Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
humanorigins.si.edu
Homo erectus
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Manusia purba adalah manusia yang hidup pada era praaksara, yaitu saat tulisan belum ditemukan.

Manusia purba diperkirakan hidup pada zaman Pleistosen. Pleistosen adalah era yang berlangsung 2.580.000 hingga 11.700 tahun yang lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

 Para peneliti menemukan berbagai fosil manusia yang hidup di masing-masing periode itu. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, yaitu:

Baca juga: Bagaimana Manusia Purba Menyikapi Fenomena Alam yang keras?

Berikut penjelasannya: 

Meganthropus paleojavanicus

Fosil tulang rahang bawah Meganthropus palaeojavanicus ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada 1941 di dekat Desa Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo.

Meganthropus temuan von Koenigswald berasal dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap disebut dengan Manusia Sangiran adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.

Dalam genus manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua yang berasal dari Jawa. 

Ciri-ciri Meganthropus adalah sebagai berikut:

Baca juga: Penemuan Meganthropus Paleojavanicus

Pithecanthropus mojokertensis

Pithecanthropus robustus dan Pithecanthropus mojokertensis ini ditemukan oleh Tjokrohandoyo atau Andojo yang bekerja di bawah Ralph von Koenigswald pada 1936 di Lembah Sungai Brantas.

Manusia purba ini merupakan generasi lebih muda dibandingkan Meganthropus palaeojavanicus. Jenis manusia purba ini dianggap mirip kera, sehingga disebut pithe yang artinya kera.

Ciri-ciri Pithecanthropus mojokertensis adalah sebagai berikut:

Baca juga: Mengapa Manusia Purba Banyak Tinggal di Tepi Sungai?

Pithecanthropus erectus

Kelompok manusia purba ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890–1892 di Desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur.

Pithecanthropus erectus diketahui hidup sekitar 1 juta sampai 600.000 tahun lalu. Berdasarkan temuan Dubois itu, dapat diketahui ciri-ciri Pithecanthropus erectus, yaitu:

Baca juga: Kehidupan Manusia Purba di Indonesia pada Zaman Prasejarah

Homo erectus soloensis

Seperti namanya, fosil manusia purba ini ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter Haar, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, dan W.F.F. Oppenoorth pada 1931–1933.

Homo soloensis diperkirakan hidup dari 900.000 sampai 200.00 tahun lalu.

Von Koenigswald di daerah tersebut banyak menemukan fosil-fosil dan artefak-artefak prasejarah, antara lain tengkorak anak-anak, hewan menyusui, dan aneka perkakas. Dia kemudian membagi lembah Bengawan Solo menjadi tiga lapisan, yaitu:

  • Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah), tempat ditemukannya Pithecanthropus robustus, Homo mojokertensis, dan Meganthropus paleojavanicus;
  • Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah), tempat ditemukannya Pithecanthropus erectus;
  • Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas), tempat ditemukannya Homo soloensis dan Homo wajakensis.

Baca juga: Apakah Perbedaan Fosil dan Artefak?

Homo wajakensis

Homo wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan Eugene Dubois pada 1889. Manusia purba ini hidup sekitar 60.000 sampai 25.00 tahun lalu. Manusia Wajak diduga sebagai nenek moyang bangsa asli Australia (bangsa Aborigin).

Kedua jenis manusia purba ini disebut homo karena memiliki kesamaan seperti manusia modern saat ini. Volume otaknya juga sudah berkembang, bahkan mencapai 1300 cc.

Fosil yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan fragmen tengkorak dengan volume sekitar 1.600 cc. Temuan Rietschoten ini digolongkan sebagai Homo sapiens pertama di Asia. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.

Dari segi fisik, ciri-ciri Homo sapiens ini sebagai berikut:

  • Wajah datar dan lebar;
  • Hidung lebar dengan bagian mulut menonjol;
  • Berat badan sekitar 30–150 kilogram;
  • Tinggi badan kurang lebih 130–210 sentimeter;
  • Otak sudah lebih berkembang;

Baca juga: Fosil Manusia Purba Pertama yang Ditemukan di Indonesia

Homo mojokertensis

Manusia purba yang ditemukan di Indonesia berikutnya yaitu Homo mojokertensis. Kelompok manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto.

Fosil yang ditemukan adalah tengkorak anak-anak yang usianya di bawah lima tahun. Penemu manusia purba ini memperkirakan fosil Homo mojokertensis sebagai fosil dari anak-anak Pithecanthropus.

Homo floresiensis (Manusia Liang Bua)

Homo floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003. Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di Liang Bua, Flores.

Adapun ciri ciri Homo sapiens yang ditemukan di Flores sebagai berikut:

  • Kepala dan badan mempunyai ukuran kecil;
  • Ukuran otak juga kecil;
  • Volume otak sekitar 380 cc;
  • Rahang menonjol atau berdahi sempit;
  • Berat badan sekitar 25 kilogram;
  • Tinggi badan sekitar 1,06 meter.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi