Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Puisi merupakan karya sastra yang berisi kata-kata yang indah dengan syair yang penuh makna. Kadang ketika membaca atau mendengar puisi kita bisa terbawa perasaan.
Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang terikat oleh irama, rima, serta susunan bait dan larik.
Puisi mampu mengungkapkan emosi maupun pengalaman penulis yang berkesan, kemudian dituangkan dengan gaya bahasa yang berirama sehingga makin menarik untuk dibaca.
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru atau modern. Ada beberapa karya sastra yang berbentuk puisi misalnya pantun, talibun, gurindam, syair, dan seloka.
Baca juga: 4 Perbedaan Puisi dan Prosa
Berikut penjelasannya:
Pantun
Pantun adalah puisi lama yang mempunyai aturan penulisan. Pantun terdiri atas empat baris dalam satu baitnya, dua baris pertama berisi sampiran atau kiasan nya, dan dua baris berikutnya adalah isi.
Bunyi akhir kalimat pantun mempunyai aturan, yaitu bunyi akhir baris pertama harus sama dengan bunyi akhir baris ketiga, dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris.
Contoh pantun:
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam siang riang
Menangis mayat di dalam kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Baca juga: Pantun: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya
Talibun
Talibun hampir sama dengan pantun. Hanya saja talibun satu baitnya terdiri atas enam baris, delapan baris, dua belas baris dan seterusnya.
Jika talibun terdiri atas enam baris, maka tiga baris yang pertama merupakan sampiran dan tiga baris berikutnya adalah isi.
Namun, jika jumlah baris talibun delapan baris maka jumlah empat baris yang pertama adalah sampiran dan jumlah baris berikutnya adalah isi, begitu seterusnya.
Bunyi kalimat talibun berima ABC-ABC apabila bait talibun terdiri atas enam baris. Artinya, bunyi akhir baris pertama sama dengan baris ketiga, bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat dan bunyi akhir baris ketiga sama dengan baris keenam.
Baca juga: Puisi Lama: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Contoh talibun:
Mendaki bukit tempurung
Menurun ke Tanjung lalang
Membawa rotan dua lembar
Kami mendengar berita burung
Bunga larang sudah hilang
Kumbang mana yang mengambilnya
Gurindam
Gurindam disebut sajak dua seuntai, yaitu puisi lama yang satu baitnya terdiri atas dua baris. Bunyi akhir kalimat pada gurindam sama.
Berbeda dengan pantun, gurindam tidak mempunyai sampiran.
Contoh gurindam:
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahlah ia menyala
Barang siapa mengenal diri
Market telah mengenal dunia
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Baca juga: Gurindam: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya
Syair
Syair adalah karya sastra berbentuk puisi lama yang satu baitnya terdiri atas empat baris. Bunyi akhir kalimat syair sama. Syair tidak mempunyai sampiran.
Contoh syair:
Diriku hina amatlah Malang
Padi ditanam tumbuhlah lalang
Puyuh di sangkar jadi belalang
Ayam ditambat disambar elang
Seloka
Seloka disebut pantun berbingkai. Tiap bait seloka terdiri atas empat baris. Kalimat kedua dan keempat pada bait pertama akan diulang pada bait kedua, baris kedua dan keempat pada bait kedua akan diulang pada bait ketiga dan seterusnya
Baca juga: Ciri-ciri Puisi Rakyat (Pantun, Gurindam, Syair)
Contoh seloka:
Seganda gugur di halaman
Daun melayang masuk kulah
Dengan adinda minta berkenalan
Rindunya bukan ulah-ulah
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.