Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Teori Terbentuknya Alam Semesta

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi teori terbentuknya alam semesta
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Proses terjadinya jagat raya atau alam semesta serta proses pengembangannya masih menjadi suatu misteri yang masih terus dicoba untuk dipecahkan oleh ilmuwan hingga saat ini. Awal mula terbentuknya jagat raya saat ini masih sebatas sebuah teori.

Artinya, hal ini belum dapat dibuktikan secara nyata. Seluruh teori tersebut terbentuk berdasarkan perkiraan para ahli yang melakukan pengamatan dan perhitungan dengan didukung oleh berbagai bidang ilmu lainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut 10 teori tentang pembentukan jagat raya atau alam semesta yang muncul di kalangan para ilmuwan, di antaranya: 

Baca juga: Bisakah Lubang Hitam Menghilang dari Alam Semesta?

Berikut penjelasannya: 

Teori Big Bang (ledakan dahsyat)

Teori Big Bang pertama kali dicetuskan pada tahun 1927 oleh Georges Lemaitre, seorang ilmuwan berkebangsaan Belgia. Menurut teori Big Bang, jagat raya terbentuk dari ledakan yang sangat besar.

Sebelumnya jagat raya adalah sebuah energi panas yang sangat padat. Hingga suatu hari, energi panas yang padat tersebut mengembang dan meledak. Hasil dari ledakan itu kemudian memadat dan menjadi benda-benda langit seperti sekarang ini.

Teori Big Bang didasarkan pada penelitian bahwa jagat raya ini mengembang dan semakin meluas. Seluruh bintang dan planet bergerak saling menjauh seolah-olah seluruh benda langit itu berasal dari satu titik.

Teori Mengembang atau Teori Ekspansi

Teori mengembang atau teori ekspansi belum diketahui secara pasti ilmuwan ahli jagat raya yang menemukan teori ini.

Namun menurut teori mengembang atau teori ekspansi, jagat raya terbentuk karena zat hidrogen mengembang yang diakibatkan suhu ekstrim pada ruang alam semesta.

Reaksi zat hidrogen yang mengembang inilah asal mula dari teori mengembang atau teori ekspansi.

Baca juga: 8 Planet dalam Tata Surya 

Teori Keadaan Tetap atau Teori Stabil

Teori keadaan tetap adalah teori yang mengatakan bahwa sejak bermiliar-miliar tahun yang lalu hingga sekarang bentuk alam semesta jagat raya ini sama sekali tidak mengalami perubahan.

Menurut teori keadaan tetap, jagat raya terdiri dari unsur hidrogen yang muncul dengan sendirinya.

Kemunculan zat lain selain hidrogen memerlukan waktu yang sangat lama untuk suatu atom terbentuk di alam semesta. Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle seorang ahli astrofisika berkebangsaan Inggris

Teori Kuantum

Teori kuantum memiliki arti bahwa alam semesta bersifat kekal. Di mana alam semesta sudah ada sejak dahulu kala dengan sendirinya dan akan selalu ada.

Tidak ada material pembentuk alam semesta di dalamnya. Teori kuantum ditemukan oleh ahli astrofisika bernama William Lane Craig pada tahun 1966.

Teori Nebula atau Teori Kabut

Teori kabut atau teori nebula terdiri atas hidrogen, helium, dan debu angkasa kemudian melakukan rotasi yang kecepatannya sangat lambat sekali.

Hidrogen, helium, dan debu angkasa tersebut akan mulai menyusut karena temperatur dan tekanan suhu yang terdapat di jagat raya sangat rendah.

Dampak dari penyusutan ini membentuk cakram datar dan ditengahnya terdapat sebuah bintang. Teori Kabut atau Teori Nebula ditemukan oleh ahli astrofisika bernama Immanuel Kant pada tahun 1775.

Baca juga: Jarak Bumi ke Matahari dan ke Planet Lainnya di Tata Surya

Teori Planetesimal

Teori Planetesimal menyatakan bahwa matahari sebagai bintang berpapasan dengan bintang yang lain. Karena efek papasan tersebut terjadilah efek saling tarik menarik oleh masing-masing gaya gravitasi bintang.

Peristiwa tarik menarik antar gravitasi bintang inilah yang menyebabkan partikel-partikel bintang tertarik keluar dan membentuk partikel yang baru di alam semesta.

Partikel tersebut membentuk planet. Teori Planetesimal ditemukan oleh dua ahli astrofisika berkebangsaan Amerika Serikat, yaitu Chamberlein dan F. R. Moulton. Penemuan teori planetesimal ditemukan pada tahun 1911.

Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar ini mengatakan bahwa jagat raya terbentuk dari tabrakan sesame bintang yang akhirnya salah satu bintang tersebut meledak. Gaya gravitasi  bintang berpengaruh pada partikel baru yang terjadi karena dampak dari tabrakan tersebut.

Gaya gravitasi bintang mengakibatkan munculnya partikel-partikel yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak karena efek tabrakan tadi.

Lalu partikel-partikel tersebut akhirnya disebut bagian daripada ciri planet. Teori bintang kembar ditemukan pada tahun 1930. Belum jelas ilmuwan yang menemukan teori bintang kembar.

Baca juga: Galaksi Bima Sakti: Tempat Bumi dan Tata Surya Berada

Teori Proto Planet

Teori Proto Planet berpendapat bahwa jagat raya terbentuk dari sekelompok gas dan debu yang bertebaran di luar angkasa. Teori Proto Planet bermula sejak 5 miliar tahun yang lalu. Teori Proto Planet berasal dari partikel gas dan debu yang mampet.

Proses mampetnya partikel gas dan debu tersebut tertarik menuju ke bintang karena gaya gravitasi bintang. Lalu berputar mengelilingi bintang akhirnya disebutlah planet.

Teori Proto Planet ditemukan oleh ahli astronomi berkebangsaan Jerman bernama Carl von Weizsaeker pada tahun 1940-an.

Teori protoplanet kemudian diteruskan dan dikembangkan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar.

Teori Pasang Surut

Teori pasang surut merupakan teori pembentukan jagat raya yang berasal dari bola gas panas yang akhirnya mendingin karena temperatur dan tekanan suhu di luar angkasa sangat dingin. Pendinginan bola gas tersebut menyusut dan terbagi menjadi keping-keping yang disebut planet.

Teori Kondensasi

Teori kondensasi adalah adalah bagian daripada teori dalam pembentukan jagat raya karena bola kabut raksasa yang berevolusi membentuk cakram dengan bola gas sebagai pusatnya. Teori kondensasi ditemukan oleh G. P. Kuiper.

Baca juga: Teori Planetesimal: Teori Pembentukan Tata Surya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi