Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden RI Ketiga

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Mantan Presiden RI BJ Habibie.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang populer dengan panggilan B. J. Habibie, adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. 

Sebelumnya, B. J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemudian Pada 21 Mei 1998 B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden .

Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai seorang profesor dan ilmuwan dalam teknologi penerbangan internasional dan satu-satunya presiden Indonesia hingga saat ini yang berlatar belakang ilmuwan. 

B. J. Habibie merupakan presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa, ia berasal dari Pare-Pare Sulawesi Selatan.

Baca juga: Masa Reformasi di bawah Pemerintahan BJ Habibie

Karir B. J. Habibie

Habibie lahir di Kota Pare-Pare Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari Gorontalo.

Sebelum menjadi orang yang berpengaruh bagi bangsa Indonesia, BJ Habibie pernah mengenyam pendidikan di SMAK Dago, Bandung, tahun 1954 dan melanjutkan ke perguruan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karena kepintaran dan kecerdasannya, BJ Habibie akhirnya melanjutkan studinya di Jerman. Ia memilih jurusan KOnstruksi Pesawat Terbang di Rhenish Westfälische Technische Hochschule, Jerman.

Pengetahuannya mengenai teknologi semakin terasah. Di Jerman, Habibie tidak hanya kuliah melainkan sambil bekerja. 

Habibie pernah bekerja di sebuah perusahaan penerbangan di Messerschmitt-Bolkow-Blohm yang berpusat di Hamburg, Jerman. 

Dari sinilah Habibie belajar menguasai teknologi dan menjadi ahli pesawat terbang yang pertama kali menciptakan pesawat terbang di Indonesia. 

Baca juga: Kebijakan Politik Masa Pemerintahan B. J. Habibie

Jadi tidak heran jika ia dijuluki sebagai Bapak Teknologi di Indonesia karena karyanya yang luar biasa.

Kemudian Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto. Setelah kembali ke Indonesia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998.

Ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990.

Selain itu Habibi juga memimpin proyek pesawat N250 Gatot Kaca yang menjadi pesawat pertama buatan Indonesia. 

Meski sedang naik daun di tangan Habibie, industri tersebut terpaksa harus tutup karena imbas krisis moneter. 

Menjabat presiden 

Masa jabatan Habibie sebagai presiden terbilang singkat, yaitu sekitar 17 bulan. Habibie menjadi presiden mulai 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. 

Dengan masa jabatan yang singkat, Habibie banyak melakukan kebijakan yang terbilang krusial saat ini. Bahkan menjadi kunci masa transisi Indonesia dari masa Orde Baru ke Masa Reformasi. 

Habibie meletakkan beberapa fondasi dasar pemerintahan yang sampai sekarang masih berjalan. Salah satunya kebebasan pers. 

Baca juga: Penemuan BJ Habibie yang Diakui Dunia Internasional

Kejeniusan Habibie

Dilansir dari buku Masyarakat Cita: Konsepsi & Praktik (2021) oleh Natsar Desi dan kawan-kawan, kejeniusan dan penemuan Habibie juga diakui dunia internasional. Salah satunya adalah Crack Progression Theory. 

Crack progression theory digunakan untuk menjelaskan titik awal retakan pada bagian sayap dan badan pesawat. Dalam buku Smart Learning Skill 4.0 (2021) karya Miswan Thahadi, Habibie Factor merupakan rumus untuk mendeteksi titik awal keretakan, beserta perkembangannya.

Selain Habibie Factor, penemuan lainnya yang juga diakui dunia internasional adalah Habibie Theorem serta Habibie Method. Keduanya merupakan teori penting dalam dunia penerbangan.

Kisah asmara Habibie

Kisah asmara B. J. Habibie dan istri bermula sejak masih remaja, ketika keduanya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan berlanjut ketika bersekolah di SMA Kristen Dago Bandung. 

Komunikasi mereka akhirnya terputus setelah Habibie melanjutkan kuliah dan bekerja di Jerman, sementara Ainun tetap di Indonesia dan berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sempat lama terpisah karena bekerja di jerman akhirnya Habibie kembali ke Indonesia dan menikahi Ainun. 

Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Ranggamalela, Bandung. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

Baca juga: Biografi Sultan Agung, Penguasa Mataram yang Tangkas dan Cerdas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi