Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tari tradisional merupakan tradisi dan peninggalan turun-temurun, berupa gerakan khas yang dimainkan oleh satu atau beberapa orang dengan iringan musik.
Tiap daerah di Indonesia memiliki jenis tarian tradisionalnya, termasuk Sumatera Barat. Berikut beberapa jenis tari tradisional Sumatera Barat:
Tari Baralek Gadang
Adalah tari tradisional khas Sumatera Barat yang berarti “Pesta Besar”. Biasanya, dibawakan dalam acara besar untuk memeriahkan dan menghibur para tamu.
Gerakan tariannya menceritakan kegiatan sehari-hari. Unsur gerakannya terdiri dari pagi, berangkat ke sawah, menanam padi, beristirahat, hingga makan bersama di siang hari.
Tari Payung
Tarian ini dibawakan secara berpasangan. Biasanya dipentaskan dalam acara pernikahan, pentas seni, hiburan, dan sejenisnya.
Inspirasi tarian ini berasal dari berbagai sisi kehidupan masyarakat, seperti gerakan hewan dan gadis yang mencari cincin. Karena itulah properti yang digunakan sangat beragam, seperti payung dan lilin.
Baca juga: 8 Seni Tari Tradisional Sumatera Utara
Tari payung dibawakan oleh penari pria dan perempuan. Para penari pria memakai payung, dan penari perempuan menggunakan selendang.
Tarian ini menggambarkan tentang kasih sayang terhadap pasangan. Payung melambangkan perlindungan pada perempuan dan keteguhannya dalam memegang tanggung jawab.
Pola gerakan tarian ini adalah 1-2-3-4 yang juga merupakan dasar-dasar gerakannya. yang bersifat anggun dan syahdu.
Tari Lilin
Tari tradisional ini menggambarkan cerita rakyat Minang, tentang seorang anak gadis yang mengalami masalah saat kekasihnya pergi. Ia kehilangan cincin pertunangannya.
Gadis tersebut membawa lilin yang disimpan di piring untuk membantu mencari cincin tersebut.
Inilah yang menjadi inspirasi gerakan tari lilin, di mana penarinya membawa lilin lalu bergerak secara gemulai dan indah untuk mencari cincin.
Baca juga: Tari Legong: Sejarah, Perkembangan, Makna, dan Alat Musik Pengiringnya
Tari Rantak
Adalah tarian adat khas Sumatera Barat yang memiliki gerakan sangat dinamis. Gerakan tarian ini terinspirasi dari pencak silat.
Tari rantak berfokus pada penegasan dan ketajaman gerakan si penari. Selain itu, gerakan yang serentak juga menjadi daya tarik tersendiri.
Tari Rantak dibawakan oleh beberapa penari pria dan perempuan. Kostum yang dikenakan berwarna merah dengan serat emas, dan dikombinasikan dengan pakaian berwarna cerah.
Musiknya sangat dinamis dan gerakan tariannya kuat serta tajam, ditambah dengan gerakan hentakan kaki.
Tari Galombang
Berasal dari kata gelombang. Tari galombang merupakan salah satu seni yang mengawali kelahiran Kesenian Randai pada 1932.
Pertunjukan ini dipentaskan dalam acara pernikahan adat Minang. Tari tradisional ini mulai dibawakan di berbagai pelosok daerah Minang.
Baca juga: Jenis-jenis Tari Kancet Suku Dayak Kenyah
Gerakan yang ditampilkan dalam tari ini cukup lincah. Para penari bergerak secara turun naik layaknya gelombang laut.
Umumnya, gerak kaki dan tangan memperlihatkan jurus silat Minang. Jumlah penarinya dapat mencapai puluhan orang yang terbagi ke dalam dua kelompok.
Tari gelombang ini berkaitan dengan kisah pernikahan seorang pemuda. Ia dikawal oleh teman seperguruan silatnya ketika datang ke kampung istrinya.
Tarian ini juga merupakan bentuk pengawalan penghulu yang akan menikahkan calon pengantin Minang.
Tari Randai
Adalah perpaduan antara kaba dan silek yang digabungkan dengan gerakan serta syair gurindam yang indah sekali.
Kaba adalah kabar atau berita yang dibawa oleh pengelana. Sedangkan silek berkaitan erat dengan keahlian seseorang dalam silat dan bela diri.
Baca juga: Tari Tradisional: Pengertian, Ciri, Fungsi, Jenis, dan Keunikannya
Jumlah penari utamanya satu orang, dan akan memberikan aba-aba untuk gerakan selanjutnya. Jumlah penari tidak ditentukan karena tergantung cerita rakyat yang dibawakan.
Gerakan tari Randai berupa kuda-kuda, pencak silat, gesekan kaki, jalan, serta gerakan penari. Awalnya, tarian ini dijadikan media penyampaian cerita rakyat lewat lantunan syair.
Tari Piring
Tari Piring atau Tari Piriang merupakan salah satu tari tradisional Sumatera Barat, asal Kota Solok. Tarian ini termasuk tari hiburan, yang menjadi simbol masyarakat Minangkabau.
Properti utamanya ialah piring yang digenggam di kedua tangan penari. Biasanya, penari berjumlah ganjil, sebanyak tiga hingga tujuh orang.
Gerakan tarinya, yakni membawa piring yang diayunkan secara cepat dan teratur. Hebatnya piring tersebut tidak terlepas dari genggaman tangan penari.
Tari Indang Badindin
Disebut juga Indang Minangkabau. Tarian ini telah ada sejak abad ke-14 pada era penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Tarian ini dibawakan sebagai penghormatan pada Allah.
Umumnya, tari ini dibawakan oleh 14 orang yang terdiri dari 13 penari serta satu orang sebagai tukang zikir. Tujuh penari pria dikenal dengan sebutan 'anak indang'.
Baca juga: Tari Saman: Sejarah, Keunikan, Gerakan, dan Maknanya
Tari Pasambahan
Berasal dari kata persembahan. Dibawakan untuk menyambut, dan sebagai bentuk penghormatan tokoh terkenal dan/atau tamu besar negara.
Tari tradisional ini juga dipertontonkan dalam acara adat, penyambutan mempelai pria di rumah perempuan, hiburan, dan sebagainya.
Umumnya, tarian ini dilakukan oleh sembilan orang dan terbagi ke dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama yaitu dua penari pria yang menampilkan gerakan pencak silat Kelompok kedua, yaitu empat penari perempuan. Terakhir, perempuan dengan satu orang pembawa carano beserta dua orang pendampingnya.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.