Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Alat Musik Petik Tradisional Khas Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi alat musik petik tradisional khas Indonesia
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Alat musik petik menghasilkan bunyi dari gerakan senar atau dawai. Contohnya gitar yang dimainkan dengan petikan jari tangan.

Alat musik petik dimainkan dengan tangan atau alat untuk menghasilkan nada dari dawai.
Instrumen musik ini mengeluarkan suara yang indah dari senar dan lubang dari alat musik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia, alat musik petik tradisional sering dipakai sebagai pengiring tari dan kesenian. Berikut empat contoh alat musik petik tradisional khas Indonesia:

Kecapi (Jawa Barat)

Alat musik ini terdiri dari 7 sampai 26 utas kawat yang menghasilkan nada. Di Jawa Barat kecapi, dibagi menjadi tiga macam, yaitu kecapi parahu, kecapi siter, dan kecapi rintik.

Kecapi bentuknya seperti perahu melengkung. Alat musik ini dipetik menggunakan kedua tangan untuk menghasilkan nada.

Alat musik petik ini terbuat dari kayu kenanga dan mamuju. Sedangkan bagian kawatnya terbuat dari baja perak dan kawat kuningan.

Baca juga: Jenis Alat Musik Berdasarkan Sumber Bunyinya

Siter (Jawa Tengah)

Merupakan salah satu alat musik khas Jawa. Alat musik ini dapat menghasilkan melodi yang khas dengan musik tradisional Jawa.

Biasanya kecapi dimainkan secara ensambel dengan instrumen lainnya. Tetapi, bisa juga dimainkan sendiri dengandipetik seperti kecapi.

Nama siter diambil dari kata citer dari bahasa Belanda, berarti alat musik petik atau gitar. Berbeda dengan gitar, alat musik khas Jawa ini berbentuk kotak berongga, seperti trapesium atau persegi panjang.

Alat musik ini juga biasanya dipanggil dengan nama sitar. Tidak dapat dipastikan secara jelas, kapan alat musik ini hadir dan mulai dimainkan oleh masyarakat Jawa.

Namun, alat musik ini berkembang di banyak desa di Pulau Jawa yang kemudian bentuknya mengalami perubahan atas perintah kaum bangsawan, agar mengikuti desain furnitur khas pemerintah kolonial Belanda.

Baca juga: 10 Alat Musik Melodis

Sasando (Nusa Tenggara Timur)

Sasando berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya Pulau Rote. Nama alat musik ini berasal dari kata 'sasandu' yang memiliki arti 'alat yang bergetar'.

Meski berasal dari Rote, alat musik ini juga dimainkan di bagian Barat pulau Timor. Meski terlihat mirip dengan alat musik petik lainnya, ternyata sasando memiliki bagian khusus.

Alat musik berdawai ini memiliki bagian utama berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu. Pada bagian tengahnya, ada ganjalan melingkar dari atas ke bawah.

Sementara itu, bagian senar direntangkan mulai dari atas hingga ke bagian bawah tabung, dan dikaitkan dengan paku kayu.

Bagian tabung tersebut diletakkan pada tempat yang terbuat dari anyaman daun lontar berbentuk setengah melingkar seperti kipas.

Adapun paku kayu bagian atas tabung dapat diputar untuk mengatur ketegangan senar. Umumnya, sasando memiliki sepuluh senar.

Masyarakat NTT memainkan sasando pada waktu tertentu. Misalnya dalam upacara penghiburan bagi kerabat atau orang yang sedang berduka, sebagai pengiring upacara adat dan tarian, menyambut tamu penting, atau sebagai alat hiburan.

Baca juga: Jenis Alat Musik Berdasarkan Fungsinya

Ada dua jenis permainan sasando dalam masyarakat NTT. Pertama, sasando yang dimainkan penduduk Pulau Rote. Umumnya, masyarakat Rote memainkan sasando diiringi nyanyian dan sejenis drum kecil.

Kedua, sasando dimainkan oleh masyarakat Pulau Sabu. Berbeda dengan masyarakat Rote, permainan sasando ini hanya diiringi vokal, tanpa iringan drum maupun gendang.

Alat musik tradisional ini memerlukan pemeliharaan rutin dengan mengganti daun lontar tiap lima tahun sekali, karena daunnya mudah berjamur.

Sampek (Kalimantan)

Merupakan alat musik tradisional khas suku Dayak di Kalimantan Timur. Alat musik ini memiliki penamaan yang berbeda di tiap sub-suku Dayak.

Misalnya suku Dayak Kenyah, Dayak Bahau, dan Kayaan menyebut alat musik ini dengan nama sampek atau sape.

Sedangkan suku Dayak Modang menyebutnya sempe, dan suku Dayak Tunjung serta Banua menyebutnya kecapai, karena mirip kecapi.

Baca juga: Jenis-jenis Alat Musik Berdasarkan Bentuknya

Kata ‘sampek’ sebenarnya berasal dari bahasa lokal Suku Dayak, artinya “memetik dengan jari”. Karena cara memainkannya memang dipetik dengan jari.

Sampek tergolong alat musik chordophone, karena bunyinya dihasilkan dari dawai, senar atau kawat. Cara memainkannya agak mirip seperti kecapi, yakni memetik dawai atau senar, sehingga menghasilkan alunan musik yang indah.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi