Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Raden Saleh, Sang Pelukis Legendaris Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Wikipedia
Raden Saleh
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Baru-baru ini dunia perfilman Indonesia sedang ramai dengan film berjudul Mencuri Raden Saleh. Film yang akan tayang 25 Agustus 2022 mendatang sudah ramai dibicarakan. 

Film ini menceritakan pencurian yang dilakukan sekelompok pemuda terhadap sebuah lukisan bersejarah dari Istana Kepresidenan yaitu "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh.

Meski menjadi ramai, banyak kalangan yang belum mengetahui siapa Raden Saleh. Berikut akan dijelaskan biografi singkat Raden Saleh: 

Baca juga: Makna Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh

Lahir dari keluarga ningrat 

Raden Saleh memiliki nama asli Raden Saleh Syarif Bustaman. Beliau lahir di Semarang pada Mei 1811 dalam lingkup bangsawan Jawa ningrat. Ayah Raden Saleh bernama Sayyid Husen bin Alwi bin Awal bin Yahya dan ibunya bernama Mas Ajeng Zarip Husen. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari buku Raden Saleh: Kehidupan dan Karyanya (2018) oleh Werner Kraus, Buyut Raden Saleh yaitu Sayyid Abdullah Muhammad Bustam alias Ki Bustam adalah seorang bahawan bupati Terboyo pada Kerajaan Belanda saat itu.

Keluarga Bustaman juga berperan besar di bidang agama. Beberapa anggota keluarga memegang jabatan sebagai penghulu, pejabat Islam tertinggi suatu wilayah.

Mendapat beasiswa dari Pemerintah Belanda

Raden Saleh diserahkan oleh pamannya, Bupati Semarang kepada orang Belanda yang tak lain adalah atasan pamannya di Batavia sejak usia 10 tahun. Beliau diserahkan untuk dapat bersekolah di sekolah rakyat (Volks School).

Dalam pendalaman mempelajari seni lukis, Raden Saleh dibantu oleh seorang pelukis keturunan Belgia yaitu A.A.J. Payen. Payen terkesan dengan bakat Raden Saleh. Karena itu, Ia mengusulkan agar Raden Saleh dapat belajar ke Eropa.

Gurbernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen yang saat itu memerintah Hindia Belanda mendukung usulan Payen setelah melihat karya Raden Saleh dan bersedia membiayai Raden Saleh untuk bersekolah ke Eropa.

Setelah selesai dari Belanda, Raden Saleh berinisiatif untuk mempelajari ilmu lain di luar melukis.

Saat pemerintahan Raja Willem II, Raden Saleh mendapat dukungan untuk meneruskan studinya dan dikirim ke Dresden Jerman. 

Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas

Di Jerman status Raden Saleh adalah tamu kehormatan Kerajaan Jerman sehingga dapat tinggal hingga lima tahun.

Pada 1844, Raden Saleh kembali ke Belanda dan menjadi pelukis istana kerajaan Belanda. Selama 1844 - 1851, Raden Saleh tinggal dan berkarha di Perancis dengan aliran romantisisme. 

Wawasan seni lukisnya semakin berkembang dan banyak bertemu dengan pelukis-pelukis terkenal di Perancis. Sejak saat itu lukisan Raden Saleh khas dengan aliran romantisisme. 

Raden Saleh juga menjadi saksi mata revolusi Februari 1848 di Paris yang secara tidak langsung mempengaruhi dirinya. 

Kembali ke Hindia Belanda

Raden Saleh kembali ke Hindia Belanda setelah 20 Tahun lamanya tinggal di Eropa pada tahun 1852. Sepulangnya dari Belanda, Raden Saleh menjadi seorang konservator lukisan pemerintahan kolonial. Beliau juga melukis beberapa potret keluarga kerajaan Jawa.

Meski lama tinggal dan belajar pendidikan barat, tidak membuat Raden Saleh menutup mata atas apa yang terjadi di negaranya. 

Dengan penuh keberanian, Raden Saleh sering mengkritik politik represif pemerintah Hindia Belanda. 

Raden Saleh tetap menjunjung tinggi idealisme kebebasan dan kemerdekaan negara. Salah satu pemikiran Raden Saleh dalam mengkritik pemerintah Belanda dituangkan dalam lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh pemerinta kolonial Belanda. 

Pada tahun 1867, Raden Saleh menikahi gadis keturunan ningrat Kraton Yogyakarta bernama Raden Ayu Danudirja dan pindah ke Bogor.

Baca juga: Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak

Aliran lukisan

Dari beberapa lukisan Raden Saleh, kita dapat melihat bahwa lukisan beliau beraliran Romantisme. Lukisan-lukisan Raden Saleh dengan jelas menunjukkan sifat-sifat seperti kekejaman, dramatis, realistis dan mencekam dengan menyindir sifat manusia yang selalu mengusik makhluk lain.

Seperti pada lukisan karya Raden Saleh "Penangkapan Pangeran Diponegoro" kita dapat menyimpulkan banyak hal dari ekspresi tokoh-tokoh dalam lukisan tersebut. Seperti keputusasaan, kekejaman, rasa marah, dan lainnya.

Selain itu, beberapa lukisan karya Raden Saleh antara lain "Enam Pengembara Kuda Mengejar Rusa", "Perburuan Rusa", "Sebuah Banjir di Jawa" dan "Pemandangan Jawa dengan Harimau yang Mendengarkan Suara Pengembara".

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi