Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kemerdekaan telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan tersebut mencakup kehidupan sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Berikut penjelasannya:
Kehidupan sosial
Sebelum kemerdekaan, telah terjadi diskriminasi rasial yang membagi masyarakat menjadi beberapa kelas.
Saat itu, masyarakat Indonesia didominasi warga Eropa dan Jepang, sebagian besar pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang menjadi pekerja bagi bangsawan dan penguasa.
Setelah merdeka, segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan, dan semua warga Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Baca juga: Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Masalah Ekonomi di Awal Kemerdekaan
Pendidikan
Pada masa penjajahan, kesempatan memperoleh pendidikan bagi anak-anak Indonesia sangat terbatas.
Dari sejumlah anak, hanya sebagian kecil saja yang sempat menikmati sekolah. Akibatnya, sebagian besar penduduk Indonesia masih buta huruf.
Oleh karena itu, setelah Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K).
Ki Hajar Dewantara menjabat selama 3 bulan. Kemudian, jabatan dilimpahkan kepada Mr. T.S.G. Mulia yang menjabat selama 5 bulan.
Selanjutnya, jabatan Menteri PP dan K dijabat oleh Mohammad Syafei. Kemudian, digantikan oleh Mr. Suwandi.
Pada masa jabatan Mr. Suwandi, dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang bertugas meneliti dan merumuskan masalah pengajaran setelah kemerdekaan.
Seusai menyelesaikan tugasnya, panitia ini menyampaikan saran kepada pemerintah. Kemudian, disusunlah dasar struktur dan sistem pendidikan di Indonesia.
Baca juga: 8 Provinsi di Awal Kemerdekaan Indonesia
Tujuan umum pendidikan di Indonesia merdeka adalah mendidik anak-anak agar menjadi warga negara yang berguna.
Diharapkan kelak mereka dapat memberi pengetahuannya kepada negara. Dengan kata lain, tujuan pendidikan pada masa itu lebih menekankan pada penanaman semangat patriotisme.
Pendidikan pada awal kemerdekaan terbagi atas empat tingkatan, yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi.
Pada akhir 1949, tercatat ada 24.775 buah sekolah rendah di seluruh Indonesia.
Untuk pendidikan tinggi, sudah ada sekolah tinggi dan akademi di beberapa kota, seperti Jakarta, Klaten, Surakarta dan Yogyakarta.
Selain itu, ada pula universitas, misal Universitas Gadjah Mada.
Baca juga: Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Kebudayaan
Dalam bidang kesenian, bermunculan lagu bertemakan nasionalisme yang diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simajuntak, Kusbini, dan Ismail Marzuki.
Lagu tersebut, antara lain Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.