Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alat Musik Tiup Tradisional Khas Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi alat musik tiup khas Indonesia
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Hampir tiap daerah di Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut terlihat dari cara memainkan, penyajian, hingga bentuk alat musiknya.

Awalnya sebagian alat musik itu hanya digunakan dalam acara khusus dan ritual. Namun, kini alat musik itu juga digunakan sebagai hiburan atau untuk keperluan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu cara memainkan alat musik tradisional adalah dengan ditiup. Berikut empat alat musik tiup tradisional khas Indonesia:

Serune Kalee (Aceh)

Adalah terompet khas Aceh dengan struktur mirip klarinet. Serune kalee biasa dimainkan sebagai instrumen utama dalam pertunjukan musik tradisi di Aceh, diiringi geundrang, rapai, dan alat musik lainnya.

Hingga saat ini, serune kalee masih dilestarikan di lingkungan masyarakat Aceh, dan berperan besar dalam kehidupan sosial warga Aceh.

Instrumen ini diklasifikasikan dalam alat musik aerofon, di mana sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga.

Serune kalee terbuat dari kayu yang kuat, keras, namun ringan.

Baca juga: Mengenal Alat Musik Gesek Tradisional Indonesia

Serunai (Minangkabau)

Serunai bukanlah suling. Namun, lebih mirip klarinet dengan ujung mengembang seperti corong.

Alat musik tiup khas Minang, Sumatera Barat ini, terbuat dari batang padi, kayu, bambu, batang kelapa atau tanduk kerbau.

Serunai bisa dimainkan sendiri atau berbarengan dengan alat musik lain. Suaranya yang melengking dan khas kerap digunakan untuk mengiringi tarian, pencak silat, atau sekadar menghibur diri saat di sawah atau ladang.

Sejarah mencatat serunai berasal dari India, tepatnya Lembah Kashmir, India Utara. Di sana, serunai dikenal dengan Shehnai. Alat musik ini dibawa para pedagang India ke Minangkabau, lalu mengalami penyesuaian dengan budaya lokal Sumatera Barat.

Karinding (Jawa Barat)

Merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sunda yang terbuat dari bahan bambu atau pelepah kawung.

Menurut sejarah, karinding sudah ada sejak enam abad lalu, alat musik ini juga diperkirakan lebih tua dari gamelan dan kecapi.

Baca juga: Contoh Alat Musik Membranofon

Dilihat dari bentuknya yang kecil dan sederhana, alat musik ini termasuk lamelafon atau idiofon. Karinding dapat dimainkan dengan dua jenis nada, yakni melodi dan ritme.

Awalnya, alat musik ini digunakan untuk mengusir hama. Karena zaman dahulu mayoritas masyarakat adalah petani.

Suara alat musik ini dapat menghasilkan gelombang suara yang mampu mengusir hama menjauhi ladang.

Lalove (Sulawesi Tengah)

Adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Alat musik tiup ini berbentuk seperti suling, tetapi lebih panjang.

Lalove termasuk alat musik pentatonik yang memiliki lima nada mayor. Pada zaman dahulu, alat musik ini bisa diartikan sebagai siulan yang terdengar dari kejauhan.Kini, lalove bisa diartikan sebagai suara burung elang.

Tidak ada catatan pasti kapan Lalove pertama kali dibuat. Namun, alat musik ini diperkirakan telah ada sejak peradaban prasejarah Suku Kaili.

Baca juga: Macam-macam Alat Musik Perkusi dan Contohnya

Pada zaman dahulu, Lalove hanya boleh dimainkan oleh orang khusus yang disebut bule. Alat musik ini menjadi perlengkapan wajib dalam upacara Balia, salah satu upacara tradisional khas Suku Kaili yang bertujuan sebagai proses penyembuhan.

Dalam upacara tersebut, Lalove dimainkan untuk memanggil roh halus. Alat musik ini dimainkan selama proses penyembuhan, bahkan hingga berjam-jam.

Fungsinya yang sakral membuat Lalove terlarang dimainkan oleh sembarang orang. Jika hal itu dilakukan, dipercaya si pemain dapat kerasukan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi