Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Hutan secara umum digambarkan sebagai kawasan dengan pepohonan yang banyak tumbuh diatasnya.
Kawasan hutan merupakan salah satu ekosistem dalam biosfer yang didominasi oleh komposisi bermacam vegetasi dan flora, sehingga tidak salah apabila hutan dikatakan sebagai lokasi masyarakat tumbuhan hidup terbesar di dunia.
Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia. Hal itu disebabkan karena wilayah Indonesia memiliki banyak hutan yang tersebar di setiap pulau.
Indonesia masuk ke dalam tiga besar negara yang memiliki wilayah hutan terluas di dunia. Berikut ini adalah jenis-jenis hutan yang ada di Indonesia:
Baca juga: Jenis-jenis Hutan Berdasarkan Karakteristiknya
Hutan bakau
Hutan bakau kerap disamakan dengan hutan mangrove, padahal kedua hutan tersebut memiliki perbedaan. Bakau atau tumbuhan yang memiliki nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies penyusun kawasan mangrove.
Hutan bakau di Indonesia tersebar di pantai timur pulau Sumatera, pantai barat serta selatan pulau Kalimantan, pantai utara pulau Jawa dan pantai barat daya Papua.
Beberapa tempat yang menjadi rumah untuk bakau tumbuh dan berkembang dengan baik di antaranya Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul.
Di wilayah Papua, hutan bakau diperkirakan tumbuh pada luas lahan sekitar 1,3 juta hektar atau sepertiga luasan bakau di seluruh Indonesia.
Salah satu manfaat jenis hutan bakau di antaranya menjadi tempat tinggal untuk berbagai fauna seperti biawak, kepiting bakau, udang lumpur, berbagai jenis siput dan ikan tembakul.
Habitat hutan bakau menjadi tempat yang ideal untuk perkembangan rantai makanan yakni produsen bagi ikan-ikan kecil dan kepiting, karena tidak sedikit ikan yang memakan daun tanaman bakau untuk bertahan hidup.
Baca juga: Komponen Utama Pembentuk Hutan
Hutan mangrove
Mangrove adalah varietas komunitas yang ada di pantai tropik dan subtropik berupa pepohonan atau semak-semak yang tumbuh di daerah pasang surut air laut.
Komposisi jenis hutan mangrove tidaklah homogen, melainkan semua pepohonan dan semak yang ada di suatu kawasan, terkena pasang surut air laut dan membentuk komunitas, maka ia dikatakan sebagai hutan mangrove.
Karakteristik dari tumbuhan di hutan mangrove yakni tumbuhan dengan akar napas yang berfungsi efektif untuk mencegah dan menanggulangi erosi pantai.
Persebaran hutan mangrove di Indonesia di antara ada di sisi barat dan timur pulau Sumatera, beberapa titik di pulau Jawa, sepanjang pesisir pulau Kalimantan, sepanjang pesisir pulau Sulawesi, bagian barat pulau Papua, dan di Bali serta Nusa Tenggara.
Manfaat dari keberadaan jenis hutan mangrove tidak jauh berbeda dengan hutan bakau di antaranya:
- Mencegah intrusi air laut atau perembesan air laut ke daratan yang berakibat pada perubahan pada mata air di daratan menjadi air payau.
- Mencegah abrasi air laut, karena ombak di pinggiran laut yang tinggi berpotensi untuk mengikis daratan.
- Penghambat dan penyaring alami untuk sampah-sampah yang tergenang di laut dan mempercepat penguraian sampah organik.
- Tempat tinggal dan sumber makanan untuk berbagai jenis satwa seperti ikan-ikanan dan kepiting.
- Membantu dalam pembentukan pulau dan menstabilkan daerah pesisir.
Baca juga: Jenis-Jenis Hutan Berdasarkan Fungsinya
Hutan lumut
Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, akan tetapi ia mampu untuk berfotosintesis.
Tumbuhan ini kerap hidup berkoloni dan mampu untuk tumbuh di lingkungan yang ekstrem dan hidup di berbagai medium seperti bebatuan, tanah, batang kayu bahkan menumpang pada organisme lain. Lumut menyukai lingkungan yang lembap dan bersuhu rendah.
Seperti namanya, jenis hutan lumut didominasi oleh tumbuhan lumut. Ciri utama hutan lumut yakni berada di kawasan yang memiliki curah hujan tinggi sehingga kelembapan tinggi dan berembun.
Jenis hutan lumut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Salah satunya di Gunung Lumut di Kalimantan Timur dengan karakteristik lumut tumbuh pada akar pohon, batang pohon dan bebatuan.
Selain itu juga ada di kawasan Hutan lumut di Gunung Singgalang dengan karakteristik lumut tumbuh dan menempel pada pepohonan besar serta akar hingga rantingnya.
Dan hutan lumut terakhir di Pegunungan Argopuro Jawa Timur atau lebih tepatnya berada pada Kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang.
Baca juga: Jenis-Jenis Hutan Berdasarkan Jenis Pohonnya
Manfaat utama hutan lumut memberikan ruang interaksi antarkomponen seperti tempat hidup untuk flora dan fauna, khususnya mereka yang hanya dapat hidup pada daerah dengan kelembapan tinggi.
Selain itu sebagai sumber makanan dan membantu kamuflase fauna tertentu dari predator, karena sifat lumut yang dapat menumpang atau menempel pada organisme lain.
Hutan rawa
Hutan rawa adalah hutan dengan vegetasi tumbuhan yang tumbuh dan berkembang di wilayah genangan air tawar atau secara periodik wilayah hutan akan selalu tergenang air tawar.
Jenis hutan ini biasanya terletak di daerah yang berada di dekat aliran sungai, yang akan tergenang ketika luapan air sungai naik semasa musim hujan. Keadaan tersebut yang menyebabkan terbentuknya hutan rawa.
Komposisi hutan rawa berbentuk vertikal dengan beberapa stratifikasi, di antaranya strata sederhana seperti palem-paleman dan sagu.
Ciri utama dari jenis hutan rawa ini selain selalu tergenang air ialah lantai hutan yang berupa lapisan gambut. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan sifat tidak terlalu keras atau tampak seperti lumpur.
Jenis tumbuhan yang tumbuh mencakup paku-pakuan, jamur, atau lumut, eceng gondok, rumput, semanggi dan tanaman air lainnya. Cengkraman akar pepohonan atau tumbuhan pada hutan rawa tidaklah sekuat tanaman di tanah yang padat.
Baca juga: Hutan Homogen: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Manfaat hutan rawa di antaranya sebagai sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di area hutan rawa, sebagai sumber cadangan air, mencegah terjadinya intrusi atau masuknya air laut kedalam air tanah dan air sungai yang menjadi sumber mata air alami, dan mencegah terjadinya banjir.
Hutan sabana
Hutan sabana adalah kawasan hutan dengan komposisi berupa padang rumput yang dikelilingi oleh pepohonan atau semak-semak sejenis palem dan akasia.
Sabana merupakan ekosistem yang dapat berada di wilayah dataran tinggi maupun rendah dan persebaran pohon yang tidak merata dengan dominasi rumput di seluruh lahan hutan sabana.
Hutan sabana dapat ditemukan pada wilayah tropis maupun subtropis. Jenis hutan ini sangat cocok pada kawasan dengan curah hujan yang rendah.
Ciri hutan sabana apabila dilihat dari fauna yaitu hewan-hewan yang mampu hidup pada daerah kering seperti badak, burung unta, macan tutul, singa, impala, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babun, dan lain-lain.
Manfaat dari jenis hutan sabana di antaranya:
- Sebagai habitat tempat tinggal dan sumber makanan bagi flora dan fauna
- Sebagai tempat menyimpan cadangan air tanah akibat luasnya permukaan lahan rumput
- Menjaga keseimbangan alam
- Menjadi kawasan peternakan
Baca juga: 5 Kewajiban Manusia terhadap Hutan
Hutan stepa
Hutan stepa memiliki kemiripan dengan hutan sabana. Namun, kondisi yang membedakan hutan stepa dan sabana adalah komposisi vegetasinya.
Jenis hutan stepa didominasi oleh vegetasi jenis rumput dan tidak ada pohon maupun semak-semak besar di dataran lahan tersebut.
Pepohonan tidak dapat tumbuh di wilayah stepa akibat curah hujan yang rendah dan tidak merata. Hutan stepa dapat kita temukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis.
Ciri-ciri utama yang tampak nyata dari hutan stepa adalah suhu yang berkisar 19-30 derajat selsius saat musim panas dan 12-20 derajat selsius saat musim dingin, curah hujan yang tidak teratur hanya berkisar 250-500 milimeter per tahun, kelembapan udara sangatlah rendah serta dominasi vegetasi rumput yang luas membentang.
Manfaat dari hutan stepa sebagai berikut:
- Sebagai ekosistem beberapa fauna khususnya mereka hewan ternak
- Dapat menjadi lahan peternakan bagi masyarakat yang memiliki hewan ternak
- Dapat dijadikan sebagai tempat wisata, sehingga memberikan dampak secara ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Fungsi Hutan yang Berkaitan dengan Siklus Air
Hutan musim
Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh pergantian musim. Tanaman yang tumbuh pada jenis hutan ini tentu akan berbeda tergantung dari musim yang berganti dan biasanya hanya terdiri atas satu jenis tanaman saja. Sehingga vegetasi tanaman pada hutan musim tidaklah beragam atau homogen.
Macam-macam dan jenis hutan musim kerap kali dinamai sesuai dengan tumbuhan atau jenis pohon yang tumbuh mendominasi di dalamnya.
Beberapa contoh hutan musim yang dinamai sesuai dominasi jenis tanamannya hutan jati, sengon, ketapang, bunga anggrek, sagu, kemiri, cendana, kayu putih dan masih banyak lagi.
Manfaat dari hutan musim adalah sebagai berikut:
- Pengatur tata air
- Tempat hidup dan sumber makanan bagi flora dan fauna
- Sumber obat-obatan alami
- Pengatur iklim
Baca juga: 10 Manfaat Hutan Mangrove bagi Lingkungan dan Makhluk Hidup
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis adalah jenis hutan dengan tingkat kelembapan yang tinggi akibat curah hujan yang juga besar setiap tahunnya sebesar lebih dari 2.000 milimeter per tahun.
Keistimewaan wilayah hutan hujan tropis yakni wilayah yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hutan hujan tropis juga kerap menjadi sumber daya bagi masyarakat sekitar hutan untuk bertahan hidup.
Manfaat hutan hujan tropis adalah:
- Sebagai penyimpan jutaan ton karbon akibat keberagaman vegetasi flora yang tumbuh di jenis hutan ini.
- Melindungi dari banjir dan kekeringan karena banyaknya pepohonan dan memudahkan penyerapan air hujan.
- Menstabilkan tanah
- Memengaruhi pola curah hujan, dan menjadi rumah untuk flora fauna liar
Hutan gugur
Hutan gugur didominasi oleh vegetasi tumbuhan peluruh atau tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim tertentu. Hutan gugur memiliki curah hujan merata antara 750-1000 milimeter per tahun.
Jenis flora yang tumbuh tidak terlalu beragam, meskipun begitu tanah di termasuk subur akibat pembusukan daun-daun ketika musim dingin.
Di Indonesia, jenis hutan gugur memiliki nama lain yaitu hutan musim tropika atau hutan muson.
Baca juga: Struktur Hutan Hujan Tropis
Jenis flora yang hidup di hutan gugur ialah jenis tanaman tropofit atau tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan musim seperti pohon jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, pakis, bambu, dan eucalyptus.
Manfaat keberadaan hutan gugur di antaranya menjadi tempat hidup beragam flora dan fauna, serta sebagai sumber makanan untuk makhluk hidup disana.
Hutan gugur juga menjadi penghasil kayu seperti rotan, damar, dan jati, penghasil oksigen, pengatur iklim dan tata air tanah dan mencegah intrusi air laut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.