Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pahlawan Perempuan Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
direktoratk2krs.kemsos.go.id
Cut Nyak Dhien adalah sosok pahlawan nasional asal Aceh.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan Indonesia itu adalah hasil perjuangan dan pertumpahan darah para pahlawan dalam usaha mengusir penjajah dari tanah air.

Dari ribuan pahlawan yang berjuang meraih kemerdekaan, di antaranya ada peran dari perempuan-perempuan hebat Indonesia. Siapa sajakah pahlawan perempuan Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini adalah pahlawan-pahlawan perempuan Indonesia: 

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan seorang pahlawan pergerakan kemerdekaan yang berasal dari Aceh. Cut Nyak Dien bersama suaminya, Teuku Umar, tampil sebagai sosok yang selalu memberikan semangat kepada rakyat Aceh untuk melakukan perlawanan kepada Belanda.

Ia sempat beberapa kali menyerang pasukan Belanda sebelum akhirnya ditangkap oleh tentara Belanda. Ia meninggal pada 6 November 1908 karena usia dan kondisi yang sering sakit.

Cut Nyak Dien merupakan wanita pertama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK Nomor 106 Tahun 1964.

Baca juga: Marie Thomas, Dokter Perempuan Pertama di STOVIA

Cut Nyak Meutia

Cut Meutia adalah pejuang Aceh yang berjuang untuk mengusir Belanda. Cut Nyak Meutia dikenal sebagai ahli pengatur strategi pertempuran.

Salah satu taktik yang pernah digunakan adalah taktik serang dan mundur, serta menggunakan prajurit memata-matai gerak-gerik pasukan lawan.

Pada 24 Oktober 1910, Cut Meutia bersama pasukannya yang tersisa berjumlah 45 orang ditangkap oleh tentara Belanda. Ia gugur karena mendapatkan tembakan di dada dan kepala oleh Belanda.

Atas jasa-jasanya, pada 19 Desember 2016, pemerintah Republik Indonesia mengabdikannya dalam pecahan uang kertas rupiah baru Republik Indonesia, Rp1.000.  Ia juga dikukuhkan menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Nama Cut Meutia juga diabadikan di beberapa tempat. 

Baca juga: Kongres Perempuan Indonesia

R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini merupakan pahlawan asal Jepara yang berjuang di Tanah Air melalui pendidikan untuk kaum wanita.

Kartini tergerak membangun sebuah sekolah untuk wanita karena pada masa itu pendidikan resmi untuk wanita dianggap hal yang tabu.

Kartini memulai perjuangannya untuk membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Cita-cita dan semangat perjuangannya tertuang dalam surat-surat dan tulisan yang kerap dikirimkannya ke majalah De Hollandsche Leile.

Kartini meninggal pada tanggal 17 September 1904 di usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertamanya.

Surat-surat yang pernah ditulis oleh Kartini kemudian dibukukan  yang kemudian diberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Kartini dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita. Tanggal lahirnya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.

Baca juga: Organisasi Pergerakan Perempuan di Indonesia

Raden Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika merupakan pahlawan yang berasal dari Cicalengka. Perjuangan Dewi Sartika dilakukan melalui pendidikan. Dewi Sartika dikenal sebagai tokoh Jawa Barat yang menjadi perintis pendidikan bagi kaum perempuan.  

Ia membangun Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung karena ingin mendidik anak perempuan dan untuk memajukan harkat dan martabat perempuan.

Di Sekolah Isteri itu, para perempuan diajarkan beberapa pelajaran, seperti menulis, berhitung, dan membaca. Dewi Sartika meninggal pada tanggal 11 September 1947 dan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 7 Oktober 1966.

Rasuna Said

Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau biasa dikenal dengan H.R. Rasuna Said merupakan perempuan pahlawan pejuang kemerdekaan asal Sumatera Barat. Rasuna Said berjuang di bidang politik dan pendidikan.

Dalam bidang politik, ia aktif di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris dan kerap berpidato mengenai penindasan pemerintahan Belanda.

Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, HR Rasuna SAid pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 hingga akhir hidupnya.

Dalam bidang pendidikan, Rasuna Said mengajar di sekolah-sekolah dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia.

Ia juga mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita Perguruan Tinggi. Atas keberanian dan jasa Rasuna Said, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 14 Desember 1974.

Baca juga: Atlet Perempuan Kebanggaan Indonesia

Fatmawati Soekarno

Hj. Fatmawati Soekarno atau biasa dikenal dengan Ibu Fatmawati merupakan istri presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Fatmawati adalah salah satu sosok yang ikut serta dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Beliau menjahit bendera merah putih dengan jahitan tangan. Bendera yang dijahitnya itu dikibarkan pada Proklamasi dan dalam upacara kenegaraan selama bertahun-tahun.

Namun sejak tahun 1969 bendera merah putih jahitan Fatmawati itu disimpan di Istana Merdeka karena kondisinya sudah sangat rapuh. Fatmawati diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 4 November 2000. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi