Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tahapan Siklus Kehidupan Bintang

Baca di App
Lihat Foto
nasa.gov
Siklus kehidupan bintang
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Seperti halnya manusia, bintang juga mengalami tahapan “kehidupan” yakni lahir, berkembang, dan akhirnya mati atau tidak bersinar lagi. Proses inilah yang disebut sebagai evolusi bintang atau siklus kehidupan bintang. 

Skala waktu dalam evolusi bintang dapat memakan waktu hingga miliaran tahun. Siklus kehidupan bintang terdiri dari lima tahap, yaitu tahapan kelahiran, deret utama, raksasa merah, katai putih, dan supernova. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahirnya bintang

Pembentukan bintang berawal dari awan, gas, dan debu antar bintang (nebula). Atom-atom dari awan ini Tarik-menarik akibat gaya gravitasi dan akhirnya membentuk calon bintang atau juga disebut protobintang.

protobintang kemudian mengerut, memanas, memijar dan mulai bersinar. Dua hal yang paling penting dalam proses kelahiran bintang adalah proses penggabungan nuklir (nuclear fusion) dan gravitasi.

Baca juga: Perbedaan Planet, Bintang, dan Satelit

Menjadi bintang deret utama

Selama jutaan tahun, protobintang ini menetap dalam keadaan ekuilibrium, menjadi bintang deret utama. Seberapa lama kehidupan bintang deret utama bergantung pada massa bintang itu sendiri.

Bintang dengan massa besar memang memiliki material yang lebih banyak, namun terbakar lebih cepat karena suhu tinggi di inti bintang yang disebabkan oleh gaya gravitasinya sendiri yang kuat.

Sementara Matahari akan menjalani kehidupan sebagai bintang deret utama selama sekitar 10 miliar tahun, bintang yang 10 kali lipat lebih masif hanya mampu bertahan sebagai bintang deret utama selama sekitar 20 juta tahun.

Baca juga: Bintang: Pengertian, Bentuk, Manfaat, dan Jenis-jenisnya

Sebuah bintang katai merah, yang massanya hanya setengah dari massa Matahari, bisa bertahan selama 80-100 miliar tahun, jauh lebih panjang daripada umur alam semesta saat ini.

Menjadi bintang raksasa merah (Red Giant)

Ukuran bintang secara bertahap membesar dikarenakan proses fusi nuklir. Saat Atmosfer luarnya menggembung dan lemah, membuat radiusnya membesar dan suhu permukaan inti bintang akan naik hingga 100 juta derajat celcius.

Temperatur yang sangat tinggi ini menyebabkan gas-gas di sekeliling inti luar menyebar secara besar-besaran dan kemudian menjadi Bintang Raksasa Merah. Ukurannya bisa mencapai 100 kali ukuran Matahari.

Bintang raksasa merah merupakan bintang sekarat, atau merupakan bintang yang berada dalam tahap  akhir evolusi bintang.

Dalam beberapa miliar tahun mendatang, Matahari akan berevolusi dari bintang deret utama kemudian menjadi bintang raksasa merah, memperluas lapisan luarnya dan menelan planet-planet dan mungkin juga menelan bumi.

Baca juga: Mengapa Matahari Termasuk ke Dalam Golongan Bintang?

Menjadi bintang katai putih

Katai putih, juga disebut katai degenerasi, adalah bintang kecil yang sudah tidak lagi bersinar. Katai putih adalah tahap evolusi akhir bintang bermassa kecil dan menengah.

Karena besarnya energi dan tingginya temperatur bintang menyebabkan lapisan-lapisan gas keluar dari inti bintang, hingga akhirnya hanya tersisa intinya saja.

 Pada bintang-bintang bermassa kecil seperti Matahari, kondisi ini adalah akhir dari kehidupan bintang.

Bintang-bintang kecil seperti ini kemudian mengecil menjadi seukuran planet bumi dan disebut Bintang Katai Putih.

Massa materi yang terkandung dalam bintang katai putih biasanya hanya 500 ton saja. Bintang ini kemudian mendingin dan akhirnya tidak bersinar lagi.

Baca juga: Apa Itu Lubang Hitam di Angkasa?

Akhir usia bintang

Bintang yang telah berakhir usianya akan meledak, peristiwa meledaknya bintang di suatu galaksi dengan kekuatan yang sangat besar disebut “Supernova”.

Bintang yang akan meledak terlihat lebih terang dan kekuatan sinarnya akan menjadi berlipat-lipat bahkan hingga ratusan juta kali dari kekuatan sinar sebelumnya.

Tanda-tanda ini akan terlihat beberapa minggu atau bulan sebelum bintang mengalami supernova.

Rata-rata supernova terjadi 50 tahun sekali pada galaksi seukuran Bima Sakti. Gelombang kejut dari supernova dapat membentuk formasi bintang baru.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi