Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Ambarawa

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org
Suasana sekitar saat Pertempuran Ambarawa terjadi
Editor: Silmi Nurul Utami

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah.

Peristiwa ini diawali dengan kedatangan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang pada 20 Oktober 1945.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedatangan mereka bertujuan untuk melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.

Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Pertempuran Ambarawa

Semula kedatangan tentara Sekutu disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr. Wongsonegoro menyepakati menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu.

Adapun tentara sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia.

Namun, ternyata tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, ternyata tentara sekutu telah mengikutkan tentara NICA.

Terjadinya Perang Ambarawa

Pada saat mereka membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan Ambarawa, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan dari pihak Indonesia.

Hal ini menyebabkan terjadinya insiden yang kemudian meluas menjadi sebuah pertempuran terbuka di Magelang dan Ambarawa.

Baca juga: Peristiwa Jepang Menyerah pada Sekutu

Pada saat tentara Sekutu ingin menduduki dua desa di sekitar Ambarawa, pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas berusaha membebaskan dua desa itu. Letkol Isdiman gugur dalam peristiwa tersebut.

Setelah gugurnya Letkol Isdiman, Panglima Divisi Banyumas Kolonel Sudirman terjun langsung memimpin pertempuran.

Pada tanggal 12 Desember 1945, Kolonel Sudirman mengadakan rapat dengan para Komandan TKR dan Laskar.

Kemudian, pada tanggal 12 Desember 1945 pasukan Indonesia melancarkan serangan terhadap tentara Sekutu di Ambarawa.

Pertempuran berlangsung sengit, pasukan Indonesia menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga tentara Sekutu benar-benar terkurung.

Baca juga: Pelajaran dari Perjuangan Jenderal Soedirman

Setelah berlangsung beberapa hari, pada tanggal 15 Desember 1945, pasukan Indonesia berhasil mengalahkan tentara Sekutu dan menguasai kota Ambarawa.

Kemenangan Indonesia pada pertempuran ini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan di Ambarawa.

Letkol Isdiman tewas

Tokoh atau pejuang yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa pada 20 November 1945 sebagai upaya untuk mempertahankan kemerdekaan adalah Letkol Isdiman.

Letnan Kolonel Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa.

Isdiman lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913. Letkol Isdiman merupakan orang kepercayaan dari Kolonel Soedirman untuk mengatur siasat pertempuran di Ambarawa.

Baca juga: Pertempuran Ambarawa: Sejarah Terjadinya dan Tokoh-tokohnya

Letkol Isdiman menjadi pemimpin pasukan yang berasal dari Purwokerto. Semasa perjuangannya, Isdiman sudah berusaha menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin.

Namun, sewaktu menjalankan tugas, Letkol Isdiman harus gugur. Letkol Isdiman diberondong tembakan pesawat tempur RAF pada 26 November 1945.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi