Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Normatif: Pengertian dan Contohnya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ekonomi normatif adalah analisis ekonomi yang mencerminkan penilaian normatif. Analisis ekonomi ini bersifat subyektif.
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Ekonomi normatif membantu seseorang memahami permasalahan ekonomi dari sudut pandang yang berbeda.

Selain normatif, ada pula ekonomi positif. Jika ekonomi normatif bersifat subyektif, ekonomi positif sifatnya obyektif.

Apa itu ekonomi normatif?

Pengertian ekonomi normatif

Menurut Roeskani Sinaga, dkk dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi (Teori dan Konsep) (2021), ekonomi normatif adalah pernyataan yang mengandung arti bagaimana seharusnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam ekonomi positif, jawaban analisis atau pernyataannya tidak mempertimbangkan benar atau salah.

Sementara ekonomi normatif, mempertimbangkan benar atau salah tergantung nilai moral juga norma yang dimilikinya.

Baca juga: Ekonomi Positif: Pengertian dan Contohnya

Dilansir dari situs Investopedia, ilmu ekonomi normatif bertujuan menentukan apa dan bagaimana seharusnya terjadi.

Ekonomi normatif adalah perspektif ekonomi yang mencerminkan penilaian normatif atau ideologis terhadap pembangunan ekonomi, investasi, pernyataan, juga skenario.

Berbeda dengan ekonomi positif, analisis ekonomi ini sangat bergantung pada penilaian dan pernyataan soal apa yang seharusnya.

Sederhananya, ilmu ekonomi normatif lebih bersifat subyektif, karena mengutamakan penilaian ketimbang fakta atau pernyataan sebab akibat.

Dikutip dari buku Schaum's Outlines: Mikroekonomi (2006) karya Dominick Salvatore, ekonomi normatif didasarkan pada ilmu ekonomi positif dan penilaian masyarakat.

Analisis normatif memberi pedoman menyangkut kebijakan untuk meningkatkan atau memaksimalkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pembagian Ilmu Ekonomi: Positif dan Normatif

Contoh ekonomi normatif

Kunci utama dari pernyataan yang bersifat normatif adalah tidak dapat diuji atau dibuktikan nilai faktualnya.

Contoh ekonomi normatif, yakni "Kita harus memotong pajak menjadi dua bagian, untuk meningkatkan pendapatan yang dibelanjakan."

Jika dikaitkan dengan ekonomi positif, pernyataan tersebut akan berubah menjadi "Berdasarkan data masa lalu, pemotongan pajak yang besar akan membantu banyak orang."

Contoh lainnya "Buruh harus menerima bagian yang lebih besar dari keuntungan kapitalis". Atau "Warga negara yang bekerja tidak boleh membayar rumah sakit."

Biasanya pernyataan ekonomi normatif sering kali menggunakan kata "seharusnya".

Baca juga: 2 Prinsip Dasar yang Melahirkan Ilmu Ekonomi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Investopedia
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi