Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Insiden Hotel Yamato

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Foto kolase peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (merah- putih-biru) menjadi bendera Indonesia (merah-putih). 

Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. 

Tindakan tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu dan berusaha menurunkan bendera tersebut. 

Akhirnya, bendera Belanda berhasil diturunkan dan bagian bendera yang berwarna biru dirobek. Kemudian bendera dikibarkan kembali sebagai bendera Indonesia (merah-putih). 

Pengibaran bendera Merah Putih diiringi dengan pekikan Merdeka berulang kali.

Baca juga: Pertempuran Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi

Sesudah insiden di Hotel Yamato tersebut, pada tanggal 27 Oktober 1945 meletuslah pertempuran pertama Indonesia melawan tentara AFNEI. 

Serangan-serangan kecil itu ternyata dikemudian hari berubah menjadi agresi umum yang memakan banyak korban, baik warga sipil dan militer di pihak Indonesia dan Inggris. 

Hingga akhirnya, Jenderal D.C. Hawthorn meminta bantuan Presiden Sukarno untuk meredakan situasi dan menyelenggarakan gencatan senjata.

Gencatan senjata tersebut gagal dan ditambah dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, yang kemudian berdampak pada dikeluarkannya ultimatum 10 November oleh pihak Inggris. 

Pertempuran Surabaya 10 November 1945 

Dengan meninggalnya Mallaby, pasukan sekutu menyerang Kota Surabaya dan pejuang Undinesua tidak gentar. Hal tersebut menjadi puncak pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. 

Pejuang Indonesia tidak hanya senjata tajam, tetapi juga bambu runcing. Dari peristiwa tersebut, banyak pejuang Indonesia yang gugur mencapai 20.000 orang. Sementara pihak sekutu 1.500 orang. 

Baca juga: Mendaratnya Pasukan AFNEI Inggris di Surabaya

Pertempuran tersebut berlangsung selama tiga minggu, dan berakhir pada 28 November 1945. Korban meninggal mencapai ribuan dan banyak penduduk yang megungsi. 

Untuk mengingat perjuangan para pahlawan, Presiden Sukarno, melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi