Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tornado: Pengertian, Ciri-ciri, dan Proses Terjadinya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Huntstyle
Ilustrasi puting beliung
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Tornado merupakan salah satu bencana alam paling mematikan di Bumi.  Anginnya mampu menghancurkan rumah dan bangunan dalam sekejap.

Tak hanya itu, tornado juga bisa menghancurkan jembatan dan kereta api, memutarbalikkan kendaraan, menumbangkan pohon, bahkan menelan air dari tepi sungai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian tornado

Tornado adalah kumpulan udara yang berputar membentuk hubungan antara awan Cumulonimbus dengan permukaan tanah.

Kecepatan tornado dapat mencapai 177 kilometer/jam. Jangkauan jarak rata-ratanya 75 meter dan dapat menempuh jarak beberapa kilometer.

Bahkan kecepatan tornado pernah mencapai 300-480 kilometer/jam, dengan lebar jangkauan lebih dari 1 mil (1,6 kilometer), dan bisa bertahan di permukaan tanah lebih dari 100 kilometer.

Tornado sering terjadi di wilayah Amerika serikat, Kanada, Amerika latin, Eropa, Afrika Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Baca juga: Apa itu Tornado Api?

Ciri-ciri tornado

Berikut ciri-ciri tornado yang perlu diwaspadai:

Proses terjadinya tornado

Tornado biasanya terjadi ketika musim pancaroba, entah waktu siang atau sore hari. Proses terjadinya tornado berkaitan dengan pembentukan awan Cumulonimbus.

Berikut proses terjadinya tornado:

Pada fase ini, arus udara naik ke atas awan dengan sangat kuat. Diperkirakan tahapan ini terjadi saat hujan belum turun ke permukaan Bumi.

Karena titik air dan kristal es akan tertahan arus udara yang naik ke atas puncak awan.

Dalam fase dewasa, air di awan tidak bisa tertahan lagi oleh udara yang naik ke puncaknya. Sehingga hujan turun dan menyebabkan gesekan di antara arus udara naik dan yang turun.

Suhu pada massa udara yang turun lebih dingin dibanding suhu sekitarnya. Arus udara yang naik dan turun, akan menimbulkan arus berputar sehingga membentuk pusaran.

Baca juga: Mengenal Angin Tetap, Angin Lokal, dan Angin Monsun

Arus udara ini berputar makin kencang, dan menyerupai siklon yang mendekati Bumi. Fase ini biasanya disertai hujan deras yang membentuk pancaran air.

Pada fase ini, massa udara yang naik akan menghilang, sehingga massa udara yang turun akan meluas ke seluruh bagian awan.

Biasanya hujan akan berhenti dan massa udara yang turun akan melemah. Fase punah merupakan fase berakhir tumbuhnya awan cumulonimbus.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi