Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konferensi Meja Bundar (KMB): Latar Belakang, Hasil, dan Tokohnya

Baca di App
Lihat Foto
Wikipedia/Daan Noske
Perundingan dalam Konferensi Meja Bundar
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah pertemuan antara perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg) yang mewakili sejumlah negara ciptaan Belanda di Kepulauan Indonesia

Pertemuan ini dilangsungkan di Den Haag, Belanda, mulai 23 Agustus hingga 2 November 1949. Ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan antara Indonesia dan Belanda yang telah lama terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walau Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Belanda masih berupaya menguasai Indonesia.

Sebelum KMB, tiga pertemuan tingkat tinggi antara Belanda dan Indonesia telah dilaksanakan sebagai upaya penyelesaian masalah.

Ada pun pertemuan itu adalah:

Baca juga: Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda

Meski sudah melangsungkan tiga pertemuan, belum ada titik terang penyelesaian masalah antara Belanda dan Indonesia.

Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda bersedia untuk menyerahkan kedaulatan kepada Negara Republik Indonesia Serikat.

Latar belakang Konferensi Meja Bundar (KMB)

Pada 18 Desember 1948, Belanda melakukan Agresi Militer II terhadap Indonesia, dan melanggar Perjanjian Renville yang telah disepakati bersama.

Sebelumnya, Belanda juga melancarkan Agresi Militer I sebagai bentuk pelanggaran Perjanian Linggarjati.

Agresi Militer II Belanda mendapat kecaman dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan dunia internasional.

Terlebih lagi, Belanda menangkap sejumlah pimpinan Indonesia, termasuk Soekarno, Moh. Hatta, Haji Agus Salim, dan beberapa menteri kabinet yang tengah bertugas di ibu kota sementara, Yogyakarta.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar, Belanda Akui Kedaulatan Indonesia

Pada 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB menegur Belanda, dan menuntut pengembalian seluruh petinggi RI beserta pemulihan pemerintahannya.

Kemudian pada 4 April 1949, digelarlah Perundingan Roem-Royen antara Belanda dan Indonesia.

Perundingan ini berakhir pada 7 Mei 1949, dan menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain disetujuinya pelaksanaan KMB di Den Haag, kembalinya Pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949, dan gencatan senjata.

Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB)

Konferensi Meja Bundar menghasilkan beberapa keputusan penting bagi Indonesia. Berikut hasil Konferensi Meja Bundar:

  • Belanda mengakui Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat dan merdeka. RIS terdiri dari 15 negara bagian yang dibentuk Belanda
  • Status Irian Barat diselesaikan dalam waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan
  • Akan dibentuknya Uni Indonesia-Belanda
  • RIS mengembalikan hak milik Belanda, dan memberikan hak konsesi serta izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda
  • Pengambilalihan utang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat.

Baca juga: Apa Dampak Positif Konferensi Meja Bundar Bagi Republik Indonesia?

Tokoh Konferensi Meja Bundar (KMB)

Setelah hasil konferensi diumumkan, pihak RI dan BFO kemudian menandatangani persetujuan konstitusi RIS. Persetujuan ini dilakukan pada 29 Oktober 1949.

Dampak penyelenggaraan KMB adalah Indonesia mendapat kedaulatannya, di mana penyerahannya berlangsung pada 27 Desember 1949.

Sementara penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan diadakan di dua kota, yaitu Amsterdam dan Jakarta.

Beberapa tokoh KMB, yakni:

  • Mohammad Hatta
  • Mohammad Roem
  • Mr. Supomo
  • Dr. J. Leimena
  • Mr. Ali Sastroamidjojo
  • Ir. Djuanda
  • Sukiman
  • Mr. Sujono Hadinoto
  • Sumitro Djojohadikusumo
  • Mr. Abdul Karim Pringgodigdo
  • Kolonel T.B. Simatupang
  • Mr. Muwardi.

Baca juga: Tokoh-tokoh dalam Konferensi Meja Bundar (KMB)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi