Tetapi ada juga yang terdiri dari sel tunggal, contohnya ragi.
Sel tubuh jamur tersusun dari benang kecil dinamakan hifa. Terdiri dari dinding sel tubular yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma sel. Dinding sel jamur terbentuk oleh zat kitin atau polisakarida yang kuat juga fleksibel.
Oleh dinding sel bernama septa, hifa jamur dibagi menjadi sel.
Umumnya septa berpori-pori cukup besar yang memungkinkan ribosom, mitokondria, dan inti sel mengalir dari sel satu ke lainnya. Meski begitu tak semua jamur memiliki septa.
Baca juga: Sistem Reproduksi pada Kingdom Fungi
Hifa yang bercabang dan membentuk jaringan disebut miselium (miselia: jamak). Miselium jamur tumbuh cepat, karena protein dan bahan lain yang disintesis jamur bergerak melalui aliran sitoplasma ke ujung hifa yang memanjang.
Reproduksi jamur
Sebagian besar jamur memperbanyak diri dengan menghasilkan spora, baik seksual maupun aseksual. Berikut penjelasannya:
Reproduksi seksualDilakukan lewat pembentukan spora seksual melalui peleburan hifa yang berbeda jenis.
Reproduksi seksual diawali ketika hifa dari dua miselia yang berbeda, melepaskan molekul sinyal seksual disebut feromon.
Feromon tiap pasangan akan mengikat reseptor di sisi lain, dan hifa meluas ke sumber feromon. Ketika kedua hifa bertemu, mereka menyatu.
Penyatuan sitoplasma dari dua miselia induk dikenal sebagai plasmogami. Setelah proses ini, tahap berikutnya adalah karyogami.
Baca juga: Kingdom Fungi: Karakteristik dan Manfaatnya
Selama proses tersebut, inti haploid dari kedua miselia akan bergabung dan menghasilkan sel diploid.
Dalam karyogami, akan terbentuk zigot atau struktur sementara lainnya. Kemudian terjadilah pembelahan meiosis yang kemudian membentuk beragam spora secara genetik.
Meiosis adalah inti dari reproduksi seksual. Sehingga spora yang dihasilkan melalui cara ini sering disebut spora seksual.
Reproduksi aseksualPada jamur bersel satu, reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Sementara pada jamur multiseluler, reproduksi aseksualnya dilakukan dengan:
- Fragmentasi (pemutusan) hifa
Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru - Pembentukan spora aseksual
Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidiospora.
Baca juga: Jamur Basidiomycota: Ciri Khas, Reproduksi, dan Contohnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.