Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penemuan dan Perkembangan Roda

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi sejarah penemuan dan perkembangan roda
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Roda merupakan salah satu penemuan terbesar dan terpenting dalam sejarah peradaban manusia.

Meski dalam peradaban modern, roda tidak terlalu banyak mengalami perubahan drastis atau inovasi, benda ini masih tetap menjadi penunjang dalam kehidupan masyarakat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roda sering dianggap sebagai salah satu penemuan paling awal. Tak mengherankan, sebab benda berbentuk lingkaran ini menjadi awal mula munculnya transportasi darat.

Kehadiran roda pertama kali, muncul setelah penemuan di bidang pertanian, perahu, kain tenun, dan tembikar. Hampir dalam tiap teknologi, keberadaan roda ditemukan, baik itu sebagai ban atau terpasang pada mesin.

Tahukah kamu bagaimana sejarah penemuan roda?

Sejarah penemuan roda

Sekitar 3.500 tahun Sebelum Masehi (SM), bangsa Sumeria diketahui sebagai orang pertama yang menggunakan roda.

Baca juga: Alasan Ujung Jembatan Diberi Roda dan Celah

Dibuktikan dengan penemuan relief di kuil peninggalan bangsa Sumeria. Relief itu menggambarkan orang yang sedang naik kereta beroda.

Adapun bangsa Sumeria adalah masyarakat yang tinggal di Mesopotamia. Saat ini, wilayah tersebut dinamakan Irak.

Arkeolog menemukan peninggalan roda di kawasan Mesopotamia. Mereka meyakini bahwa roda tersebut usianya sudah lebih dari 5.500 tahun.

Para arkeolog beranggapan bahwa saat itu, roda tidak digunakan untuk transportasi, melainkan sebagai roda meja tembikar.

Hal ini sekaligus membuktikan bahwa saat itu orang Sumeria sudah mengetahui prinsip kerja gerak lingkaran.

Dengan kereta beroda, bangsa Sumeria bisa menjelajah berbagai tempat. Akibatnya, berbagai bangsa, seperti Mesir, India, China, dan Roma ikut membuat kereda beroda.

Baca juga: Penemuan Fosil Kuda sebagai Bentuk Evolusi

Selain itu, kereta beroda juga digunakan oleh bangsa Asiria yang menguasai Mesopotamia pada tahun 2.500 SM, dan pedagang Islam.

Meski begitu, sejarah penemuan roda memang memiliki banyak versi. Misalnya pada 1975, arkeolog menemukan Pot Broncice, sebuah vas keramik di era Neolitikum.

Vas tersebut di daerah Polandia, yang diyakini berasal dari tahun 3.635 hingga 3.370 SM.

Penemuan ini membuktikan bahwa roda memang telah berkembang sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

Perkembangan roda

Kini, banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada roda. Benda ini pun makin berkembang tiap tahunnya.

Sebagai contoh, roda rentan rusak karena tergerus jalanan. Supaya lebih awet, rida kemudian dibungkus atau dilapisi tembaga. Contoh lainnya, sisi roda diberikan paku agar lebih mudah bergerak di tempat yang becek.

Baca juga: Penemuan Angkot dan Dampak di Bidang Ekonomi

Seiring perkembangan zaman, roda terus mengalami perbaikan. Charles Goodyear pada 1839, berhasil menciptakan ban yang terbuat dari karet. Tidak hanya lebih kuat, ban itu lebih tahan guncangan dan kuat terhadap gesekan permukaan jalan.

Kemudian di 1845, seorang insinyur Inggris bernama Thomson, menemukan ban hidup. Ban itu merupakan ban berongga yang diisi udara, sehingga lebih "empuk". Ban yang dipasang di sekeliling roda itu terbuat dari kulit binatang.

Selanjutnya pada 1870, John Boyd Dunlop mengganti ban hidup itu dengan karet. Pada perkembangannya, roda memiliki banyak ukuran dan jenis.

Ada yang terbuat dari besi, kayu, karet, atau gabungan dari beberapa jenis bahan yang disesuaikan dengan fungsinya.

Berkat penemuan roda, jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya jadi lebih mudah dan cepat. Tak terasa, penemuan dan perkembangan roda memang membawa pengaruh besar dalam kehidupan manusia.

Baca juga: Penemuan Telepon dan Dampak di Bidang Ekonomi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi