Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Bendera Merah Putih berkibar di Lapangan Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Jumat (17/8/2018). Lapangan Distrik Anggi berada di ketinggian sekitar 1.750 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Setelah pernyataan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia dihadapkan oleh beberapa permasalahan.

Negara-negara yang pernah menjajah Indonesia seperti Inggris dan Belanda terus berusaha untuk merebut kekuasaan di Indonesia. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak pertempuran yang terjadi, namun hal tersebut tidak membuat rakyat Bangsa Indonesia gentar. Perjuangan terus dilakukan sampai titik darah penghabisan. 

Berikut beberapa tokoh yang terus berjuang bersama rakyat untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, di antaranya: 

Baca juga: Upaya Mempertahankan Kemerdekaan NKRI

Berikut penjelasannya: 

Ir. Soekarno

Setelah dipilih dan diangkat menjadi Presiden RI, Soekarno segera menyatakan langkah bersama para tokoh Indonesia lainnya. Presiden Soekarno juga menggerakkan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.

Presiden Soekarno tampil memberikan pidato singkat di Lapangan Ikada pada Tanggal 19 September 1945 menggelorakan semangat untuk mempertahankan kemerdekaan.

Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Soekarno sempat memimpin sidang darurat sebelum ditangkap Belanda.

Soekarno diasingkan Belanda ke Parapat dan dipindahlan ke Bangka dan masih sempat mengirim perintah melalui radiogram kepada Syrarifudin Prawiranegara yang ada di Bukittinggi, Sumatera Barat. 

Soekarno memerintahkan Syarifudin untuk mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatera. Pesan yang sama juga dikirimkan kepada L.N. Palar yang sedang berada di Luar Negeri dalam tugas diplomasi.

Meski sedang dalam pengasingan, Soekarno tetap tegas menolak berunding dengan Belanda sebelum dibebaskan. 

Dilansir dari buku Naskah Sumber Arsip Presiden RI: Sukarno (2009) dijelaskan, atas desakan Dewan Keamanan Perserikatan Banga Bangsa (PBB) yang mengurusi Indonesia, Soekarno kemudian dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949.

Soekarno kemudian terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat pada tanggal 16 Desember 1949 dan kembali ke Jakarta. Pada Tahun 1950 Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Soekarno kembali menjadi Presiden RI dengan Hatta sebagai wakil Presiden.

Baca juga: Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia

Drs. Mohammad Hatta

Di dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Drs. Mohammad Hatta selalu mendampingi Presiden Soekarno. Bung Hatta dikenal sebagai pemikir ulung.

Pada tahun 1948, bung Hatta ditunjuk sebagai perdana menteri menggantikan Amir Syarifuddin.

Bung Hatta menyatakan kekuatan rakyat dan tentara untuk menumpas pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948. Dengan sikap tegasnya, pemberontakan PKI di Madiun dapat ditumpas.

Pada waktu diadakan Konferensi Meja Bundar di den Haag, Belanda, Bung Hatta memimpin delegasi Indonesia. Bung Hatta juga mewakili pemerintah Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Nama kecil Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Gusti Raden Mas Dorodjatun. Beliau lahir pada tanggal 12 April 1912. Sejak kecil Sri Sultan Hamengkubowono IX hidup di lingkungan Keraton. Beliau juga pernah menuntut ilmu di negeri Belanda.

Pada waktu Indonesia merdeka, Sri Sultan Hamengkubuwono IX spontan mengakui kedaulatan RI. Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga menyatakan bahwa Yogyakarta sebagai bagian RI.

Baca juga: Perjuangan Fisik dan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Pada waktu terjadi agresi militer Belanda II, Sri Sultan Hamengkubuwono IX benar-benar menjadi benteng terakhir Indonesia.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkali-kali dibujuk untuk bekerja sama dengan Belanda, tetapi selalu ditolak.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX tetap tegas mempertahankan kelangsungan negara republik Indonesia. Beliau juga mewakili Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan dari Belanda di Jakarta.

Jenderal Sudirman

Jendral Sudirman lahir di Rembang, Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Sudirman sebelum mengikuti pendidikan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) adalah seorang guru.

Ketika perang kemerdekaan berkobar, latihan militer yang diperoleh di tentara PETA sangat berguna bagi Sudirman dalam membangun pertahanan dan membuat taktik penyerangan.

Sudirman pernah menjadi panglima V/Divisi Banyumas dengan pangkat Kolonel. Nama Kolonel Sudirman makin menonjol pada waktu memimpin pasukan dalam perang di Ambarawa.

Ketika diadakan konferensi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta, Kolonel Sudirman terpilih sebagai pemimpin tertinggi TKR. Pangkatnya pun naik menjadi Jenderal.

Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Jenderal Sudirman memimpin langsung pasukannya bergerilya melawan Belanda.

Selama hampir tujuh bulan, Jenderal Sudirman memimpin perang gerilya. Bahkan ketika kondisi kesehatannya menurun, beliau tetap tegar memimpin pasukan untuk terus semangat berjuang mempertahankan kemerdekaan. 

Baca juga: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Berbagai Daerah

Bung Tomo

Bung Tomo lahir di Surabaya pada tahun 1920 dan mempunyai nama asli Sutomo. Gerak perjuangan Bung Tomo lebih banyak dihabiskan di Surabaya.

Pada masa penjajahan Jepang, Bung Tomo aktif sebagai wartawan domei di Surabaya. Bahkan, Bung Tomo mendirikan kantor berita Indonesia yang kemudian dilebur menjadi kantor berita Antara Cabang Surabaya.

Pada masa perang kemerdekaan, Bung Tomo mendirikan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI). Bung Tomo dalam pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945 sangat berperan penting terutama dalam menggelorakan semangat juang rakyat Surabaya.

Pengalamannya dalam masa penjajahan Jepang, memudahkan Bung Tomo dalam memompakan semangat perjuangan melalui radio. Pekik "Allahu Akbar" dalam menentang penjajah sekutu sangat terkenal dan sangat membakar semangat juang arek-arek Suroboyo (warga Surabaya).

Baca juga: Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi