Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Kompas/Agus Setiawan
Monumen Bandung Lautan Api di lapangan Tegallega, Bandung, Oktober 1993.
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, datanglah tentara Sekutu ke Indonesia.

Awalnya, kedatangan itu diterima baik oleh bangsa Indonesia. Namun, datangnya tentara Sekutu yang diboncengi Netherlands Indie Administration (NICA), mendapat penolakan dari bangsa Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab, kedatangan itu ditujukan untuk menguasai wilayah Indonesia. Akibatnya, terjadilah pertempuran antara bangsa Indonesia dan Sekutu.

Berikut beberapa usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia:

Pertempuran Surabaya (10 November 1945)

Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby mendarat di Surabaya, pada  27 Oktober 1945.

Tentara sekutu menyerang penjara pemerintah Indonesia di Surabaya. Untuk membebaskan pihak sekutu, termasuk orang Belanda yang ditahan di dalamnya.

Baca juga: Pertempuran Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi

Hal itu tentu saja menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Oleh sebab itu, rakyat menyerbu berbagai pos tentara sekutu.

Pertempuran pun tidak dapat dihindarkan. Pertempuran itu menewaskan Jenderal Mallaby, dan membuat tentara Sekutu naik pitam.

Sekutu mengultimatum rakyat Surabaya agar menyerah. Ancaman itu justru dipandang sebagai penghinaan bagi rakyat Surabaya.

Pada 10 November 1945, seluruh rakyat Surabaya mengangkat senjata untuk melawan Sekutu. Pertempuran pun terjadi di mana-mana, dengan Bung Tomo sebagai pemimpin arek-arek Surabaya.

Pertempuran Ambarawa (20 Oktober 1945)

Pertempuran Ambarawa diawali dengan pendaratan tentara Sekutu di Semarang pada 20 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigjen Bethel.

Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang. Berawal dari pembebasan orang Belanda yang ditahan di Magelang dan Ambarawa secara sepihak.

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Pertempuran Ambarawa

Pada 21 November 1945, terjadilah pertempuran hebat di Ambarawa. Dalam pertempuran itu, gugurlah Letnan Kolonel Isdiman, dan kemudian dipimpin oleh Kolonel Sudirman, Panglima V/Banyumas.

Pada 23 November 1945, terjadilah pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dan Belanda di kompleks gereja dan kuburan Belanda, tepatnya di Jalan Margo Agung.

Pasukan Indonesia melancarkan serangan serentak pada 12 Desember 1945. Setelah berlangsung selama beberapa hari, pada 15 Desember 1945, tentara Sekutu berhasil diusir dari Ambarawa.

Pertempuran Medan Area (10 Desember 1945)

Pada 9 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigjen T.E.D Kelly mendarat di Medan. Empat hari setelahnya, pada 13 Oktober 1945, terjadilah pertempuran pertama.

Dengan gigih, rakyat Medan berupaya mengusir Sekutu. Namun, pada 18 Oktober 1945, Sekutu menuntut rakyat Medan agar menghentikan pertempuran dan menyerahkan senjata.

Baca juga: Faktor Penyebab Meletusnya Pertempuran Medan Area

Rakyat tidak menghiraukan tuntutan tersebut. Akibatnya Sekutu marah dan menggempur pasukan Indonesia secara besar-besaran.

Pertempuran yang terjadi di 10 Desember 1945 itu, tidak menyurutkan semangat warga Medan. Sebaliknya, mereka terus berjuang hingga titik darah penghabisan.

Bandung Lautan Api (23 Maret 1946)

Pada 17 Oktober 1945, tentara Sekutu memasuki kota Bandung. Waktu itu, rakyat dan tentara Indonesia yang berada di Bandung, sedang melucuti senjata dan memindahkan kekuasaan dari tentara Jepang.

Sekutu menuntut rakyat Bandung agar menyerahkan senjata yang diperolehnya dari Jepang.

Selanjutnya, di 21 November 1945, Sekutu memperingatkan agar kota Bandung sebelah utara dikosongkan, guna menjaga keamanan wilayah tersebut.

Rakyat Bandung enggan menghiraukan peringatan tersebut. Akibatnya terjadilah pertempuran antara sekutu dan warga Bandung.

Baca juga: Bandung Lautan Api: Latar Belakang Peristiwa dan Tokoh Pentingnya

Pada 23 Maret 1946, untuk kedua kalinya, Sekutu mengancam serta menuntut rakyat dan tentara Indonesia untuk mengosongkan seluruh kota Bandung.

Pemimpin Indonesia di Jakarta memerintahkan agar penduduk Bandung untuk sementara waktu mengosongkan wilayahnya.

Para pejuang dengan berat hati mematuhi perintah dari Jakarta. Akan tetapi, sambil mengosongkan wilayahnya, para pejuang membakar Kota Bandung bagian selatan hingga menjadi lautan api.

Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Bandung Lautan Api.

Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang (1 Januari 1947)

 

Tanggal 12 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah kepemimpinan Letnan Kolonel Carmichael, yang diboncengi NICA mendarat di Palembang.

Setahun kemudian, Sekutu meninggalkan Palembang, dan menyerahkan kedudukannya kepada Belanda. Hal ini menyulut kemarahan rakyat Indonesia, sehingga bentrok senjata pun tak dapat dicegah.

Ketika Belanda menuntut agar para pejuang Indonesia mengosongkan Palembang, rakyat makin marah. Akibatnya terjadilah pertempuran di Palembang.

Belanda sempat terdesak dan meminta bantuan kepada Sekutu. Guna mengulur waktu sambil menunggu bantuan tiba, Belanda menggunakan taktik berunding.

Baca juga: Puputan Margarana, Pertempuran Rakyat Bali Mengusir Belanda

Pada 1 Januari 1947 pertempuran meletus kembali. Dalam pertempuran itu, Belanda menggunakan pesawat terbang dan meriam dari kapal untuk menyerang rakyat Palembang.

Akan tetapi, rakyat kota itu tidak gentar. Dengan peralatan sederhana, mereka memberi perlawanan yang gigih.

Setelah berlangsung lima hari lima malam, seperlima kota Palembang hancur dan korban  jiwa berjatuhan di kedua belah pihak.

Peristiwa pertempuran di Palembang ini disebut sebagai Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi