Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Revolusi Bumi

Baca di App
Lihat Foto
nasa.gov
Bumi dan planet lainnya yang berevolusi terhadap matahari
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Tidak hanya bumi yang mengelilingi matahari, namun planet-planet di dalam tata surya pun semuanya mengelilingi matahari, waktunya saja yang berbeda.

Tata surya merupakan kumpulan dari benda-benda langit yang berinteraksi satu sama lain dan memiliki pusat, yaitu matahari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap planet berinteraksi dengan benda langit lainnya atau disebut dengan satelit. Jika planet berevolusi mengelilingi matahari maka satelit juga berevolusi, yaitu mengelilingi planetnya masing-masing.

Peredaran bumi yang mengelilingi matahari ini terjadi selama 365,256 hari. Bumi berevolusi dengan kemiringan 23,5 derajat terhadap bidang ekliptika.

Baca juga: Kala Revolusi dan Rotasi Planet

Sudut yang terhitung itu diukur dengan garis imajiner yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan, hal itu disebut sumbu rotasi.

Dampak revolusi bumi adalah pergantian musim dan perbedaan musim, perbedaan siang dan malam, gerak semu matahari, terbentuknya rasi bintang, dan sistem penanggalan kalender masehi.

Berikut penjelasannya: 

Pergantian musim 

Revolusi bumi ini memberikan dampak dengan adanya pergantian musim dan perbedaan musim pada masing-masing belahan dunia.

Pada belahan bumi bagian utara dan selatan memiliki empat musim yang berganti di setiap tahunnya yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.

Baca juga: Perbedaan Musim di Bumi Belahan Utara dan Selatan

Namun, berbeda pada belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa, pada bagian ini hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Perbedaan frekuensi waktu siang dan malam 

Dampak dari revolusi bumi ini membuat perbedaan frekuensi dari siang dan malam. Siang dan malam pada bagian bumi utara dan selatan akan berbeda dengan bagian bumi di garis khatulistiwa.

Pada bagian bumi tengah atau khatulistiwa ini memiliki waktu siang dan malam yang terbagi rata masing-masing 12 jam.

Kombinasi dari revolusi dan sumbu kemiringan bumi ini menimbulkan gejala alam pada frekuensi waktu siang dan malam. Makin ke arah utara frekuensi waktu siang atau malam akan terasa lebih lama, bagian paling selatan juga merasakan hal itu.

Baca juga: Akibat Revolusi Bumi terhadap Matahari Terbit dan Tenggelam

Gerak semu tahunan Matahari 

Gerak semu tahunan matahari ini adalah latar belakang dari perubahan musim dan perbedaan frekuensi siang dan malam yang ada di bumi.

Semua fenomena yang terjadi itu karena posisi matahari yang berubah-ubah setiap bulan. Revolusi bumi ini yang membuat posisi matahari berubah.

Bagian bumi yang mendapat sinar matahari lebih banyak akan mengalami siang dan musim panas.

Begitu juga terjadi pada sebaliknya, jika bagian bumi tidak terkena sinar matahari akan mengalami malam dan musim dingin. Ini akan berulang-ulang terjadi setiap tahun.

Baca juga: Apa itu Fenomena Aphelion?

Terbentuknya rasi bintang

Rasi bintang adalah sekelompok bintang yang membentuk pola tertentu. Sebenarnya rasi bintang yang kita lihat itu jaraknya tidak berdekatan satu sama lain.

Letak antara satu bintang dengan yang lain berjauhan, ketika kita mengamati dari bumi tampak berdekatan dan tersusun polanya.

Karena revolusi bumi ini rasi bintang pada setiap bagian bumi akan terlihat berbeda.

Bumi bagian utara hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di utara, bumi bagian selatan hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di selatan, begitu juga bagian bumi yang lain.

Baca juga: 10 Jenis Rasi Bintang yang Paling Terkenal

Adanya kalender masehi

Kalender masehi ini tercipta karena adanya revolusi bumi. Berdasarkan pembagian bujur, batas dari penanggalan internasional ada pada 180 derajat.

Jika di belahan timur bujur 180 derajat berada pada tanggal 6 maka di belahan barat bujur 180 derajat masih tanggal 5, kejadian ini seolah-olah melompat sehari. Hitungan kalender masehi ini satu tahun ada 365,25 hari.

Kalender masehi ini awal mulanya digunakan oleh Julius Caesar atau dikenal dengan kalender Julian.

Kalender Julian ini dihitung berdasarkan selang waktu antara musim semi dengan musim semi berikutnya di bagian bumi utara. Selang waktu ini tepatnya 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik.

Baca juga: Apa Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah?

Dalam hitungannya kemudian Julius Caesar ini menetapkan perhitungan kalender masehi seperti berikut:

  • Waktu dalam setahun adalah 365 hari dan sehari 24 jam.
  • Karena 365 hari itu lebih seperempat hari setiap tahunnya maka melebihi satu hari setiap empat tahun menjadi 366 hari. Logikanya seperti ¼ dikali 4 yang hasilnya 1. Tahun yang memiliki 366 hari ini disebut tahun kabisat. Biasanya terjadi pada bulan Februari.
  • Untuk mengingat dengan mudah maka tahun kabisat adalah tahun yang dapat dibagi habis dengan empat seperti, 2000, 2004, 2008, dan seterusnya.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi